Breaking News
recent

Miskin Dan Kaya

Berbicara tentang  harta tentu tidak akan bisa lepas dari masalah miskin dan kaya karena kaya tidaknya seseorang ditentukan seberapa banyak pundi-pundi kekayaan yang dimiliki seseorang. Semakin banyak harta yang dimiliki, maka menurut pandangan masyarakat, semakin kaya pula orang tersebut. Dan begitu pula sebaliknya, semakin sedikit harta yang dimiliki seseorang, maka dalam pandangan masyarakan semakin miskin pula orang tersebut. Apa sebenarnya arti dari miskin ? berikut arti miskin menurut para ahli, para ulama dan menurut hadis.

Menurut suryawati seseorang disebut miskin jika memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak bisa untuk mensejahterakan dirinya. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Lalu bagaimana dengan islam ? Jika mengaku pada hadis Rasululloh, maka definisi dari kaya dan miskin sangat berbeda dengan definisi diatas. Orang miskin menurut hadis adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa untuk mencukupi kebutuhannya dan tidak menampakkan keadaannya tersebut, serta tidak meminta-minta dan dia diberi sedekah oleh orang lain, seperti hadis yang diriwayatkan Imam Muslim berikut ini. Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْمِسْكِينُ بِهَذَا الطَّوَّافِ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ فَتَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ قَالُوا فَمَا الْمِسْكِينُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ وَلَا يُفْطَنُ لَهُ فَيُتَصَدَّقَ عَلَيْهِ وَلَا يَسْأَلُ النَّاسَ شَيْئًا

"Orang miskin bukanlah dengan berkeliling meminta-minta kepada orang lain, lalu ia menerima sesuap atau dua suap, atau menerima satu atau dua kurma." Para sahabat bertanya, "Lalu apa yang dimaksud dengan miskin wahai Rasululloh?" Beliau menjawab, 'Orang yang tidak memiliki harta yang mencukupinya, namun keadaannya itu tidak diketahui sehingga ia diberi sedekah, dan ia tidak meminta-minta sesuatu kepada orang lain'" (HR. Muslim)

Royalty-Free Stock Video at Pond5

Lalu apa arti kaya dalam islam? Dalam islam kaya bukanlah karena sedikit banyaknya harta yang dimiliki oleh seseorang seperti yang dijelaskan oleh beberapa orang, namun kaya adalah kaya hati dan kaya jiwa, seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut ini. Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

'Orang kaya itu bukan karena banyak hartanya, tetapi orang kaya adalah orang yang kaya akan jiwanya." (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati." (HR. Bukhari)

Kaya hati dan kaya jiwa adalah menerima keadaannya tersebut, baik mempunyai kelebihan harta maupun kekurangan harta, dengan lapang dada, karena kekayaan merupakan kepercayaan Alloh kepada kita dan kadang kala kekayaan juga merupakan sebuah cobaan. Kaya hati juga dapat diartikan dengan suatu sifat suka berbagi dengan sesama orang, suka membantu orang lain yang sedang kesusahan. Dengan mempunyai sifat kaya hati seseorang dapat hidup dengan tentram, tidak mudah terpengaruh dengan harta yang dimiliki oleh orang lain.

Referensi :
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2006. Minhajul Muslim, Terjemahan : Irwan Raihan, cetakan pertama. Solo : Media Insani Publishing
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Al-Jawab Al-Kafi Liman Saa’ala ‘An Ad-Dawa Asy-Syafi, Terjemahan : Isyan Basya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Raudhah Al-Muhibbin Wa Nuzhah Al-Musytaqin, Terjemahan : Kathur Suhardi, cetakan ketiga belas. Jakarta : Darul Falah
Fatin Binti Abdul Azis. 2005. 35 Sebab Diampuninya Dosa Berdasarkan Al-qur’an Dan Sunnah Nabi SAW. Bandung : Najla Press
Intisari Mediatama. 2008. Kumpulan Artikel Psikologi 3. Jakarta : PT Intisari Mediatama
Ishaq, Muhammad Shalil Ali Abdillah, 2006. Kaifa Tatahammas Li Qiyam Al-Lail ?, Terjemahan : Muh. Muhaimin dan Nur Afifah, cetakan keenam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Hanbali, Ibn Rajab, 2006. Lataa’if Al-Ma’arif Li Mawasim Al-‘Am Min Al-Wazhaif, Terjemahan : Rojaya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Mar’atil Muslimah, Terjemahan : Zaid Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Hadil Arwaah Ila Biladil Arafah, Terjemahan : Fadli Bahri, cetakan kedelapan. Jakarta : Darul Falah
https://static.toiimg.com/photo/71349448.cms

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.