Breaking News
recent

Kerawanan Sebuah Ide


Dulu, saat ingin melanjutkan ke MTs/SMP, saya mendapatkan banyak kritik. Masyarakat sekitar menganggap tidak ada gunanya sekolah lagi, malah hanya akan menghabiskan uang saja. Bahkan orang tua saya sendiri pun tidak setuju, karena akan menyusahkan. Mereka ada benarnya juga karena pada saat itu, saya dalam keadaan putus sekolah alias hanya lulusan SD saja, apalagi keadaan ekonomi keluarga juga tidak mendukung, uang yang didapat hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Pada awalnya saya sempat ragu, tapi pada akhirnya saya tetap melanjutkan sekolah. Pagi, saya pergi sekolah, setelah pulang saya langsung bekerja sampai jam 16.30 sore dan mulai lagi jam 19.30 sampai jam 23.00 malam. Hal ini berlanjut hingga menginjak di SMA, dan alhamdulillah sekarang saya hampir menyelesaikan S1 pendidikan bahasa inggris. Saya akui, hal ini tidaklah mudah seperti yang dipikirkan sebagian orang, dalam kurun waktu tersebut, sudah begitu banyak kritik yang dilontarkan. Namun, itulah ide, ia sangat rawan dikritik oleh orang lain. Seperti yang diungkapkan Charles Brower “Sebuah ide itu rawan. Ide itu bisa dibunuh dengan sebuah senyuman menyeringai atau sebuah tindakan menguap. Ide itu bisa dipukul sampai mati dengan sebuah sindiran dan ditakut-takuti sampai mati dengan sebuah kerutan pada alis mata kanan seseorang.” Simak pula perkataan Robert Grudin dalam The Grace of Great ThingKreatifitas itu berbahaya, kita tidak bisa membuka diri kita pada pandangan-pandangan baru tanpa membahayakan keamanandiri asumsi-asumsi kita sebelumnya, kita tidak bisa mengajukan ide-ide baru tanpa menerima resiko ditolak atau tidak disetujui.
Tidak mungkin kita bisa menghindar dari kritikan orang lain, terkait tentang ide yang kita miliki. Orang lain tentu saja akan mengeluarkan kata-kata tidak setuju, dan kita tidak mungkin bisa menuruti keinginan semua orang di sekitar kita. Namun, hal yang terbaik adalah memikirkan kembali dan mempertahankan ide-ide yang kita miliki, karena orang yang berharga adalah orang yang berani mengambil resiko. “Kucing-kucing yang berharga hanyalah kucing-kucing yang berani mengambil resiko” begitu kata pianis Thelonious Monk.
Sama halnya dengan yang saya lakukan. Menurut sebagian orang, kuliah adalah perbuatan yang tidak ada manfaatnya, karena hanya akan menghabiskan uang dan setelah lulus pun tetap akan menjadi pengangguran. Jika menuruti perkataan mereka, saya tidak mungkin bisa meraih gelar sarjana. Menurut saya kuliah bukanlah ajang untuk mencari pekerjaan, melainkan untuk menambah wawasan, membuka potensi yang ada pada diri kita, tempat untuk belajar bersosialisasi dan berkomunikasi, membuka pikiran maupun untuk memperdalam kemampuan yang kita miliki. Jadi bukan sekedar untuk mendapatkan pekerjaan semata.
Jika anda punya ide jangan hanya dipendam, lupakan apa kata orang lain. Mereka hanya pandai memberi komentar, cobalah apa saja yang pernah terlintas di benak, atau cobalah mendengarkan perkataan Lincoln Steffens yang ditulis pada tahun 1931:
Tidak ada yang dikerjakan, segala sesuatu di atas bumi ini tetap dilakuakn atau telah dilakuakn. Lukisan paling besar belum terlukis, drama paling besar belum ditulis, puisi paling besar belum disyairkan. Di dunia belum ada kereta api yang sempurna, juga tidak ada pemerintahan yang baik, juga tidak ada sebuah hukum yang masuk akal. Fisika, matematika, dan terutama ilmu-ilmu pengetahuan yang paling maju dan paling eksak, sedang direvisi secara fundamental. Kimia baru saja menjadi sebuah sains psikologi, ekonomi dan sosiologi sedang menantikan seorang Darwin, yang karyanya pada gilirannya akan menantikan seorang Einstein.
Jika anak laki-laki yang berhura-hura di kampus bisa menceritakan hal ini, mereka mungkin tidak semuanya menjadi orang yang ahli dalam bidang sepak bola, partai-partai dan meraih peringkat-peringkat. Akan tetapi, mereka tidak diberitahu tentang hal ini; mereka diberitahu untuk mempelajari apa yang sudah diketahui. Ini sama sekali tidak ada apa-apanya.[1]

Sumber Gambar :
http://data.hdwallpapers.im/i_have_no_idea.jpg


[1] Daniel H. Pink. Misteri Otak Kanan Manusia. Jogjakarta: penerbit Think, 2007, hal.31

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.