Breaking News
recent

Televisi Menyebarkan Kebudayaan Non Islam

Hari ulang tahun dan valentine merupakan nama peringatan yang sangat populer di kalangan remaja. Banyak remaja yang menganggapnya sebagai kebiasaan umum dan boleh dirayakan oleh setiap orang. Namanya menjadi populer ketika televisi hadir di tengah-tengah masyarakat. Banyak acara-acara televisi yang diisi dengan perayaan ulang tahun. Mereka menyebarkannya lewat film-film atau sinetron-sinetron yang ditayangkan dan juga peringatan ulang tahun stasiun televisi. Perayaan ulang tahun selalu diisi dengan pemotongan kue dan tradisi tiup lilin, selain itu perayaan ini identik dengan adanya pesta kegembiraan. Sedang khusus peringatan valentine diperingati hanya tiap tanggal 14 Februari saja. Pada tanggal ini banyak acara-acara yang digelar untuk para remaja. Hampir setiap stasiun TV ikut meramaikannya, toko-toko memberikan diskon, setiap tempat keramaian dihiasi dengan warna pink, penuh dengan coklat dan bunga, sehingga di setiap tempat terlihat sangat ramai dan penuh dengan berbagai hiasan. Entah siapa yang pertama menyebarkan kedua perayaan tersebut, tapi yang pasti kebudayaan ini begitu terkenal dan cepat menyebar dengan hadirnya televisi. Sebenarnya, kedua hari raya tersebut tidaklah boleh dirayakan, karena tidak berasal dari Islam, melainkan berasal dari agama lain.
Perayaan ulang tahun merupakan kebiasaan yang berasal dari Yunani kuno, bila kita meniup lilin di atas kue ulang tahun, maka secara tidak langsung kita telah mengikuti adab yang diciptakan oleh orang-orang Yahudi kuno. Dahulu, pada hari keenam setiap bulan dimana Artemis (Dewi Berburu) berulang tahun. Orang Yunani kuno membuat kue madu dengan lilin menyala di atasnya untuk menghormatinya. Setelah semua lilin padam, mereka berdo’a kepada Dewi Artemis agar mendapatkan hadiah. Di masa kini, kebudayaan ini masih ada, bahkan sangat populer di kalangan masyarakat. Mereka percaya bahwa orang yang meniup semua lilin di atas kue ulang tahunnya, semua permintaannya akan dikabulkan. Walhasil, kebudayaan ini diikuti banyak masyarakat dengan harapan semua do’anya dapat menjadi kenyataan, terutama bagi mereka yang masih remaja. Mereka selalu merayakan ulang tahunnya dengan meriah dan mengundang banyak teman, karena dengan begitu mereka akan mendapatkan banyak hadiah dari teman-temannya. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan teman baru dalam acara tersebut.
Sekarang masalah valentine, hari valentine ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada masa Romawi kuno, sekitar pada abad ke-13, tanggal 14 Februari merupakan hari dimana untuk menyembah Dewi Juno (Dewi Wanita dan Pernikahan). Sedangkan pada malam harinya merupakan hari raya Lupercalia yang jatuh pada tanggal 15 Februari. Hari
raya Lupercalia merupakan hari raya peribadatan atau untuk menyembah kepada Dewa Lupercus, Dewa kesuburan, pelindung ternak dan padang rumput. Upacara ini dilakukan oleh pemuda dan pemudi yang diisi dengan ritual dansa dan diakhiri dengan hubungan badan. Selain itu, perayaan valentine juga dikaitkan dengan cerita pendeta Saint Valentine (orang suci), yang mendapatkan hukuman penggal dari Claudius the Goth. Pada masa Valentine, akhir abad III, kerajaan Romawi sedang dipimpin oleh Claudius II yang mempunyai misi ekspansif dan militeristik. Claudius II menganggap bahwa ketika menghadapi peperangan, para tentara yang masih bujangan lebih tabah bila dibandingkan dengan yang sudah menikah. Melihat keadaan ini, akhirnya dia mengeluarkan Undang- Undang tentang larangan pernikahan.
