Breaking News
recent

Keinginan, Usaha, Dan Pengorbanan


Keinginan, usaha dan pengorbanan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Jika kita mempunyai keinginan, maka kita harus berusaha dengan keras untuk mewujudkannya, dan untuk mewujudkan keinginan tersebut dibutuhkan sebuah pengorbanan, baik uang, pikiran, maupun waktu.
Sebelum muncul sebuah keinginan, pasti muncul sebuah ide. Ide ini tidak hanya tentang hal-hal besar, melainkan juga hal-hal yang kecil, karena bisa jadi ide besar merupakan ide yang pada mulanya kita anggap kecil. Misalnya, Gutenberg mampu menciptakan mesin cetak karena idenya untuk menggabungkan sebuah mesin pelubang kain dengan alat pemeras anggur.
Newton menggabungkan air pasang dan jatuhnya sebuah apel, yang akhirnya melahirkan teori gravitasi, Lipman mengawinkan pensil dan karet penghapusnya sehingga tercipta pensil dengan penghapusnya, Hutchins menyatukan sebuah jam dengan alarm yang melahirkan jam weker sehingga kita bisa bangun pada waktu yang kita inginkan.
George Westinghouse menemukan ide untuk membuat rem-rem angin pada saat dia sedang membaca tentang sebuah bor batu dengan angina prgas yang mereka pakai untuk membuat terusan di pegunungan Alpen. James J. Ritty berusaha menciptakan alat yang mencatat uang tunai yang masuk di restorannya, sehingga kasirnya tidak perlu menjejalkan uang tunai tersebut ke dalam sakunya. Suatu saat, dia melihat kapal uap yang melintasi samudera atlantik, yang diatasnya terdapat sebuah alat yang menghitung dan mencatat putaran baling-baling kapal uap tersebut, kemudian dia menggunakan prinsip yang sama untuk membuat cash register pertama di dunia.
Ide-ide yang ada dalam pikiran, yang ingin dikembangkan, bisa berasal dari diri sendiri, dari orang lain, maupun ide gabungan seperti yang dilakukan para tokoh di atas. Dan jangn salah, kadang-kadang ide gabungan dapat menjadi suatu hal besar suatu hari nanti, bahkan Dr. Roger van Oech menyarankan untuk melakukan penyilangan ide dari luar seperti tertulis dalam a whack on the side of the headsaya telah meneliti industri-industri perfilman dan televisi, industri periklanan, kelompok-kelompok pemasaran, kelompok-kelompok kecerdasan buatan, dan departemen-departemen kesenian. Satu sebutan yang telah saya temukan adalah setiap kelompok merasa bahwa kelompok merekalah yang paling kreatif dan anggota-anggotanya memiliki obat mujarab khusus untuk mendapatkan ide-ide baru. Saya pikir ini baik, esprit de corps membantu menciptakan suatu lingkungan kerja baik. Tetapi saya juga merasa bahwa televisi bisa belajar banyak dari orang-orang software, dan orang-orang R&D bisa mendapatkan ide-ide dari periklanan. Setiap budaya, setiap industri, setiap disiplin, departemen dan organisasi memiliki cara masing-masing dalam memecahkan berbagai persoalan, memiliki metafora sendiri, model-model dan metodologinya sendiri. Tetapi yang sering terjadi adalah bahwa ide-ide terbaik tercipta karena mengabaikan batasan-batasan disiplin dan menengok ke dalam bidang-bidang yang lain untuk mendapatkan ide-ide dan pertanyaan-pertanyaan baru. Berbagai kemajuan yang signifikan dalam seni, bisnis, teknologi, dan ilmu pengetahuan telah terjadi melalui penyerbukan silang berbagai ide. Dan sebagai akibatnya, tidak ada sesuatu pun yang akan membuat sebuah bidang mati lebih cepat daripada mengesampingkan ide-ide dari luar.[1]
