Breaking News
recent

Televisi Menyebarkan Kesesatan

Beberapa tahun terakhir ini, di Indonesia lagi boomingnya film-film yang berbau religi. Hampir setiap hari ada film religi yang ditayangkan di televisi. Entah karena lagi trend, ingin berdakwah, atau hanya untuk bisnis semata, kita tidak tahu, karena semua hampir tidak ada bedanya. Kalau dilihat dari kaca mata khusnudhon, memang tujuannya baik, yaitu untuk berdakwah dan Islamisasi sinetron yang mereka tayangkan. Tapi apabila dilihat dari kaca mata su’udhon, maka yang mereka harapkan hanyalah uang dan ketenaran. Kita lihat saja para pemain, produser, sutradara, dan bahkan penulis naskahnya bukan orang Islam. Dan kalaupun Islam mereka tidak mengerti dengan aturan-aturan agama Islam yang ada. Sinetronnya hanya berisi hal-hal yang mistik dan takhayul saja. Tak jarang pula sinetron yang mereka tayangkan memperlihatkan bahwa seolah-olah agama hanya untuk mengusir jin dan hantu. Sinetron seperti ini sama sekali tidak dapat membuat manusia menjadi cerdas, malahan membuat manusia semakin bodoh dan berfikir secara mistis saja. Tapi sayangnya banyak umat muslimin yang tidak peduli dengan masalah ini, padahal para pembuat film tersebut telah membuat film yang tidak sesuai dengan Islam dan bahkan bertentangan dengan Islam.
Kita sebagai umat Islam, seharusnya selektif dengan berbagai tayangan yang ada di TV, memilih antara tayangan yang baik dan buruk, bukan mengkonsumsinya secara membabi buta saja. Seharusnya kita malu bila ada tayangan yang tidak sesuai dengan Islam, karena hal itu dapat merusak agama Islam dan generasi muda, dan bukan malah mendukungnya. Apabila kita lihat lagi, ada beberapa sinetron religi yang ada di televisi, misalnya Joko Tingkir, Misteri Gunung Merapi, Misteri Illahi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pada awalnya tujuan mereka mungkin untuk dakwah, tetapi karena kesembronoan mereka sinetron yang ditayangkan anti Islam dan kenyataannya banyak sekali ajaran yang bertentangan dengan Islam yang merusak citra Islam sendiri. Walaupun mereka menayangkan sinetron yang bertajuk Islami, tapi kenyataannya banyak sekali terjadi penyimpangan dari aturan agama. Kita lihat saja dalam sinetron tersebut banyak terjadi adegan buka-bukaan dan memperlihatkan anggota badan yang seharusnya mereka tutup dengan rapat. Padahal hal itu sudah dilarang oleh Rasulullah sebagaimana yang tercantum dalam sabdanya.

Telah berkata Aisyah radhiyallohu 'anhu “Sesungguhnya, Asma’ bin Abu Bakar menemui Nabi Shollollohu 'alaihi wa sallam dengan memakai busana yang tipis, maka Nabi berpaling dari padanya dan bersabda: Hai Asma’, sesungguhnya apabila wanita itu telah baligh (sudah haid) tidak boleh dilihat dari padanya kecuali ini dan ini, sambil mengisyaratkan kepada muka dan telapak tangannya.” (HR. Abu Daud)

Dalam sebuah riwayat Abdullah bin Abi Salamah bahwa Umar bin Khatthab radhiyallohu 'anhu menghadiahkan kepada seseorang dengan pakaian tipis buatan Mesir lama, kemudian berkata “Jangan dipakaikan kepada istri-istri kalian” lalu seseorang berkata, “Ya, Amirul Mukminin aku telah memakaikannya untuk istriku, kemudian memutarkan badannya tetapi tidak kelihatan auratnya.” Selanjutnya Umar berkata, “Kalau auratnya tidak nampak, tetapi bentuk tubuhnya yang nampak.”

"Dua orang ahli neraka yang belum pernah saya lihat adalah kaum yang memegang pecut bagai ekor lembu yang digunakan untuk memukul orang (tanpa alasan) dan orang perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang (memakai busana transparan) bagaikan merayu-rayu, melenggak-lenggok, membesarkan kondenya (cemara) bagaikan punuk onta yang miring. Mereka tidak akan mencium bau jannah dan tidak akan masuk jannah, sedangkan bau jannah dapatdicium dari jarak yang sangat jauh". (HR. Muslim)