Tanpa disadari oleh Claudius, ternyata larangan ini ditentang oleh Valentine dan dia tetap menikahkan pasangan muda-mudi tanpa sepengatahuan Claudius. Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya perbuatan Valentine tersebut terbongkar dan dia dipenjara. Di dalam penjara tersebut, Valentine jatuh cinta kepada seorang gadis buta yang merupakan putrid dari seorang sipir penjara. Valentine sering menulis surat cinta kepada gadis buta tersebut dengan kata-kata “Dari Valentinemu”. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa kata-kata cinta yang diberikan Valentine dapat menyembuhkan kebutaan gadis tersebut. Tetapi pada akhirnya Valentine mendapatkan hukuman penggal atas perbuatannya. Hukuman tersebut dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 270 M dan ada yang mengatakan pada tahun 269 M.
Tahun 494 Februari 270 M, Dewan Gereja yang berada di bawah pimpinan Paus Glasius I merubah bentuk upacara Lupercalia menjadi perayaan Purifikasi. Selanjutnya tahun 496 M, Paus Glasius I merubah tanggal perayaan purifikasi yang berasal dari upacara Lupercalia dari tanggal 15 Februari menjadi 14 Februari. Maka, untuk menghormati jasa-jasa Saint Valentine, ditetapkanlah tanggal 14 Februari sebagai Valentine Day.
The Encyclopedia Britania, vol 12, sub judul Cristianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Glasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada tanggal 14 Februari.
Berdasarkan sejarah terbentuknya dan asal kebudayaan Valentine Day, maka sangatlah jelas bahwa ikut merayakan Valentine Day hukumnya adalah haram. Karena perayaan tersebut tidak berasal dari Islam, melainkan berasal dari agama Nasrani. Dan ada pula versi lain yang mengatakan bahwa hari Valentine berasal dari agama paganisme yang dihidupkan lagi oleh orang-orang Nasrani. Apabila kita melihat bahwa tujuan perayaan Valentine Day merupakan alat untuk mendekatkan kepada ajaran Kristen, maka tidak dapat dielakkan lagi keharamannya, karena Rasulullah SAW melarang kita untuk merayakannya, Rasulullah bersabda :
من تشبه بقوم فهومنهم
Barang siapa meniru perbuatan suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad)
Pengharaman perayaan Valentine Day ini tidak hanya bagi yang ikut memeriahkan atau merayakan, tetapi juga bagi yang mengucapkan selamat hari Valentine. Bila tujuan perayaan adalah untuk mengenang Saint Valentine, maka sudah termasuk perbuatan kufur. Sedangkan bila tujuannya tidak begitu maka sudah termasuk kemungkaran yang besar. Ibnu Qoyyim berkata “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal, memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengucapkan “Selamat Hari Raya” dan yang semisalnya. Yang mengucapkan, kalaupun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai daripada memberi selamat atas perbuatan minum khamr atau membunuh….”
Sedangkan Ibnu Taimiyah berkata “Bila sahabat Umar radhiyallohu 'anhu melarang meniru dan mempelajari bahasa mereka dan melarang memasuki tempat peribadatan mereka pada hari raya mereka, maka bagaimana meniru perbuatan mereka atau meniru apa yang menjadi cirri khas agama mereka. Bukankah meniru perbuatan lebih berbahaya daripada meniru bahasa ?”
Ibnu Umar r.a menukil kalam dari ayahnya: “Barang siapa merayakan hari ulang tahun dan pesta mereka dan menyerupai mereka, dia meninggal dunia akan dikumpulkan bersama mereka.” Selanjutnya Umar radhiyallohu 'anhu berkata: “Jauhilah musuh-musuh Allah pada waktu hari raya mereka.”