Menggabungkan ide dari disiplin ilmu yang lain merupakan suatu hal yang menyenangkan. Kita dapat merangkai berbagai ide dengan lebih mudah dan melakukan variasi-variasi yang menyenangkan. Jangan terpaku pada ide hasil pikiran kita sendiri, karena hal ini akan mempersempit hasil kerja kita.
Saat membaca saran dari Dr. Roger van Oech, saya tertarik dengan ide tersebut dan mulai mencobanya saat mengajar. Ketika mengajar, saya menggunakan pendekatan personal yang saya adopsi dari bidang kedokteran, pendekatan ini digunakan untuk membantu proses penyembuhan pasien. Pendekatan ini membantu pasien untuk mengurangi beban pikirannya dengan cara menceritakan kejadian-kejadian yang dilaluinya maupun perasaannya. Dengan pendekatan ini saya dapat mengetahui masakan yang disediakan anak-anak, kegiatannya di rumah, alamat tempat tinggalnya, acara kesukaannya, makanan favoritnya, buku yang ingin dibacanya, harapan di masa depan, dan banyak lagi yang lainnya, sehingga seolah-olah kami adalah teman untuk berbagi, bukan layaknya seorang guru dan murid yang harus selalu menjaga jarak.
Sedangkan untuk materi, saya jarang menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sepenuhnya. Sebagian materi saya ambil dari bidang yang lain, misalnya saja sejarah, teknologi, psikologi, pubertas, hal-hal yang berkaitan dengan cinta dan ilmu pengetahuan lainnya. Namun, materi yang saya sajikan tetap dalam bahasa inggris, sehingga mereka mendapatkan dua ilmu sekaligus, belajar bahasa inggris dan pengetahuan lain. Dan yang lebih penting, mereka jarang merasa bosan dengan materi yang dipelajari, tentunya materinya menyesuaikan dengan umur para siswa, agar tercipta system pembelajaran yang kondusif. Oleh karena itu, jika ingin menjadi sukses jangan takut untuk mencoba atau menghadapi ide dari dunia luar.
Setelah mempunyai ide dan keinginan, maka secara tidak langsung untuk merealisasikannya kita dituntut untuk berusaha dan tentunya sebuah usaha selalu membutuhkan pengorbanan. Jika kita ingin makan, maka kita harus mencari uang dan untuk mencari uang kita harus berani mengorbankan waktu, tenaga, maupun pikiran, semua akan saling mempengaruhi.
Richard P. Feyman mengatakan “Para pelaku eksperimen paling rajin mencari dan dengan usaha paling besar, persis di tempat-tempat yang tampak paling memungkinkan bagi kita untuk dapat membuktikan teori-teori kita salah. Dengan kata lain, kita sedang mencoba secepat mungkin membuktikan diri kita salah, karena hanya dengan begitu itu kita dapat menemukan kemajuan.”
Untuk mencapai kesuksesan diperlukan usaha yang keras, itulah yang dilakukan para ahli. Nikola Tesla, seorang penemu arus bolak-balik, bekerja secara rutin tanpa henti dari jam 10 pagi sampai jam 5 pagi berikutnya. Keuletan Edison merupakan sebuah legenda, untuk menciptakan lampu pijar dia telah mengalami berbagai kegagalan dan usaha keras. Untuk membuat senjata mesinnya bekerja, Gatling harus bekerja keras selama kurang lebih empat tahun. Andrew Wiles bekerja selama tujuh tahun untuk dapat membuktikan teorema terakhir Fermatsebuah pembuktian yang membingungkan ribuan pakar-pakar matematika selama berabad-abad. Demikian juga dengan Charlie Chaplie, Newton, Kepler, Einstein dan yang lainnya. Semakin besar keinginan kita, semakin besar pengorbanan yang diperlukan.

Sumber Referensi :
Jack Foster. Baca, Tertawa, Menang. Jogjakarta: BACA!. 2005
Fadlan El-Qosaam. Super Teenager,Yogyakarta : Pro-U Media
http://www.majalahtim.com/wp-content/uploads/2013/09/Kunci-usaha.png 



[1] Jack Foster. Baca, Tertawa, Menang. Jogjakarta: BACA!. 2005. hal. 112-113

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.