Dari hadits di atas bisa disimpulkan bahwa wanita yang muslimah harus menutupi auratnya, kecuali muka dan telapak tangan, menurut sebagian ahli fiqh (fuqaha’). Tapi kenyataannya, banyak sinetron yang bertajuk Islami tapi masih saja banyak pemainnya yang memakai baju ketat, transparan, pendek, dan bahkan banyak yang tidak memakai jilbab. Hal ini jelas menyelisihi hadits Nabi, tapi pada umumnya masyarakat muslim jarang ada yang protes, mereka tetap mengkonsumsinya setiap hari dan menggandrunginya. Selain itu masih ada satu hal yang tak kalah menarik, ada sebuah film yang menceritakan tentang para kiai-kiai di Jawa dan perjuangan seorang pemuda yang mempunyai kekuatan tiada tanding. Ia mempunyai kekuatan yang hebat dan hampir setiap pertempuran dia mampu mengalahkan semua lawan-lawannya, dia merupakan tokoh andalan masyarakat.
Dia mampu berevolusi diri menjadi hewan raksasa, begitu pula dengan musuh-musunya, mereka juga berevolusi diri. Ini merupakan suatu kesalahan besar, karena seperti yang kita tahu manusia merupakan makhluk yang paling sempurna, bagaimana mungkin kita dapat berevolusi menjadi hewan? Hal ini jelas menyalahi nash Al-Qur’an yang menuliakan manusia dari pada binatang, karena manusia merupakan suatu bentuk yang sudah sempurna dan tidak mungkin berevolusi lagi menjadi hewan raksasa seperti yang ada di TV-TV jaman sekarang ini. Semua ini tak lain karena pengaruh teori Darwin tentang evolusi yang mengatakan bahwa manusia pada pertumbuhannya adalah “seekor kera”, yang kemudian terus mengalami evolusi hingga menjadi bentuk “manusia” yang sempurna seperti sekarang ini. Dan kesembronoan para pembuat film, sehingga bisa dikatakan mereka hanya dagang film semata dan bukannya berdakwah.
Selain yang telah disebutkan di atas masih ada kesalahan fatal yang dibuat para produser film, yaitu mereka membuat film-film horror yang pada intinya, seseorang yang telah mati dapat bangkit dari kuburnya dan menjadi hantu, serta misteri dibalik angka 13. Tiga tahun belakangan ini jenis film tersebut sangat laris di pasaran, setiap film yang yang satunya habis maka sudah ada film horror lain yang siap menggantikannya, sehingga filmnya selalu ada di pasaran. Anehnya ketika film tersebut ditayangkan tidak ada yang protes dan malah sebagian pemainnya adalah orang yang beragama Islam. Mereka asyik mendukungnya karena menurut mereka filmnya sangat bagus. Ini merupakan kebodohan, karena jelas-jelas hantu itu tidak ada. Seperti yang dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya:
لاعدوىولاصفرولاهامة
“Tidak ada penyakit yang menular (tanpa izin Allah), tidak ada tabu di bulan safar, dan tidak ada mayat yang menjadi hantu”. (HR. Muslim)

Kemudian Rasulullah juga bersabda
لاعد وى ولاها مة ولا نوء ولاصفر
“Tidak ada penyakit yang menular (tanpa izin Allah), tidak ada hantu, tidak ada nau’ (nau’ adalah munculnya binatang tertentu yang diyakini sebagai penyebab turunnya hujan), dan tidak ada tabu di bulan safar.” (HR. Muslim)

Orang mati tidak akan menjadi hantu dan pada dasarnya hantu memang tidak ada. Bila setelah meninggal orang akan menjadi hantu, maka dapat dipastikan banyak orang yang berharap untuk menjadi hantu, karena dapat berkeliaran dengan bebas dan dapat mengganggu orang lain tanpa dikenakan dosa baginya. Padahal setelah manusia meninggal terputus semua amalnya kecuali 3 perkara yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang shaleh. Jadi sangatlah jelas bahwa mereka telah mendustakan agama Islam yang haq, dan menggantikannya dengan ajaran yang sesat, yang secara tidak langsung mengatakan bahwa orang yang mati dapat bangkit dan menjadi hantu.
Ketika mendengar angka 13, apa yang kita pikirkan ? Pasti yang ada kesialan, angka ini begitu akrab di telinga masyarakat karena banyak yang tidak menyukainya. Angka ini pernah dibuat untuk sebuah film, yaitu “Bangsal 13” dan hasilnya begitu laris. Angka 13 sering kali disebut sebagai angka pembawa bencana. Hal-hal yang berhubungan dengan angka 13 harus dijauhi. Di sebagian kompleks perumahan tidak ditemukan angka 13, karena ada yang bilang mereka akan mendapatkan gangguan yang tidak diketahui kapan datangnya, berasal dari mana dan apa alasannya. Ada juga yang percaya bahwa angka 13 akan mendatangkan kematian. Padahal bencana dan kematian bisa datang kapan saja. Angka 13 telah menyebabkan kerugian yang cukup besar. Menurut hasil Paul Hoffman, ahli psiko-sosiolog, mengatakan bahwa dalam setahun Amerika mengalami kerugian sebesar satu milyar dollar AS, yang diakibatkan pembatalan perjalanan darat, udara, dan laut, serta merosotnya kinerja ekonomi, industri, dan bisnis tiap tanggal 13. Demikian besar kerugian yang terjadi akibat mitos-mitos yang menyesatkan.
Dalam Islam kepercayaan seperti ini sangat tidak dibenarkan, karena dapat merusak keimanan kepada takdir, semua bencana yang terjadi tidak ada kaitannya dengan angka 13, sebab pada dasarnya semua telah ditentukan oleh Allah.

Dan Allah berfirman : “Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas izin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11)

Rasulullah juga bersabda
لا عد وى ولا طيرة ولاغو ل
“Tidak ada penyakit menular (tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (kesialan), dan tidak ada hantu.” (HR. Muslim)

Kematian dan bencana tidak ada yang tahu kapan datangnya dan dimana terjadinya, karena hal itu termasuk rahasia Allah. So, jangan percaya dengan segala hal yang berbau mitos, sebab semua itu hanya akan mengotori keimanan kita kepada Allah.

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.