Sebagai umat Islam seharusnya kita menghindari perayaan-perayaan yang bukan berasal dari agama Islam, karena bila kita mengikutinya walaupun Cuma beberapa perayaan saja, maka sedikit demi sedikit kita akan mengikuti semua perayaannya, menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, dan tanpa sadar kita telah ikut merayakan semua hari raya mereka. Jadi kita semua harus mengingkarinya dan menyelisihi kebiasaan-kebiasaan orang kafir, baik secara lahir maupun batin, karena hal ini dapat mempengaruhi cara berfikir dan moral masyarakat.
Rasulullah bersabda “Tidak akan bangkit hari kiamat melainkan umatku ini mengambil peradaban umat pada abad sebelumnya, yaitu sejengkal demi sejengkal, lalu sehasta demi sehasta” wahai Rasulullah “Apakah mereka akan meniru bangsa Persia dan Roma?” beliau menjawab “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhori)
Abdur Rauf al-Munawi berkata “Hadits yang menjelaskan larangan meniru orang kafir menjelaskan bahwa kita wajib menyelisihi kebiasaan orang kafir, sekalipun tidak membawa kerusakan umpamanya. Sebab menyamai mereka walaupun secara lahir (tidak ada keinginan untuk meniru mereka) akan terkesan di mata umum sama dengan mereka, dengan demikian jelas akan berpengaruh nantinya terhadap moral dan perbuatan. Hal ini tidak bisa diingkari, misalnya orang yang berpakaian seperti Ulama’, tentu hatinya ada perasaan ingin bergabung dengan mereka. Demikian juga orang yang berpakaian tentara, tentu akan ada perasaan untuk meniru akhlak mereka. Selanjutnya menyelisihi orang kafir dari adat mereka yang nampak akan mendorong kita untuk berpisah dengan mereka. Dan dengan berpisah dengan mereka berarti selamat dari kemarahan dan kesesatan mereka dan kita tidak akan merasa berlemah lembut dan senang dengan pengikut hawa nafsu.
Sebenarnya antara perayaan Natal, Valentine Day, dan ulang tahun tidak ada bedanya sama sekali, karena semuanya merupakan produk dari umat Kristiani. Jadi kita harus menjauhinya. Selain itu, kita tidak hanya harus menjauhinya melainkan kita juga tidak boleh mengucapkan ucapan salam kepada orang yang beragama Nasrani walaupun mereka juga mengucapkan selamat ketika orang Islam berhari raya. Berikut fatwa dari LAJNAH DAIMAH KSA yang diketuai oleh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz.”
“Tidak boleh seorang Muslim memberi ucapan selamat kepada orang Nasrani pada hari raya mereka, karena hal itu berarti tolong-menolong di atas dosa. Sungguh Allah telah melarang kita dari hal itu:

“Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maa’idah: 2)

Sebagaimana di dalam ucapan selamat itu terdapat kasih sayang kepada mereka, menuntut kecintaan, serta menampakkan keridhoan terhadap mereka dan syair-syair mereka. Ini tidak diperbolehkan. Bahkan yang wajib (bagi seorang Muslim) adalah menampakkan permusuhan dan kebencian kepada mereka karena mereka selalu menentang Allah Azza wa Jalla dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, menjadikan bagi-Nya istri dan anak.” Sudah selayaknya kita sebagai penganut agama Islam menjauhi semua kebudayaan jahiliyah yang jelas-jelas merusak akidah. Dengan berbagai alasan apapun kita harus membencinya dan tidak ikut-ikutan merayakan, karena apabila kita ikut merayakannya maka secara tidak langsung kita telah ikut menyebarkan kebudayaannya. Dan ikut menyebarkan sama halnya dengan mempercayai Tuhan mereka dan ikut menjadi pemeluk agamanya. Allah berfirman :
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kaafirun: 1-6)
Kita sudah punya agama yang paling benar yaitu Islam, lalu buat apa kita harus menjadi bagian dari agama lain ? Harus menyebarkan agama mereka ? Padahal yang bisa membuat kita selamat adalah Islam. Daripada menyebarkan ajaran agama orang-orang Nasrani, lebih baik kita menyebarkan ajaran agama Islam kita akan mendapat pahala dan banyak teman. Selain itu, perayaan Valentine merupakan budaya syirik jadi kita harus menjauhinya.
