Rakaat Sholat Dhuha
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ
الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلٍ قَالَ سَأَلْتُ وَحَرَصْتُ عَلَى أَنْ أَجِدَ أَحَدًا
مِنْ النَّاسِ يُخْبِرُنِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سَبَّحَ سُبْحَةَ الضُّحَى فَلَمْ أَجِدْ أَحَدًا يُحَدِّثُنِي ذَلِكَ
غَيْرَ أَنَّ أُمَّ هَانِئٍ بِنْتَ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَتْنِي أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى بَعْدَ مَا ارْتَفَعَ النَّهَارُ
يَوْمَ الْفَتْحِ فَأُتِيَ بِثَوْبٍ فَسُتِرَ عَلَيْهِ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ قَامَ
فَرَكَعَ ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ لَا أَدْرِي أَقِيَامُهُ فِيهَا أَطْوَلُ أَمْ
رُكُوعُهُ أَمْ سُجُودُهُ كُلُّ ذَلِكَ مِنْهُ مُتَقَارِبٌ قَالَتْ فَلَمْ أَرَهُ
سَبَّحَهَا قَبْلُ وَلَا بَعْدُ.
Dari
Abdullah bin Harits bin Naufal, dia berkata, "Aku bertanya-tanya dan
ingin menemukan seseorang yang memberitahuku bahwa Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam melakukan shalat sunah dhuha, namun aku
tidak menemukan orang yang memberitahuku tentang hal itu, hanya saja Ummu Hani
binti Abu Thalib memberitahuku bahwa Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam datang pada hari pembebasan Makkah
ketika matahari agak tinggi sedikit, lalu beliau dibawakan pakaian. Kemudian
dipakainya, dan beliau mandi, lalu berdiri melakukan shalat delapan rakaat. Aku
tidak tahu apakah berdirinya yang lebih lama ataukah ruku'nya ataukah sujudnya.
Semua itu hampir sama." Kata Umu Hani. "Aku
tidak melihat beliau melakukan shalat dhuha sebelum dan sesudah itu." (HR. Muslim)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا
وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ
Dari
Aisyah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam biasanya melakukan shalat dhuha empat
rakaat, lalu beliau menambahnya menurut, kehendak-Nya."
(HR. Muslim)
Wasiat Melaksanakan Sholat dhuha
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِثَلَاثٍ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى
وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
Dari
Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Kekasihku, Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam berpesan tiga hal kepadaku; Puasa tiga
hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat, dan agar aku melakukan shalat witir
sebelum tidur."' (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ
صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى
وِتْرٍ
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Kekasihku
(Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) telah berwasiat kepadaku dengan tiga
perkara yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal dunia, yaitu
shaum tiga hari pada setiap bulan, shalat dhuha dan tidur dengan shalat witir
terlebih dahulu".(HR. Bukhari)
Waktu Melaksanakan Sholat Dhuha
عَنْ
الْقَاسِمِ الشَّيْبَانِيِّ أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ
مِنْ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلَاةَ فِي غَيْرِ هَذِهِ
السَّاعَةِ أَفْضَلُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ
Dari
Al Qasim Asy-Syaibani, bahwasanya Zaid bin Arqam radhiyallohu ‘anhu pernah
melihat orang-orang yang melakukan shalat pada saat dhuha (pagi). Lalu dia
berkata, "Mengapa mereka tidak tahu bahwa shalat sunah di lain waktu
ini lebih utama? Sesungguhnya Rasuiullah shallallohu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda, 'Shalat awwabin
(orang-orang yang bertaubat) adalah ketika panas terik'', (HR. Muslim)
Pahala Sholat
Dhuha
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى
مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ
صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ
بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ
ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Dari
Abu Dzarr radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Di setiap ruas-ruas persendian seseorang
ada kapasitas untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
memerintahkan kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah
namun dua rakaat shalat dhuha yang dilakukan oleh seseorang menyamai semua itu.
(HR. Muslim)
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ
سُلَامَى مِنْ ابْنِ آدَمَ صَدَقَةٌ تَسْلِيمُهُ عَلَى مَنْ لَقِيَ صَدَقَةٌ
وَأَمْرُهُ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيُهُ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَإِمَاطَتُهُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ وَبُضْعَةُ أَهْلِهِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ رَكْعَتَانِ مِنْ الضُّحَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَحَدُنَا يَقْضِي شَهْوَتَهُ وَتَكُونُ لَهُ صَدَقَةٌ قَالَ أَرَأَيْتَ لَوْ
وَضَعَهَا فِي غَيْرِ حِلِّهَا أَلَمْ يَكُنْ يَأْثَمُ
Dari
Abu Dzar radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Hendaklah masing-masing kamu setiap pagi
bersedekah untuk setiap ruas tulangnya. Salamnya kepada siapa yang dijumpainya
adalah sedekah, amar ma'rufnya adalah sedekah. Larangannya terhadap yang
mungkar adalah sedekah. Menyingkirkan duri di jalan adalah sedekah dan
mengumpuli istrinya juga sedekah. Sebagai ganti dari semuanya itu, cukuplah
dengan mengerjakan dua rakaat shalat dhuha. " Tambahan lain,... mereka
berkata, "Wahai Rasulullah! Seseorang dari kami memenuhi tuntutan
syahwatnya dapat menjadi sedekah?" Beliau bersabda, "Bagaimana
pendapatmu, kalau dia meletakkan syahwatnya itu bukan pada tempatnya, apakah
dia tidak berdosa?" (HR. Muslim)
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ خَرَجَ مِنْ
بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ
الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا
إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا
لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ
Dari
Abu Umamah, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan
suci untuk megerjakan shalat wajib di (masjid), maka pahalanya seperti pahala
orang berhaji. Barangsiapa yang keluar untuk mengerjakan shalat sunah dhuha,
dan dia tidak berupaya, kecuali untuk menunaikannya, maka pahalanya seperti
pahala orang yang berumrah. Suatu shalat ke shalat lainnya, di mana antara
keduanya tidak diselingi dengan perkataan sia-sia, maka pahalanya tercatat di
surga 'Illiyyiin. " (HR. Abu Daud, Hasan)
عَنْ
نُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لَا تُعْجِزْنِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِي أَوَّلِ
نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Dari Nuaim bin Hammar, dia berkata,
'Saya pernah mendengar Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam
bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, "Hai anak Adam! Janganlah
engkau meninggalkan Aku (karena tidak mengerjakan) empat rakaat pada permulaan
siang (shalat dhuha), nanti aku akan mencukupi kebutuhanmu pada sore
harinya.''"(HR. Abu Daud, Shahih)
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.