
Sebelum melangkah lebih jauh lagi
dalam pembahasan ini, marilah kita simak sebentar pendapat Kahlil Gibran, yang
mendapat julukan The Prophet of Libanon,
tentang anak-anak:
Anakmu bukanlak anakmuMereka putra-putri kehidupan yang rindu pada diri sendiriLewat engkau mereka lahir, namun bukan dari engkauMereka ada padamau, tapi bukan milikmuBerikan mereka cinta, tapi jangan pikiranmuSebab mereka punya pikiran sendiriBerikan rumah bagi tubuhnya, tapi bukan bagi jiwanyaSebab mereka tinggal di rumah masa depanYang tidak dapat kau kunjungi meski dalam impianEngkau boleh menyerupai mereka, namun jangan paksa mereka menyerupaimuSebab kehidupan tidak berjalan ke belakang, tidak juga tenggelam di masa silamKaulah busur, dan anakmulah anak panah yang meluncur
Menurut anda bagaimanakah orang
yang disebut pandai atau cerdas ? Pasti hampir semuanya memikirkan seseorang
yang rajin di dalam kelas, selalu mengerjakan PR, bisa menjawab semua
pertanyaan yang diajukan, nilai ulangannya bagus-bagus, nilai raportnya banyak
nilai 8 dan 9 serta selalu mendapatkan ranking dan lain-lain.
Jika memang seperti itu pendapat
anda mengenai kecerdasan, lalu bagaimana dengan orang yang hanya pandai bermain
alat musik, mahir membawakan lagu-lagu, baik Indonesia maupun barat, mampu
menyelesaikan novel dalam 7 hari, pandai mengatur keuangan, bisa mencari makan
dan biaya sekolah saat umurnya masih 15 tahun mampu menyelesaikan
masalah-masalah pribadinya dengan baik, mampu membaca buku setebal 700 halaman
dalam 3 hari dan paham dengan isinya, bisa memanfaatkan barang perkakas menjadi
sesuatu yang bernilai dan bagaimana pula dengan orang yang mampu mengajar
dengan baik, apakah mereka tidak bisa disebut sebagai orang cerdas ? Padahal nilai ulangan mereka saat di
sekolah hanya rata-rata saja, tidak ada yang mengagumkan malah ada yang hanya standart saja, dan kalau boleh
jujur nilai mereka pas-pasan alias kurang.
Sebenarnya, semua manusia cerdas,
namun karena sebagian besar masyarakat memandang suatu masalah hanya dari satu
sisi saja, hanya dari segi nilai yang tertera di atas ijazah, maka ada sebagian
orang yang menjadi terlihat begitu bodoh. Saat masyarakat menilai bahwa orang
yang cerdas adalah orang yang berprestasi di sekolah dan mendapatkan nilai 9
untuk matematika, maka semua orang yang nilainya jelek, menjadi orang yang
bodoh. Jika demikian, hal ini ibaratnya kita membandingkan mana yang lebih
besar antara buah apel dengan buah semangka, jawabannya jelas buah buah
semangka. Karena sekecil apapun buah semangka pasti akan lebih besar dari pada
buah apel. Coba jika kita membandingkan buah semangka dengan buah semangka,
pastinya hasilnya akan berbeda karena keduanya memiliki sifat dasar dan potensi besarnya sama.
Untuk mengubah cara pandang seperti
itu, maka kita harus membuat suatu perubahan. Cobalah mencari anak yang
mempunyai prestasi baik di sekolahnya, lalu kumpulkan dia dengan team olah
raga, para penyanyi, tukang bengkel, penjual asongan, pengumpul sampah, petani
atau yang lainnya. Apakah dia mampu berlari mengelilingi lapangan 7X dalam
sepuluh menit? Apakah dia mahir bernyanyi? Apakah dia bisa menambal ban sepeda
motor dengan baik? Apakah dia mampu menjual barang dagangannya? Dan apakah dia
mampu mengumpulkan banyak kaleng bekas? Tentu keadaannya sudah lain, apabila si
anak tidak mampu mengelilingi lapangan dalam waktu yang telah ditentukan, maka
dia adalah anak bodoh, karena menurut atlet pelari, orang yang pandai adalah
orang yang mampu berlari dengan secepat-cepatnya sebelum waktu yang telah
ditentukan habis.