Dalam artikelnya Ken Swiger yang berjudul dikatakan bahwa sebenarnya kata“Should biblical christians observe it ?” “Valentine” berasal dari bahasa lain yang mempunyai arti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus yang merupakan Tuhan orang Romawi. Apabila ada yang mengucapkan “Be my Valentine, please”, berarti dia telah melakukan perbuatan syirik, karena sama halnya dengan meminta orang lain untuk menjadi “Sang Maha Kuasa”, menyamakan makhluk dengan Allah dan ini merupakan perbuatan syirik, sedangkan orang yang syirik diharamkan masuk syurga. Allah berfirman”
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al-Maa’idah : 72).
Demikian beratnya siksaan bagi orang yang melakukan perbuatan syirik, mereka ditempatkan di dalam neraka dan tidak ada orang yang dapat menolongnya. Mereka juga diharamkan masuk syurga karena syirik merupakan perbuatan dosa besar. Hukuman ini memang pantas bagi mereka karena mereka telah menyekutukan Allah dan mencari Tuhan selain Allah.
Dulu, pada saat masa Romawi, perayaan Valentine merupakan perayaan untuk menyembah Dewa-Dewa kuno yang penuh dengan mitologi sesat dan merupakan acara muda-mudi untuk pesta kemaksiatan. Karena setelah menyembah Dewi Juno dan Lupercus, mereka melakukan pesta dansa yang kemudian diakhiri dengan making love. Tapi pada masa sekarang, kebudayaan tersebut mulai mengalami pergeseran karena perayaan Valentine pada saat ini hanya diisi dengan berbagai ritual yang penuh dengan dosa, pergaulan bebas terjadi dimana-mana.
Setiap perayaan Valentine, dimana-mana digelar pesta, mulai dari desa sampai kota, dari sekedar tukar hadiah sampai saling tukar pasangan zina, semua itu dilakukan dengan dalih “atas nama cinta”. Padahal yang mereka lakukan hanyalah zina semata dan atas dasar nafsu saja, bukan karena cinta. Dalam pesta tersebut semua bisa dilakukan asalkan saling suka sama suka, mau berciuman sama pasangan boleh, mau petting di kamar tidak ada yang melarang, mau berhubungan badan dengan kekasih silahkan, pokoknya semua bebas melakukan apa yang ingin dilakukan selama tidak ada paksaan dari kedua belah pihak. Kalau tidak ada pasangan yang diajak buat ML, gimana? Gampang, kan masih ada yang di pinggir jalan, alias “si kupu-kupu malam” atau yang lebih ngetrennya lagi disebut dengan “miss call” atau wanita panggilan. Miss call berasal dari bahasa Inggris, “miss” mempunyai arti wanita dan “call” berarti panggilan. Jadi miss call adalah wanita yang bisa dipanggil untuk melayani semua keinginan customernya, lalu buat apa bingung-bingung cari pasangan ML buat merayakan Valentine? Naudzu billahi min dzalik, bagaimana mungkin perbuatan zina dapat diperbolehkan padahal Allah telah mengharamkannya dan mendekatinya dilarang. Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’: 32)
Ingatlah bahwa sesungguhnya perayaan hari Valentine merupakan cara yang halus yang digunakan orang Nasrani untuk memurtadkan dan menjauhkan generasi umat Islam dari penerapan syariat dan nilai-nilai agama Islam. Walaupun perayaan ini tidak menyinggung agama Nasrani sedikitpun, tapi bila dilihat dari kegiatan yang dilakukan untuk merayakannya, seperti pesta kemaksiatan, hura-hura, dan kesia-siaan, maka jelaslah bahwa Valentine merupakan pemurtadan yang halus.
Islam tidak melarang cinta, bahkan Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai cinta yang ada. Kasih sayang Islam tidak sebatas pada tanggal 14 Februari saja dan tidak terikat waktu-waktu tertentu. Islam tidak memerlukan hari kasih sayang khusus seperti Valentine. Perwujudan cinta dalam Islam dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.