
- Sekolah SD sampai dirumah jam 15:00
- Senin, rabu dan jum’at jam 15:30-17:00 latihan renang
- Selasa, kamis dan sabtu jam 15:30-17:00 les di lembaga bimbingan belajar
- Hampir setiap hari jam 18:00-18:30 les privat al-qur’an
- Setiap hari jam 18:30-20:00 les privat
- Minggu kadang ada latihan renang tambahan
Lumayan padat untuk anak
yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar,
nilainya pun lumayan bagus karena Dika peringkat 3 dikelasnya. Sewaktu orang
tuanya tidak dirumah dan Dika bersama saya, saya mencoba bertanya terkait
kegiatannya tersebut, dia mengaku sebenarnya merasa capek dengan kegiatan
tersebut, namun karena ditekan orang tuanya dia menjadi takut dan kadang dia
tidak serius dalam mengerjakan soal yang diberikan gurunya. Dika merasa tidak dihargai, walapun sudah dapat nilai
8,5 Dika masih di marahi oleh orang tuanya. Orang tuanya
pun juga menuntut agar dia bisa dan mendapat nilai bagus dalam berbagai ilmu pengetahuan, termasuk tuntutan mengetik 10 jari.
Saya juga heran dasar apa
yang dipakai oleh kedua orang tuanya, apakah agar anaknya dapat menguasai
banyak ilmu pengetahuan dan menjadi orang yang sukses? jika kenyatannya begitu
maka kurang tepat. Asal tahu saja bahwa
mendorong dan memaksa itu sudah berbeda. Mendorong
anak agar bersemangat adalah menghargai usaha yang sudah dicapai dan memberi
support agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Sedangkan memaksa adalah tidak menghargai hasil yang
sudah dicapai dan mengharuskan anak mendapat hasil yang terbaik, misalnya mengharuskan anak mendapat nilai 9 atau 10. Hal
inilah yang terjadi pada Dika. Yang sangat saya sesalkan adalah orang tua Dika
juga seorang guru SD, seharusnya orang tuanya tahu bagaimana mendidik anak
dengan baik, bukan memaksakan kehendak pada anaknya. Selain itu, seharusnya
orang tuanya juga bercermin dulu pada dirinya sendiri karena mereka juga seringkali tidak bisa
mengerjakan tugasnya. Heri masih menempuh S-1, dan ketika ada tugas pembuatan
makalah, membuat ringkasan, ataupun tugas akhir Heri selalu menyuruh orang lain
untuk mengerjakannya dengan memberi imbalan berupa uang. Sehingga tidaklah
tepat menyuruh anaknya mengerjakan tugasnya dan mendapatkan nilai yang bagus,
sedangkan orang tuanya sendiri tidak memberikan contoh yang nyata dalam kehidupannya.
Biarkanlah mereka berkembang dengan sendirinya, beri mereka ilmu sedikit demi
sedikit dan berikan waktu luang bagi mereka untuk bersosialisasi dengan warga
sekitar, berikan mereka waktu untuk
bermain sehingga mereka nantinya bisa bersosialisasi dengan baik dengan
lingkungannya.
Saya sangat setuju apabila anak diajari banyak
hal, dan saya juga senang jika mempunyai anak yang berprestasi. Namun semua ada
waktunya sendiri, anak butuh pendidikan, tapi anak juga butuh bermain. Anak
butuh belajar, tapi anak juga butuh bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Anak butuh membaca buku, tapi diluar sana ada yang tidak ada didalam buku.
Biarkanlah mereka berkembang secara alami, biar mereka melewati masa-masanya
sesuai dengan usianya, tugas kita sebagai orang tua hanya mendidik, mengarahkan
dan memberi tahu yang baik dan buruk. Ingat mereka mempunyai kemampuan yang
sangat berbeda dengan kita, jadi kita harus menghargai kemampuan mereka yang
masih belum berkembang dengan baik.
Sumber Gambar :
http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2013/08/konflik-utama-orang-tua-vs-anak.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.