Dalam
bukunya yang berjudulkan “How to Turn Failure into Succes”,
Harold Sherman mengatakan “There is no
life without mistake, defeats and failures. The one secret and the whole secret
is to learn to profit from mistakes and failures”. Kehidupan ini akan penuh
diiringi oleh berbagai kesalahan, kekalahan, dan kegagalan. Satu-satunya
rahasia dari seluruh rahasia adalah belajar menarik keuntungan atau manfaat
dari berbagai kesalahan dan kegagalan tersebut.
Dalam
bukunya “Failing Forward”, John C. Maxwell juga mengatakan bahwa salah
satu persoalan terbesar yang dihadapi seseorang dengan kegagalan adalah mereka
terlalu cepat menilai situasi-situasi tersendiri dalam hidupnya dan
menganggapnya sebagai suatu kegagalan.
Apa
yang kita anggap sebagai suatu kegagalan, sebenarnya adalah bukan, karena
kegagalan merupakan awal dari sebuah keberhasilan dan kegagalan adalah awal
dari sebuah kesempurnaan. Dengan adanya kegagalan kita dapat mengetahui
kesalahan-kesalahan yang telah kita buat, dan kita memperoleh ilmu dari setiap
kegagalan.
Saya
lebih menyukai orang yang pernah mengalami kegagalan sampai beberapa kali, dari
pada orang yang terus mencapai keberhasilan. Kegagalan sangat diperlukan
seseorang dalam proses pembentukan kepribadian. Orang yang terus berhasil akan
sangat frustasi dan patah semangat jika merasakan kegagalan, lain halnya dengan
orang sukses yang pernah mengalami kegagalan, mereka akan jauh lebih tegar.
Kegagalan
bukanlah suatu hal yang harus dihindari, sesuatu yang memalukan, sesuatu yang
hina, dan tanda ketidaksuksessan. Tidak ada yang disebut dengan kegagalan, yang
ada hanya pelajaran, seperti yang dituliskan Dr. C.C. Scott dalam bukunya yang
berjudul “Trust Your Life!” (2004)
Pengembangan adalah
sebuah proses eksperimentasi
Serangkaian percobaan,
kesalahan, dan sesekali waktu kemenangan
Eksperimen yang gagal
adalah bagian proses
Yang jumlahnya
sebanding dengan eksperimen yang berhasil…
Terkait
masalah kegagalan, John C. Maxwell mengatakan ada beberapa kesalahan mendasar
menyangkut kegagalan, antara lain…
Pertama, Banyak yang menyangka
kegagalan itu dapat dihindarkan, padahal tidak.
Setiap
manusia pasti mengalami kegagalan, walaupun cuma sekali dan kita tidak mungkin
bisa menghindari. Kegagalan yang kita bahas disini bukan hanya masalah
pekerjaan atau prestasi, melainkan semua hal yang kita jalani.
Sebagian
besar orang menyangka kita dapat menghindari sebuah kegagalan, namun
kenyataannya tidak. Sejak kita kecil hingga dewasa kita sudah mengalami banyak
kegagalan, seperti gagal belajar menyetir mobil dan mengendarai motor, oleh
karena itu selama kita manusia, maka kita tidak akan luput dari sebuah
kegagalan.
Kedua, Banyak yang menyangka
kegagalan itu suatu peristiwa, padahal bukan.
Kegagalan
bukanlah suatu peristiwa, akan tetapi kegagalan merupakan suatu proses untuk
menjadi lebih baik. Dengan kegagalan, kita dapat mengetahui letak kesalahan
kita, dan yang lebih penting lagi adalah dengan kegagalan kita dapat mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada pada diri kita sendiri. Selain itu, kegagalan juga
dapat membentuk kepribadian seseorang. Orang yang sukses yang tidak pernah
mengalami kegagalan akan sangat frustasi bila suatu saat mengalami kegagalan,
dan sekarang banyak sekali contohnya di lingkungan sekitar.