Dari contoh di atas, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya semua manusia cerdas, bila yang menjadi
tolak ukur adalah bidang yang dikuasainya, bukan semata-mata hanya karena nilai
pelajaran yang diajarkan di sekolahnya memuaskan.
Untuk menutup bagian ini, saya
ingin berbagi cerita masa lalu saya terkait masalah cerdas. Dulu, saya sering
dicap sebagai orang yang kurang cerdas, meskipun begitu saya pernah berada di
kelas favorit (untuk kriteria sekolah) selama 2 tahun, tapi tidak pernah
mendapat ranking, dan baru mendapat ranking satu waktu dikumpulkan dengan
anak-anak kelas buangan, begitu mereka menyebutnya karena dalam satu kelas rata-rata anaknya nakal dan
tidak begitu pintar alias bodoh.
Banyak guru yang menganggap saya
sebagai murid yang agak lamban karena nilai ekonomi, akuntansi, dan matematika
hanya 6 dan tidak pernah tambah. Walaupun begitu saya tidak pernah minder,
karena sejak masuk MTsN/SMP saya telah mampu mencari makan dan biaya sekolah
sendiri, bahkan hingga jenjang S-1. Setelah pulang sekolah saya langsung kerja
sampai jam 5 sore, setelah maghrib saya belajar sebentar lalu kerja lembur,
kadang-kadang sampai jam 12 malam dan bangun jam 4 pagi lalu bersih-bersih
rumah, setiap hari selalu seperti itu. Selain itu, saya juga punya kegiatan
yang lain, yaitu aktif dalam OSIS, pramuka, dan pecinta alam. Karena banyaknya
kegiatan, akhirnya nilai mata pelajaran saya tidak bisa maksimal seperti yang
lainnya, dan seperti bisa sebagian besar guru tidak mau tahu.
Walaupun seperti itu, saya tidak
pernah minder karena teman-teman belum tentu bisa mempertahankan nilainya dan
barangkali mereka akan mendapatkan nilai yang lebih buruk dari saya jika diberi
tanggung jawab dan kegiatan yang sama banyaknya dengan saya.
Cerita yang lainnya adalah waktu
saya kuliah, bila dibandingkan dengan teman yang lainnya, saya merupakan
mahasiswa yang kuliahnya molor. Teman-teman lulus dalam waktu 4 tahun,
sedangkan saya malah lebih. Masalah yang dimiliki saya sama dengan waktu SMP,
namun kali ini ada faktor yang lainnya, yaitu tugas akhir saya alias skripsi filenya hilang terkena virus dan
print out yang dibawa dosen hilang dan dosennya tidak mau bertanggung jawab
sehingga saya harus mengerjakannya lagi dari awal.
Daftar
Pustaka :
Jack Foster. Baca, Tertawa, Menang. Jogjakarta:
BACA!. 2005
Fadlan El-Qosaam. Super Teenager,Yogyakarta
: Pro-U Media
Ara, LK, 2003. Belajar Berpuisi dari Penyair Indonesia,
Bandung : PT Syaamil Cipta Media
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhShpoG_jnreUtUdVNS33FNDtGoKsOWoh7Lq2HmWv0GJKMpaSjU-QYDrWqq1fDQ1ul0j7RgX0IVsWGU3AKgPRSZ4HX5ybL9Cdq-fAZ1_WoPCP-ythLqjX8bgPsYexIzbw36zBak1IN5I8Zq/s1600/cache3_Guys-Tong-Kosong-Nyaring-Bunyinya-GREY-3.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.