Breaking News
recent

Sepotong Baju, Sepotong Buku

Sebuah mobil mewah melaju kencang di jalan raya yang ramai, di dalamnya ada 3 orang penumpang, seorang supir, seorang pejabat, dan seorang wanita cantik dengan paras indo, yang merupakan selingkuhan, mungkin cuma buat variasi rumah tangga, pejabat tersebut. Tak lama kemudian, mobil yang bernomorpolisikan “L” itu, perlahan berbelok ke arah jalan setapak dengan papan bertuliskan “RESTU”, toko baju dan buku. Lalu, mobil mewah berhenti di tempat parkir yang telah disediakan. Dari luar toko itu tampak tidak begitu megah, tapi terlihat nyaman dan rapi. Dari mobil mewah keluar laki-laki setengah baya dan berperut tambun disertai seorang wanita cantik dengan balutan busana yang minim, bukan mini lagi. Mereka pun langsung masuk ke dalam toko, udara AC yang dingin segera dirasakan kulit. Ssst… namun mereka tidak masuk ke bagian rak buku, melainkan yang menjejer baju-baju yang bermerk yang tentunya akan menghabiskan kocek banyak.
“Sayang, kalau kamu mau apa saja? Silahkan pilih, ntar mas yang bayarin”, kata laki-laki tersebut.
“Gampang mas, mungkin aku cuma pengen beli baju saja.” Jawab wanita tersebut sambil memilih sederetan baju yang bergelantungan. “Menurut mas, baju yang gimana yang cocok denganku? Yang panjang atau pendek? Yang gelap atau yang terang?”
Laki-laki itu pun bingung, “ehm…nggak tau juga sich, aku bingung kalau dimintai pendapat tentang baju, tapi aku lebih suka kalau kamu pakai baju dan rok itu.” Jarinya menunjuk baju dan rok yang panjangnya 25 centian dan bajunya pun super transparan.
“Emang kenapa mas suka kalau saya pakai rok itu?” tanya wanita itu sambil tersenyum
“Ya…nggak tau juga sich, cuma senang lihat saja!” jawab laki-laki itu
Wanita itu cuma diam saja, dia hanya memandangai wajah kekasihnya sambil melemparkan sebuah senyuman dan mencubit perut laki-laki itu. Tampaknya dia tahu apa maksud dari kata-kata pejabat tersebut. “Ya sudah, saya pilih yang model ini saja” sambil membawa baju yang super pendek dan rok yang sangat mini, “tunggu mas! Tapi mas suka warna yang mana? Yang biru atau yang putih?” sambil menggandeng lengan pejabat itu.
“ehm…warna biru kayaknya lebih cocok! Apa sayang nggak ingin yang lain lagi?” dia memegang pinggang kekasihnya dengan erat.
“Nggak ini saja sudah cukup, gian juga males belanja, kapan-kapan saja kita kesini lagi!” jawab wanita itu dengan sedikit manja.
Mereka pun berjalan menuju kasir dan menyerahkan sepotong baju untuk dibungkus. Di layer monitor terlihat bahwa harga sepotong baju itu 3 juta, sedangkan rok yang hanya berukurang 25 cm itu harganya 2 juta. Namun, walaupun begitu mereka tetap membayarnya karena baginya murah. Setelha itu mereka segera keluar dari toko dan menuju café mungil dan sejuk.
Tak lama setelah mereka beranjak pergi, di tempat kasir ada seorang laki-laki kurus yang menenteng sebuah buku yang berwarna kuning dengan judul “truly mars and venus” yang ditulis oleh John Gray. Dia pun menyerahkan uang 60 ribu kepada kasir, lalu dia keluar menuju café yang kebetulan juga dituju oleh pejabat dan selingkuhannya.
Di café itu duduk seorang pejabat dan selingkuhannya, yang tak lain adalah Andre dan Santi. Mereka menikmati secangkir cappucino dan sepotong blackforest. Tanpa mereka sadari ada seorang laki-laki dari toko buku itu yang masuk ke dalam café itu. Sejenak laki-laki itu mencari tempat untuk duduk, dan pada waktu menoleh dia melihat sesosok gadis yang tak asing abginya. Untuk beberapa saat dia hanya diam sambil berusaha mengingat wajah tersebut dan terbukalah memori tentang gadis itu. Tanpa sadar dia melangkah maju menuju gadis itu dan menepuk pundaknya pelan.
“Santi…?” Dia menyebut nama itu dengan pelan dan agak ragu-ragu
Wanita itu pun menoleh dan melihat laki-laki tersebut dengan wajah kebingungan, namun dia segera berusaha mengingat laki-laki tersebut. Lalu dia mengucapkan sebuah nama “Anton…? Kamu Anton kan? Temen waktu SMA dulu?”
Dengan wajah yang riang dan tenang, dia segera menjawab “Iya, aku Anton! Temen waktu SMA, kamu hebat ya, sekarang kelihatan hebat dan tambah cantik saja.”
“Ahh…. Kamu ini ada-ada saja, biasa aja kok. Oh… iya silahkan duduk” sambil menunjuk sebuah kursi kosong, dan Anton pun segera duduk. “Perkenalkan mas, ini temanku yang sejak dulu jadi kutu buku dan mungkin sampai sekarang.” Sambil tersenyum.
“Hallo, aku Andre” sapa laki-laki setengah baya dan tambun itu
Sambil melemparkan senyum ramah dia menjawab “Hai, aku Anton” lalu terjadilah perbincangan diantara mereka.

