Kehadiran
televisi telah mengubah seluruh budaya yang ada, ia seakan-akan merupakan
bagian dari masyarakat saat ini. Hampir setiap hari kita melihatnya dan dalam
jangka waktu yang cukup lama, hidup tanpa TV merasa sepi. Itulah kata-kata yang
paling sering diucapkan oleh masyarakat. Banyak yang mempunyai pandangan
negatif terhadap program televisi dari dulu, sekarang, maupun masa-masa yang
akan datang tetap sama, bisa jadi malah lebih parah.
Ada
yang mengatakan bahwa untuk menghindari dampak negatif dari tayangan televisi
sebenarnya ada langkah yang sangat gampang untuk dilakukan, yaitu matikan saja
televisinya. Persoalan ini tidaklah begitu mudah seperti yang kita bayangkan,
karena televisi telah menjadi bagian masyarakat modern dan merupakan alat
hiburan mini. Jadi, semudah memencet tombol switch off. Selain itu, televisi
pada zaman sekarang seolah-olah seperti heroin yang membuat masyarakat
ketagihan atas semua yang disajikan televisi. Walaupun menimbulkan dampak
negatif dan dapat merusak tubuh kita, mereka tetap mengkonsumsinya setiap hari.
Mereka acuh tak acuh dengan kesehatan dan lingkungan. Ini merupakan salah satu
bukti bahwa secara tidak langsung televisi telah membuat masyarakat kecanduan.
Televisi
mempunyai dampak negatif terhadap anak-anak, karena anak-anak yang banyak
menghabiskan waktunya di depan televisi akan mengalami obesitas. Hal ini
dikarenakan lemak yang seharusnya dibakar dengan berbagai aktivitas gerak atau
fisik tetap tersimpan di dalam tubuh yang akhirnya menimbulkan kegemukan.
Dampak
negatif ini tidak hanya bagi anak-anak saja, orang-orang dewasa pun juga harus
mulai hati-hati bila sudah kecanduan tayangan televisi. Seorang dokter
spesialis saraf di Case Western University Hospital of Medicine, Dr.
Robert Friedland dari Amerika Serikat menemukan fakta baru bahwa para
penderita Alzheimer yang telah lanjut usia ternyata pada saat usia mereka muda
atau paruh baya, waktu luangnya sebagian besar dihabiskan untuk menonton
televisi daripada melakukan kegiatan yang lain (baik fisik maupun mental). Para
penderita Alzheimer jarang mengisi waktu luangnya dengan aktivitas fisik atau
mental, kecuali hanya menonton TV saja pada saat mereka masih muda. Penyakit
Alzheimer diderita oleh seperempat jumlah orang lanjut usia yang berumur di
atas 80 tahun dan merupakan salah satu penyebab kematian pada usia lanjut.
Friedland
dan teman-temannya menyatakan bahwa seseorang yang terlalu sering duduk
menonton televisi secara lambat laun akan mengalami kerusakan pada otaknya.
Yang lebih menakutkan lagi adalah orang dewasa yang banyak menghabiskan
waktunya hanya untuk menonton televisi, ternyata 2,5 x lebih besar beresiko
untuk menderita Alzheimer. Fenomena ini sangat menakutkan, pasalnya sebagian
besar orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktunya hanya untuk duduk di
depan TV saja, sehingga mereka merupakan korban yang paling utama bila dibandingkan
dengan yang lainnya.
Penyakit
Alzheimer itu sendiri merupakan suatu gangguan berat pada otak dan sampai
sekarang belum bisa diobati dan disembuhkan. Memang saat ini sudah ada terapi
untuk Alzheimer, tapi terapi ini tidak dapat mengatasi dan menghentikan
kerusakan yang sedang berlangsung di dalam otak. Terapi ini hanya untuk
memperlambat seluruh proses perkembangan penyakit dan memperpanjang usia
penderita saja. Secara perlahan-lahan dan pasti, penderita akan kehilangan
kemampuan mentalnya yang disertai dengan gejala gangguan kepribadian, daya
ingat, kemampuan kognitif (daya pikir), dan kemampuan bicara pada stadium
lanjut. Dan pada akhirnya mereka tidak berdaya melakukan aktivitas sehari-hari.
