Breaking News
recent

Only 3000 ribu

Dalam hidup ini setiap orang pasti mempunyai peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkait hal tersebut saya mempunyai cerita yang cukup menyedihkan, namun disisi lain juga menyenangkan, yaitu ketika saya di uji dengan dikurangi rizkinya yang berupa uang dan nasib saya ketika menjadi korban tabrak lari.

Yang pertama, ketika rizki yang ada dikurangi. Seperti hari-hari biasanya, pagi itu ku mulai untuk mengayuh sepeda balapku yang belum lama ku beli. Harga sepeda balap itu ku beli di salah satu toko di Kediri dengan harga Rp. 1.400.00, padahal harga jual sesungguhnya Rp. 1.500.000, namun karena aku bilang buat kendaraan kuliah, akhirnya di beri potongan Rp. 100.000. Kemudian sepeda tersebut ku gunakan untuk menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di daerah kediri, maklum saya hanya orang miskin yang berusaha untuk merubah nasib agar bisa menjadi lebih baik dan anak-anak saya kelak tidak sebegitu menderita seperti halnya saya dan agar bisa menjadi manusia yang berilmu. Untuk bisa terus sekolah, sepulang sekolah saya harus bekerja untuk memenuhi segala keperluan sekolah dan ini saya lakukan sejak di bangku MTsN hingga kuliah.


Panduan Praktis Ajaib Al Qur’an Menjadi Manusia Cerdas 728x90

Sering kali saya harus menahan lapar dan dahaga karena tidak punya uang saku, malah pernah suatu ketika saya dicoba dengan ujian yang agak berat, entah apa yang direncanakan oleh Alloh sehingga saya tidak ada pekerjaan dan uang Rp. 10.000 harus cukup untuk biaya hidup dalam 2 minggu. Ini merupakan hal yang mustahil karena dalam 1 hari saja pasti akan menghabiskan Rp. 5.000 dan jika dalam 2 minggu maka akan menghabiskan uang Rp. 70.000, namun tanpa disangka dalam jangka waktu tersebut banyak tetangga yang memberi makanan sehingga dalam minggu pertama saya hanya menghabiskan uang Rp. 5.000 saja. Memasuki yang ke-2 saya mendapat cobaan yang lebih berat lagi, pada waktu tersebut saya masuk kuliah agak terlambat karena sepeda yang biasa dikendarai bocor, akhirnya sewaktu pulang kuliah saya harus mampir ke tukang tambal ban dan uangku tinggal Rp. 3.000 saja. Selesai di tambal saya langsung pulang, baru 10 Meter hujan turun dengan lebat disertgai angin kencang, sepeda yang ku kayuh seolah tidak bergerak maju. 1 KM kemudian sepedaku bocor lagi, terpaksa tidak dikendarai karena dari pada rusak. Setelah berjalan 1,5 KM akhirnya saya menemukan tukang tambal ban, namun hati ini ragu karena uang yang ada tinggal Rp 3.000 saja dan bila dibuat bayar tukang tambal ban saya khawatir kurang, apa daya jika tidak ditambal maka tidak bisa pulang maka tetap ditambal. 15 menit kemudian proses tambal ban pun selesai, dengan ragu ku tanyakan biaya tambal ban, takut jika sampai uang yang dibawa kurang, tukang tambal ban bilang biayanya Rp. 3.000, hati kecil ini sudah bingung karena 4 hari mendatang tidak akan mempunyai uang dan tidak akan bisa makan. Sewaktu mau membayar tukang tambal ban, ada seorang bapak-bapak yang mau membayar biayanya, syukur alhamdulillah ternyata Alloh memberi jalan keluar yang tak disangka-sangka sehingga uang yang ada bisa untuk biaya hidup.