• • • • •

Di dalam plastik hitam, ada sepotong baju dan rok yang harganya jutaan. Walaupun harganya mahal, namun ukurannya hanya 25 centian. “Apa kabar buku? Gimana keadaanmu sekarang? Masih banyak yang mengharapkanmu dan membelimu apa nggak? Tapi jika ku lihat, kamu tampak biasa saja dan tak ada yang banyak berubah.”
Sambil mendesah, buku itu menjawab “yah…. nggak begitu baik dan nggak begitu buruk. Beginilah keadaanku, dari dulu nggak ada yang berubah, yang mengharapkanku pun cuma itu-itu saja. Manusia yang sering pakai kacamata gara-gara memelototiku setiap waktu, tapi ya…. apa mau dikata dari pada tidak ada sama sekali. Ngomong-ngomong kamu kok kelihatan begitu bagus dan terurus, emang berapa hargamu sekarang ini?”
Dengan tenang dan nada agak menyombangkan diri baju menjawab “Kalau aku sich cuma 3 jutaan saja, tapi kalau dengan rok ini maka 5 juta, walaupun begitu masih banyak kok yang mau beli, jadi nggak usah khawatir. Malah kalau dijual dengan harga 100 ribu terlalu murah dan nggak ada yang mau melirik, katanya barang murahan. Jika dengan harga yang agak tinggi mereka malah bangga lho!”
“Enak ya jadi kamu baju! Sering jadi incaran orang, walaupun mahal masih banyak yang membeli, sering dipamer-pamerkan pula, nggak seperti aku ini. Yang berminat membeliku hanya sedikit, dijual dengan harga 20 ribu saja katanya masih mahal, apalagi dengan harga 60 ribuan kayak aku ini. Padahal yang menjualku hanya mengambil laba sedikit dan penulisnya pun gajinya nggak begitu besar. Aku pun telah memberikan ilmu pengetahuan kepada mereka, tapi cuma ini saja balasannya, aku ngiri sama kamu!”
Mendengar hal ini, kepala si baju menjadi tambah besar dan semakin menyombongkan diri “Pantas saja kamu nggak begitu laku, karena kamu hanya memberi ilmu saja, padahal mereka kan nggak suka melihatmu. Coba bandingkan dengan diriku, ketika melihatku orang-orang langsung tertarik. Yang laki-laki suka kepadaku sebab wanita yang memakaiku akan terlihat seksi dan yang wanita suka kepadaku sebab mereka akan terlihat menarik. Selain itu, yang harus kamu sadari adalah sebagian besar gadis-gadis itu lebih suka kelihatan cantik daripada cerdik, sebab sebagian besar kaum pria suka wanita yang cantik daripada yang cerdik dan lebih pandai melihat daripada berfikir. Oleh karena itu aku lebih disukai manusia, nggak percaya! Dengarkan saja perbincangan wanita yang telah membeliku.”

• • • • •
“Maaf, permisi sebentar saya mau ke toilet dulu, silahkan teruskan perbincangannya.” Andre segera menarik kursinya dan melangkah menuju toilet yang ada di sebelah kanan bangunan itu.
Dengan agak ragu Anton bertanya kepada Santi “San… laki-laki itu siapa sich? Apa dia itu suamimu?” sambil memelankan suaranya.
Sambil tertawa renyah dia menjawab “Haaa…. yang bener aja, aku tu bukan siapa-siapanya dia, aku hanya selingkuhannya saja kok. Lagian siapa yang mau menikah dengan pria seperti itu?”
“Bener… loe bukan istrinya? Jadi buat apa kamu sama dia? Kok kamu bisa sama laki-laki itu, gimana ceritanya?” tanya Anton keheranan
“Ya bukanlah! Aku sama dia, karena ingin hartanya dan agar bisa shopping tiap hari, terutama baju-baju yang mahal, sebab banyak lelaki yang suka melihatku dengan busana yang seksi, seperti yang ini.” Sambil memamerkan sepotong baju. Namun, keasyikan mereka terganggu sebab laki-laki itu tengah menujunya.
“Maaf saya nggak bisa lama-lama disini karena sebentar lagi ada meeting di kantor, sayang ayo kita kembali!” sambil memegang tangan Santi yang halus.
“Anton… aku pulang dulu yach! Sampai jumpa lain waktu” Santi pergi meninggalkan Anton sendiri dan melambaikan tangannya.
“Sampai jumpa” jawab Anton yang sedang memandangi kelakuan temannya. Namun, di dalam hatinya dia berkata bahwa Santi memang tampak sangat cantik apabila memakai itu.

Sumber Gambar
5Dfly Template

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.