Ketiga, Orang menyangka kegagalan
itu objektif, padahal tidak.
Kegagalan
itu tidak bisa dinilai oleh orang lain, melainkan hanya bisa diukur oleh diri
sendiri. Misalnya, suatu saat kamu ikut lomba pidato, namun hasilnya tidak
seperti yang kamu harapkan, kamu tidak bisa memperoleh juara. Menurut orang
lain, hal tersebut merupakan sebuah kegagalan, namun ini belum tentu bagi
dirimu sendiri. Jika kamu menganggapnya sebagai kegagalan maka hal tersebut
akan menjadi kegagalan. Dan jika berpendapat bukan, maka hal tersebut bukan
kegagalan. Jadi, semua tergantung pada cara pandang kamu dalam menghadapi
sebuah ketidaksuksesan.
Keempat, Orang menyangka
kegagalan itulah musuhnya, padahal bukan.
Herbert
V. Brocknow mengatakan bahwa “Orang yang
tidak pernah membuat kekeliruan diperintah oleh orang yang membuat kekeliruan”
hal ini menunjukkan bahwa kegagalan merupakan sukses yang tertunda. Jika kita
bisa berteman dengan kegagalan, mengapa kita harus menganggapnya sebagai musuh
yang harus kita hindari.
Kelima, Orang menyangka
kegagalan itu tidak mungkin dibalikkan, padahal mungkin.
Maxwell
menuliskan sebuah ungkapan kuno di Texas “Tidak
menjadi masalah berapa banyak susu yang ditumpahkan, asalkan kamu tidak
kehilangan sapinya.” Dengan kata lain, susu yang tumpah bukanlah suatu
masalah yang besar selama sapinya masih ada, karena jika sapinya ada kita tetap
bisa mendapatkan susu dengan memerah sapi tersebut. Intinya, kesempatan untuk
berhasil masih sangat banyak, dan jika mengalami ketidakberuntungan maka
janganlah menganggapnya sebagai kegagalan. Belajarlah untuk berpikir positif
tentang berbagai hal, karena setiap langkah atau kehidupan yang kita jalani
merupakan pengalaman yang sangat berharga.
Keenam, Orang menyangka
kegagalan itu suatu tanda yang memalukan, padahal tidak.
Sam
Ervin Jr. mengatakan “Kekalahan sama
baiknya dengan kemenangan dalam mengusik jiwa sehingga kemuliaannya muncul.”
Tuhan telah menciptakan sesuatu di dunia ini secara berpasang-pasangan ada
siang dan malam, panas dan dingin, pria dan wanita, dan juga kegagalan dan
keberhasilan. Jangan pernah berpikir bahwa kegagalan merupakan hal yang
memalukan, karena gagal merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kita
semua.
Ketujuh, Orang menyangka
kegagalan itu final sifatnya, padahal tidak.
Jika
kamu mengalami kegagalan, jangan sampai menganggapnya sebagai akhir dari segalanya.
Tidaklah penting apakah kamu gagal atau berhasil, karena yang lebih penting
adalah nilainya dan bagaimana kamu menyikapinya dengan bijak dan mengambil
pengalaman dari kegagalan tersebut.
Dari
bermacam-macam kekeliruan yang ada di atas yang perlu diperhatikan adalah cara
pandang kita dalam memandang sebuah kegagalan. Menurut Thomas Edison “Kegagalan sebenarnya hanyalah masalah menipu
diri. Orang tidak bekerja keras karena (dalam menipu dirinya itu) mereka
membayangkan dirinya sukses tanpa harus berupaya. Kebanyakan orang percaya
bahwa suatu hari nanti mereka akan bangun dalam keadaan kaya. Sebenarnya mereka
separo benar, karena memang mereka akan bangun namun akan menghadapi realitas
yang sebenarnya.”
Sumber Referensi
Jack Foster. Baca, Tertawa, Menang. Jogjakarta: BACA!. 2005
Fadlan
El-Qosaam. Super Teenager,Yogyakarta
: Pro-U Media
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.