Breaking News
recent

Nilai Jelek, Tanda Malas


Jangan pernah berfikir bahwa nilai yang jelek disebabkan karena siswa yang malas. nilai jelek bukan berarti malas, ada berbagai kemungkinan yang ada yang menyebabkan nilainya kurang bagus, misalnya.
Pertama, Banyak kegiatan. Ketika siswa mengikuti ekstra kurikuler secara otomatis waktu yang digunakan untuk belajar menjadi berkurang, apabila kegiatan yang diikuti lebih dari satu, semakin banyak waktu yang tersita, sehingga tidak bisa belajar dengan maksimal serta tubuh dan otak sudah lelah yang menyebabkan kurang bisa konsentrasi dengan bagus.
Kedua, Swadaya. Tidak semua siswa untuk urusan sekolah dibiayai oleh orang tuanya, mereka harus mencari sendiri agar tidak putus sekolah seperti yang saya alami. Dulu, setelah lulus SD, saya pernah putus sekolah selama 1 tahun dan setelah itu saya melanjutkan lagi, namun semua harus mencari biaya sekolah dan makan sendiri. Sepulang sekolah dan sampai dirumah sekitar jam 13:30, saya istirahat 30 menit kemudian jam 14:00 saya harus bekerja mejadi kuli sampai jam 17:00. Sekitar jam 19:30 saya mulai kerja lembur sampai tengah malam. Dan baru belajar jam 3 pagi, kemudian membersihkan rumah, setiap hari hal itulah yang saya lakukan, sehingga waktu untuk belajar sangatlah sedikit dan kadang kala menjelang akan ujian saya sudah bingung biaya untuk ujian, hal ini menyebabkan pusing dan nilai saya kurang begitu bagus bila dibandingkan dengan yang lainnya. Namun yang penting saya bisa tetap sekolah karena anak yang lain belum tentu bisa seperti saya.
Ketiga, Faktor herediter / keturunan. Tingkat kecerdasan siswa kadang juga dipengaruhi oleh keturunan, orang tua yang mempunyai tingkat kecerdasan yang kurang kadang anaknya juga akan mempunyai kecerdasan yang tak jauh beda dengan orang tuanya. Namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan karena apabila kita mau berusaha dengan keras, yang kita inginkan dapat tercapai.
Keempat, Faktor lingkungan. Tak jarang anak yang pandai semakin lama semakin merosot nilainya, hal ini bisa dikarenakan lingkungan yang kurang mendukung, misalnya orang tua suka menonton TV sehingga si anak juga terpengaruh dengan kebiasaan orang tua, padahal si anak pada dasarnya cerdas.
Kelima, Metode yang kurang tepat. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa metode guru dalam menyampaikan materi bisa mempengaruhi minat siswa, metode yang tepat dan cara penyampaian yang baik bisa mempengaruhi tingkat minat siswa terhadap suatu pelajaran sehingga metode yang digunakan harus tepat dan cara penyampaian tidak monoton agar siswa tidak merasa bosa.
Keenam, Tekanan orang tua. Hal ini jarang diketahui oleh orang tua, mereka kadang melakukan kesalahan yang tidak mereka sadari dengan memaksakan kehendaknya pada anak. Seperti, sebut saja namanya Egi murid saya, Egi merupakan anak yang pandai dan nilainya selalu di atas 90, namun semakin lama nilainya semakin merosot, ternyata Egi sering  dimarahi orang tuanya karena hanya mendapat nilai 90 sedangkan orang tuanya mengharapkan selalu mendapat nilai 100, Egi merasa kesal dan merasa tidak dihargai usahanya, sehingga ketika belajar fikirannya bukan pada pelajaran melainkan pada hal lain, dan perbuatan ini dia lakukan sebagai protes atas sikap orang tuanya.
Ketujuh, Kurang perhatian. Nilai seorang siswa kadang dipengaruhi oleh keluarga, misalnya kurangnya perhatian dari orang tuanya. Saya mempunyai seorang murid privat yang sebut saja namanya Jefri. Saya telah mengajar Jefri selama kurang lebih 3 tahun. Jefri merupakan anak yang tergolong kurang perhatian, ibunya bekerja sebagai TKI dan bapaknya pulang kerja jam 8 malam, sehingga hampir sendiri setiap harinya dan hanya bersama neneknya. Sewaktu ibunya cuti selama sebulan, nilainya bertambah bagus bila dibandingkan dengan sebelumnya. Namun ketika ibunya berangkat lagi nilainya turun drastis hingga berada di rangking terakhir. Saya telah mencoba berbagai metode agar nilainya menjadi baik, kadang saya juga memberi tahu ayahnya tentang perilakunya ketika belajar privat, tapi hampir tidak berpengaruh sama sekali. Terakhir kali saya mengusulkan kepada orang tuanya agar pulang dan mendampingi setiap hari, semua itu demi masa depannya, karena bagaimanapun juga ilmu lebih berharga dari pada harta.
Beberapa faktor diatas mungkin bisa menjadi penyebab nilai seseorang kurang memuaskan, sehingga kita jangan berfikir bahwa nilai mereka jelek karena kurang pandai. Saya pernah menjumpai kasus dimana ada seorang siswa yang sejak kelas 1 – 3 selalu mendapat ranking 1. Namun dalam Ujian Akhir dia tidak lulus, lalu apa yang salah dengan siswa tersebut ? Apakah dia siswa kurang pandai ? Tentu jawabannya bukan, karena buktinya selama 3 tahun dia ranking 1. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kenapa dia bisa tidak lulus ? Dan apakah dia sedang ada masalah ? Setelah saya mencari informasi dari beberapa orang, seminggu sebelum Ujian Nasional ternyata kedua orang tuanya resmi bercerai, sehingga dia tidak bisa belajar dengan tenang dan kadang tidak belajar. Dari contoh kasus ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa penyebab nilai jelek tidak hanya karena kurang pandai, melainkan ada hal-hal lain yang mungkin belum kita ketahui penyebabnya.

Sumber Gambar :
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigabGpCpq7GMx2_hRw5D7H-F5-w2i7icml2GTCCCt_w-3whXO6ZgUbNs0KxOQlC9AkLhodaQhCNAfpuzRjg8mwy25qGJZnWbfsIl6B4WAPo1oMePpR98Fv7IVBBozBhrVjql1Xjc1xMfw/s320/NO-9.jpg

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.