
Sejarah Rastafarian
Berdasarkan
sejarah, ganja pertama kali ditemukan di Cina pada tahun 2737 SM. Di China,
ganja ditanam dengan bersamaan, yang mana pada nantinya ganja ini akan
dimanfaatkan sebagai obat-obatan dan terapi penyembubuhan seperti penyakit
rematik, sakit perut, beri-beri dan juga malaria. Dalam perkembangannnya, ganja
semakin marak ketika digunakan oleh kaum Rastafari, kaum Rasta
yang ada di Jamaika yang berakar dari Yahudi dan Mesir. Mereka menggunakan
ganja sebagai bahan dalam upacara sakramen mereka kepada Jah atau nabi
bagi mereka (The Afrocentric Ezperience). Pada awalnya ganja dilarang
peredarannya di Jamaika, namun ketika pusat pemerintahan di pegang oleh Perdana
Menteri Michael Manley, ganja dilegalkan khusus untuk kaum Rastafarian.
Hal ini dikarenakan kaum Rastafarian
mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan jumlah mereka sangat besar di
Jamaika. dan untuk mendapatkan dukungan politik mereka, Perdana Menteri Michael
Manley melegalkan ganja karena dalam ajaran kaum Rastafari, mereka
diperbolehkan menghisap ganja untuk mendekatkan diri dengan Tuhan atau Jah
dan untuk “nabi” atau sang Kaisar Hailie Selaissie. Ganja lebih terkenal
lagi ketika sang pencipta musik reggae – Bob Marley - selalu menghisapnya dan
kehidupannya.
Tasabuh Dengan Rasta Dilarang
Dalam islam
segala sesuatu telah diatur sedemikian
rupa, sehingga kehidupan manusia dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Tak hanya masalah ibadah, muamalah pun juga diatur. Dalam kehidupan sehari-hari
kita diperintahkan berbuat baik kepada sesama manusia, baik yang seagama maupun
yang tidak, selama mereka tidak mengganggu orang islam. Adapun terkait masalah
ibadah dan kepercayaan kita dilarang untuk menyamai mereka, seperti yang
tercantum dalam hadis beikut ini
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang meniru suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka. " (HR. Abu Daud, menurut Al-Albani Hasan Shahih)
Dalam hadis
ini, diterangkan dengan jelas bahwa meniru perbuatan yang menjadi ciri khusus
seuatu kaum dilarang oleh agama,
sehingga tidak ada lagi tawar-menawar dalam masalah ini, termasuk menjadi
pengidola Rastafarian karena muara dari kaum ini adalah Yahudi yang ada
di Mesir.
Jangan Menggampangkan
Selama ini ada
sebagian dari kita yang menyepelekan hal-hal yang kecil, misalnya kebiasaan
yang berasal dari agama lain. Mereka meniru kebudayaan-kebudayaan itu dengan
penuh semangat dan tanpa pertimbangan sama sekali, dan kadang mereka bilang “Halah,
hanya begini saja kok dosa”. Permasalahannya tidak seringan itu, namun kita
sudah diperingatkan bahwa umat muslim suatu kelak nanti, sedikit demi sedikit
akan mengikuti atau meniru kebudayaan kaum Yahudi dan Nasrani, seperti dalam
hadis berikut
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ
وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ.
Dari Abu Said Al Khudri radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, 'Kelak kalian akan mengikuti ajaran orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka masuk ke dalam liang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka.' Kami, para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah yang kami ikuti itu adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?" Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR. Muslim).
Jika membaca hadis tersebut, sudah selayaknya kita harus berhati-hati dengan segala kebudayaan yang berasal dari luar islam, jangan sampai kebudayaan yang kita ikuti berasal dari non islam yang nantinya justru akan menghilangkan ajaran islam sendiri, dan yang lebih penting adalah jangan sampai suka ikut-ikutan dengan kebudayaan yang tidak jelas asl usulnya.
Daftar Pustaka
Abdul Khalik.
2007. Dunia Dalam Ganja. Yogyakarta : Pinus Book Publisher
M. Nashiruddin
Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim.
Jakarta : Gema Insani
Thobieb
Al-Asyhar. 2007. Fikih Gaul. Bandung : Syamiil Cipta Media
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUuH7mjrFW69ZXA9y32N5M_Sbe_G469rsS2eg1dbrpRbBc6ymHbYl1Sd6JWz-Bipl5PVv3l1mq3wwV2Wt_Nevy4p5OuQfsRpQwuzyl4c7dFwvKHS0_v64Fj2dvDRF0JUGtVtt4jm0xh64N/s320/Isma+rastavara.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.