Televisi
ditemukan oleh John Logie Baird dari Scotlandia pada tahun 1923, tapi baru
masuk ke Indonesia pada tahun 1963. sejak kemunculannya, dunia mengalami
perubahan yang cukup drastis.
Dalam hitungan menit peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang lain dapat
kita ketahui. Oleh karena itu, sekarang ini televisi telah menjadi kebutuhan
tiap masyarakat dan tak hanya sebagai hiburan saja, sebab dengan adanya
televisi bisnis yang dijalankan dapat menuai hasil yang cukup baik dan
produk-produk yang dikeluarkan pun bisa langsung dikenal masyarakat. Tapi,
tanpa kita sadari ternyata televisi juga membawa dampak yang cukup buruk bagi
kita semua, baik kesehatan maupun moral.
Penyakit Al-zheimer
Dr.
Robert Friedland dari Amerika Serikat menemukan fakta baru bahwa para penderita
Alzheimer yang telah lanjut usia, ternyata pada waktu masih paruh baya, waktu
luangnya sebagian besar dihabiskan untuk menonton televisi daripada melakukan
kegiatan yang lain (baik fisik maupun mental). Penyakit ini telah diderita oleh
seperempat jumlah orang lanjut usia yang berumur di atas 80 tahun dan menjadi
salah satu penyebab kematian pada usia lanjut.
Friedland
dan teman-temannya menyatakan bahwa seseorang yang terlalu sering duduk di
depan televisi secara lambat laun akan mengalami kerusakan pada otaknya. Dan
yang lebih menakutkan adalah orang dewasa yang banyak menghabiskan waktunya
hanya untuk menonton televisi, ternyata 2,5 X lebih besar beresiko terserang
Alzheimer. Penyakit Alzheimer itu sendiri merupakan suatu gangguan yang berat
pada otak dan sampai sekarang belum bisa diobati dan disembuhkan. Kalaupun
sudah ada terapinya, namun terapi tersebut tidak mengatasi dan menghentikan
kerusakan yang sedang berlangsung di dalam otak, melainkan hanya untuk
memperlambat kerusakan dan memperpanjang usia penderita.
Para
ahli menemukan bahwa otak sama halnya dengan anggota badan yang lainnya,
seperti kaki dan tangan, apabila tidak digerakkan maka semakin lama akan
mengecil juga. Tangan dan kaki dapat diperbesar dengan latihan beban, sedangkan
otak diperbesar dengan belajar dan membaca. Oleh karena itu, para ahli
menganjurkan agar menghindari menonton TV terlalu lama agar terhindar
Alzheimer.
Hedonisme
TV
telah mengubah para remaja untuk menjalani kehidupan ini dengan serba mewah.
Mereka meniru gaya para artis yang memakai pakaian mahal, parfum terkenal, dan
masih banyak lagi yang lainnya. Hampir sebagian besar masyarakat kehilangan
jati dirinya sendiri dan meniru artis idolanya. Hal ini senada dengan apa yang
dikatakan oleh Akbar S. Ahmad, seorang sosiolog, bahwa media TV di zaman modern
telah menimbulkan segala pemujaan tubuh dan personifikasi gaya hidup yang baru.
Obesitas
Dan A-Moral
Dulu,
sebelum TV datang ke tengah-tengah masyarakat, anak-anak setiap hari bermain
petak umpet, berlari-lari, bersepeda, dan lainnya. Tapi sejak adanya TV,
anak-anak duduk di depan TV untuk mengisi waktu luangnya. Hal ini sangat
mengkhawatirkan karena mereka dapat dengan mudah diserang penyakit. Para ahli
kesehatan pun banyak yang mulai cemas, karena waktu luang yang dimiliki
anak-anak hanya dihabiskan dengan melihat televisi yang menyebabkan sedikitnya
gerak tubuh, sehingga lemak yang ada di dalam tubuhnya, yang seharusnya dibakar
dengan beraktifitas justru ngendon di dalam tubuhnya dan akhirnya menimbulkan
obesitas (kegemukan), bila hal ini terus dibiarkan maka kesehatan anak-anak
bisa terganggu.
Selain
dapat menyebabkan obesitas, televisi juga dapat menciptakan generasi yang
a-sosial dan a-moral. Sekarang ini banyak anak-anak yang senang menyakiti
teman-temannya atau dikenal dengan istilah BULLYING. Perbuatan ini tak hanya
mencakup fisik semata, melainkan juga menyakiti secara psikis (ejekan dan
makian). Mereka melakukannya karena sering melihat tayangan serupa yang ada di
televisi dan tanpa ada bimbingan dari orang tuanya. Arini Hidayat (1997)
menyatakan bahwa kalau televisi bisa membentuk generasi a-sosial bahkan anti
social. Pendapat Arini ini didasarkan adanya korelasi positif yang ditunjukkan
oleh anak-anak yang suka nonton televisi dengan tingkat sosialisasi mereka
terhadap lingkungan dan pola pikir mereka tentang lingkungannya. Hal ini sangat
mungkin terjadi karena bagaimanapun juga pemikiran seseorang terkadang
dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat sehari-hari. Apabila mereka sering
melihat pertengkaran dalam kesehariannya, maka lama-kelamaan mereka akan menganggap
bahwa pertengkaran merupakan hal yang sudah lumrah.
Adegan
XXX
Seorang
ahli komunikasi yang bernama Dwyer mengatakan “sebagai media audio visual, TV
mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa
manusia lewat mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya
mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layer TV, walaupun hanya
sekali ditayangkan atau secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka
lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian.”
Berdasarkan
asumsi Dwyer di atas dapat diketahui bahwa TV telah menyita banyak perhatian
kita dan secara langsung kita akan dapat dengan mudah mengingat adegan yang
ditayangkan televisi, baik adegan baik maupun adegan yang buruk. Dalam beberapa
kasus, televisi secara perlahan telah merusak generasi penerus yang terhitung
masih kecil. Tak sedikit murid SMP
sudah pernah berciuman, dan melakukannya dengan pacarnya yang juga masih SMP. Mereka
melakukannya karena meniru film-film yang pernah ditayangkan di televise atau dibioskop. Hal ini sangat
menyedihkan, karena di usianya yang cukup kecil pikiran mereka telah diracuni
oleh berbagai tayangan yang tidak bertanggung jawab dari televisi. Bila tidak
segera diatasi, maka dikhawairkan kelak mereka akan melakukan adegan-adegan
lain yang tak seharusnya mereka lakukan.
Memang
televisi seperti buah simalakama, di satu sisi televisi telah memberi banyak
sumbangan yang sangat signifikan bagi perkembangan dan kemajuan dunia, tapi di
sisi lain televisi juga meninggalkan banyak dampak buruk bagi kita semua. Namun, semua tergantung bagaimana kita
menyikapinya.
Sumber
:
Riyadul
jannah online voleme : 2, issue : 7
David
G. Meyers . 1990. Social Psychology.
http://www.killyourdarlingsjournal.com/wp/wp-content/uploads/2015/08/golden-age-of-television.png
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.