Puasa merupakan salah satu
rukun islam yang keempat. Dengan menjalankan puasa, maka kita telah menjalankan
rukun islam. Puasa diperintahkan oleh Alloh kepada orang islam, terutama orang
yang beriman. Alloh berfirman,
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّذِينَ آمَÙ†ُواْ
Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّذِينَ Ù…ِÙ† Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ
تَتَّÙ‚ُونَ
Artinya “Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah/02 :
183).
Dari surat Al-Baqarah di
atas, dapat kita ketahui bahwa tujuan diwajibkannya puasa Ramadhan atas
orang-orang yang beriman adalah bertaqwa. Puasa juga menjadikan manusia terbiasa hidup
dengan kesederhanaan, dengan kesabaran dan terbiasa menanggung kesusahan maupun
beban.
Selain itu, puasa juga dapat menyingkirkan
kuman-kuman dalam tubuh, menumbuhkan struktur sel-sel yang rusak, mencegah
terjadinya elaborasi zat-zat kapur, mengurangi lemak-lemak yang ada di dalam
tubuh, memperbaiki daya aktivitas tubuh, membuang kotoran-kotoran yang
mengandung zat racun, dan mengurangi kadar gula dalam darah.
Hasil suatu penelitian menyatakan bahwa
rata-rata kadar gula dalam darah seseorang mengalami penurunan dengan melakukan
puasa. Sedangkan di Amerika telah ditemukan sebuah kajian-kajian ilmiah yang
membahas kekuatan puasa dalam menjaga sekaligus mengobati seseorang dari bahaya
kencing manis.
Pada saat mengerjakan puasa, glukosa di dalam
darah menjadi lebih rendah bila dibandingkan saat tidak berpuasa. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka glikogen yang sudah disimpan akan dipecah lagi
menjadi glukosa. Pemanfaatan cadangan energi glikogen ini mampu bertahan hingga
12-14 jam. Bila mencapai lebih dari 14 jam belum ada asupan karbohidrat juga,
tubuh akan membongkar simpanan asam lemak, gliserol atau asam amino menjadi
glukosa. Sehingga, saat puasa cadangan lemak yang ada pada orang gemuk akan
menurun karena digunakan untuk sumber energi. Saat hari biasa, pemanfaatan
lemak cenderung lebih sedikit, sebab ketika rasa lapar muncul, kita langsung
memakan makanan. Dengan begitu, kadar gula kembali normal tanpa harus
membongkar simpanan lemak. Oleh karena itu, saat menjalankan ibadah puasa kita
tidak usah merasa khawatir kekurangan energi. Walaupun pada saat itu kadar
glukosa menurun. Ada mekanisme untuk mempertahankan sumber energi di dalam
tubuh, yaitu dengan menggunakan cadangan selain glukosa.
Menurut para pakar kesehatan, puasa dapat
mencegah penyakit-penyakit kulit. Dengan puasa, jumlah makanan dan minuman yang
merasuk ke dalam kulit menjadi berkurang, sehingga peluang-peluang penyakit
kulit, radang dan bermacam-macam penyakit yang berbahaya lainnya menjadi minim.
Hasil penelitian yang dilakukan Dr.dr. Ahmad
Zainullah, SpP, selama bulan puasa di tahun 2003 dengan objek mahasiswa Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqmanul Hakim (STAIL) Pondok Pesantren Hidayatullah
Surabaya menyatakan bahwa pada akhir puasa, limfosit para mahasiswa meningkat,
imunitas mereka masih dalam batas normal, dan menjadi semakin seimbang.
Sedangkan penelitian di Maroko mengatakan bahwa
orang yang berpuasa semakin konsumtif. Penelitian lain di Barat mengatakan,
puasa dapat menyebabkan rasa tak nyaman bekerja. Penyakit infeksi saluran
pernafasan, gangguan muscular performancedan gangguan kewaspadaan.
Menurut Zainullah, kasus di Maroko terjadi
karena obyeknya adalah ibu-ibu yang suka berbelanja di Mall dan pasar.
Sedangkan, penelitian di Barat obyeknya adalah orang-orang yang berangkat dari
kelaparan.
Memang pada saat puasa, tubuh terasa lemah,
kepala pusing dan muncul berbagai perasaan tidak nyaman lainnya. Hal ini
terjadi karena kadar glukosa menurun, sehingga banyak yang merasa malas
beraktivitas dan lebih banyak berdiam diri hanya akan membuat tubuh makin
lemas, jelas dokter ahli gizi FKUI, Walujo Soerjodibroto, Ph.D.
Agar hormon kontra regulator insulin yang
bertujuan untuk membongkar simpanan glikogen menjadi glukosa aktif kembali,
maka tubuh harus beraktivitas, perlu semacam “stres”bagi tubuh. Stres inilah
yang memberikan perintah agar hormon kontra insulin dikeluarkan dan aktif
bekerja. Jika hormon ini aktif, glikogen yang tersimpan akan diubah menjadi
glukosa (sumber energi), sehingga rasa lemas pun dapat berkurang.
Dokter Walujo menjelaskan lebih lanjut,
sebenarnya tubuh bisa dilatih untuk dapat “tanggap” terhadap rendahnya kadar
gula dalam darah. Buktinya, gejala lesu dan gangguan konsentrasi karena
kekurangan glukosa biasanya muncul di awal bulan Ramadhan saja. Ketika tubuh
telah terbiasa dengan rendahnya kadar glukosa, ditambah dengan kegiatan yang
merangsang pelepasan hormon stres, maka keluhan-keluhan seperti lesu, lemas dan
gangguan konsentrasi dapat berkurang hingga tidak terasa lagi.
Penelitian di Barat dan Timur menyatakan bahwa
puasa merupakan suatu sikap antisipatif. Puasa berguna untuk terapi dari bahaya-bahaya
penyakit kontemporer. Selain berfungsi sebagai pembaharu jaringan-jaringan sel,
puasa juga dapat menghilangkan penyakit-penyakit yang ada di dalam tubuh.
Penemuan medis pun memperkuat ketegasan bahwa ibadah puasa yang selama ini kita
kerjakan dapat melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit. Allah berfirman,
ÙˆَØ£َÙ† تَصُومُواْ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َّÙƒُÙ…ْ
Ø¥ِÙ† ÙƒُنتُÙ…ْ تَعْÙ„َÙ…ُونَ
Artinya “Dan
puasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah/02 : 184).
Sumber :
Thobieb Al-Asyhar. 2007. Fikih
Gaul. Bandung : Syamiil Cipta Media
Majalah Healthy Life
Edisi November 2003
Majalah Human Health
Edisi Oktober 2005
Majalah Hidayatullah
Edisi Oktober 2005
http://i.mobavatar.com/muslim/puasa-no-setan-maksiat-elo-setannya.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.