Jadi, dari sini dapat disimpulkan bahwa gaya hidup yang buruk adalah menonton
televisi dan kurangnya aktivitas fisik oleh beberapa orang.
Dokter
C.T Tan, seorang neurolog dari University of Malaya, Kuala Lumpur
dan editor dari The Neurogical Journal of Southeast Asia mengatakan
bahwa orang yang aktif secara mental lebih aman dari ancaman penyakit
Alzheimer. Hal ini dikarenakan seseorang yang sering menggunakan daya pikirnya
(kognitif), kapasitas intelektualnya akan menjadi lebih banyak sehingga masih
sanggup bertahan bila terjadi gangguan di dalam otak. Selain itu, aktivitas
mental juga dapat menstimulasi terjadinya perubahan sel-sl saraf, sehingga
dapat menahan serangan Alzheimer. Penelitian yang lain juga mencatat bahwa ada
penurunan resiko penyakit Alzheimer pada orang-orang yang berpendidikan tinggi
dan mengerjakan tugas dengan menggunakan kognitif dan bukannya fisik.
Hasil
penelitian menyatakan bahwa pada saat akhir pekan seseorang bisa menghabiskan
waktunya 8 jam per hari untuk menonton televisi. Hal ini sangat berbahaya
karena ketika menyaksikan televisi, otak manusia seolah-olah dimanjakan,
kewaspadaan menjadi menurun karena terlena dengan acara yang ditayangkan,
akibatnya otak tidak dirangsang untuk belajar. Friedland mengatakan bahwa
menonton TV selama 4 jam setiap hari sudah dapat dikategorikan sebagai kebiasaan
yang buruk bagi otak. Yang sangat memprihatinkan adalah sekarang ini anak-anak
lebih senang menghabiskan waktunya untuk menonton televisi daripada melakukan
aktivitas yang lain. Padahal kebiasaan bersepeda, main petak umpet, dan
aktivitas yang lainnya merupakan aktivitas yang baik bagi fisik karena dapat
menggerakkan tubuh. Misalnya bersepeda, aktivitas yang satu ini sangat berguna
bagi kita karena dapat mengencangkan otot betis, pinggul, terutama bagian paha
depan, dan dapat membakar sekitar 350 sampai 700 kalori per jamnya. Tapi hal
ini tergantung pada kecepatan dan jalur yang ditempuh, semakin cepat mengayuh
sepeda dan semakin menanjak jalur yang ditempuh maka semakin banyak kalori yang
dibakar. Selain itu bersepeda juga dapat mendorong kapasitas aerobic, sehingga
jantung akan mengangkut lebih banyak oksigen ke otot, yang akhirnya kadar
kolesterol dan tekanan darah juga dapat menurun ke titik sehat, Para ahli
menemukan bahwa otak sama seperti anggota badan lainnya, misalnya kaki dan
tangan akan mengecil jika tidak digerakkan, demikian halnya dengan otak. Otak
dapat diperbesar dengan terus menerus belajar dan melatih mental, tapi bila
tidak pernah diberi rangsangan dan dibiarkan maka akan semakin mengecil. Oleh
karena itu para ahli menganjurkan agar menghindari terlalu banyak menonton TV
dan melakukan aktivitas yang lain yang lebih bermanfaat bagi tubuh, agar dapat
terhindar dari penyakit yang berbahaya. Karena apabila sudah terkena penyakit
Alzheimer maka tidak bisa disembuhkan lagi. Bila kita punya anggapan masih bisa
disembuhkan, maka hal itu salah besar, sebab yang ada hanya terapi untuk
memperlambat proses perusakan saja. Jadi hindarilah menonton TV mulai dari
sekarang agar dapat terhindar dari penyakit berbahaya seperti Alzheimer.
Sumber
Referensi
Majalah
Healthy Today Edisi Desember 2002
https://id.wikipedia.org/wiki/Alzheimer
http://penyakitalzheimer.com/
http://alzheimersnewstoday.com/wp-content/uploads/bfi_thumb/Alzheimer-66ev0n5vzxoph9rfxozycvsxvnoidks7m7r759ugul6.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.