Yang kedua, ketika menjadi korban tabrak lari. Setiap hari saya naik sepeda untuk kuliah. Walaupun jaraknya lumayan jauh, yaitu sekitar 24-an KM, namun hari-hariku selalu kuhabiskan bersama sepeda kesayanganku, dan karena memang saya tidak punya kendaraan bermotor. Meskipun demikian, aku hampir tidak pernah mengeluh dengan keadaanku yang seperti ini, tapi kadang-kadang saya juga merasa capek dengan nasib yang ku jalani. Bagiku, rizki sudah ada yang mengatur, kita sebagai manusia hanya diharuskan untuk berusaha saja agar bisa mendapatkan rizki dan dapat merubah keadaan, karena dalam surat Ar-Ra’d ayat Alloh berfirman yang artinya

Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

Jika tidak mendapatkan rizki, maka tentunya Allah telah mempunyai rencana yang baik bagi kita. Lagi pula sejak SD sampai SMA dan bahkan kuliah aku selalu naik sepeda, sehingga aku tak begitu kaget. Malah kadang-kadang aku bangga, karena jarang sekali ada orang yang bisa melakukan seperti yang kulakukan. Dan yang lebih penting, badanku bisa sehat yang dikarenakan olah raga setiap hari. Memang ada kalanya merasa capek, tapi itu wajar saja, kita kan manusia!

Tanpa terasa, pada hari itu aku sudah menempuh jarak kurang lebih 5 KM, lumayan jauh bila ditempuh dengan sepeda. Entah ada apa hari itu jalan raya tampak sepi, jarang ada mobil dan motor lalu lalang, padahal hari cukup terang dan mendung pun tak ada. Dan biasanya jam segitu banyak sekali orang berkendaraan yang berangkat kerja dan ke sekolah, namun hari itu tampak sepi.

Sepedaku tetap ku kayuh dengan semangat dan tikungan yang sering terjadi kecelakaan pun sudah kulalui. Di belakang ku dengar ada suara mobil pick up yang sedang melaju, maka segera aku menggeser sepedaku agak ke pinggir jalan agar bisa terhindar dari bahaya. Pada saat posisiku sudah berada di pinggir dan mobil itu segera melaju mendahuluiku, tanpa ku sadari, tiba-tiba diesel air yang dikaitkan di bagian belakang mobil pick up menyodok sepedaku. Akhirnya sepedaku tertarik diesel selama beberapa detik dan sepedaku terpental ke sawah diseberang jalan, dan aku pun terpelanting dan berselencar di aspal. Jika biasanya orang-orang berselancar di air atau salju dengan menggunakan papan, maka lain halnya dengan diriku. Aku berselancar di aspal dengan menggunakan lutut, perut, dan tangan yang menyebabkan tubuhku lecet-lecet. Sesaat aku terdiam dan tetap berbaring di tengah jalan raya, ku merasakan lututku yang sulit dibuat berdiri. Tubuhku terasa kaku dan ku lihat mobil yang menabrakku tetap melaju kencang tanpa menolongku atau mempedulikanku

Beberapa menit kemudian aku telah sanggup berdiri, walaupun tanpa bantuan orang lain. Ku lihat di sekitar jalan raya masih tampak sepi, tidak ada seorang pun yang lalu lalang, kecuali seorang penjual ayam yang mencoba untuk mengejar sopir yang telah menabrakku. Dalam hati sempat aku bersyukur, walaupun sepeda dan HP-ku rusak, badan lecet, dan baju serta celana sobek, karena aku masih bisa selamat. Jika pada waktu terjatuh kepalaku membentur diesel, maka pada saat itu mungkin aku sudah sekarat atau sudah tak bernafas lagi. Dan yang lebih penting aku masih kuat mengayuh sepedaku sampai di kampus dan belajar seperti biasanya.
Mungkin itulah maksud dari sabda Rasulullah yang berbunyi “Tak satupun orang yang berdo’a, melainkan dia berada diantara salah satu dari tiga kelompok. Kadang ia dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda demi pahalanya atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya.” (HR. Imam Ahmad dan Al-Hakim)

Dan juga maksud perkataan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah “Do’a termasuk obat yang bermanfaat, ia adalah musuh bala’, ia mendorongnya dan mengobati, ia menahan bala’ atau mengangkat atau meringankannya jika ia sudah turun.”

Kita harus percaya bahwa Alloh selalu mengabulkan permintaan atau doa kita, karena Alloh mengabulkannya tidak berupa seperti yang kita minta, bisa berupa dihindarkan seperti yang penulis alami.

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.