
Sejak berada dalam kandungan hingga lahir, seorang bayi mengalami
proses pembelajaran dari sentuhan, mendengar dan apa yang dilihatnya. Guru
pertama seorang bayi adalah orang tua melalui perkataan dan perbuatan. Apabila
orangtua mengajarkan hal yang baik-baik, maka sang anak akan menjadi baik pula,
dan begitu pula sebaliknya.
Otak manusia, selain terdiri dari tiga bagian (otak reptile,
mamalia, dan otak neo cortex), juga terbagi menjadi dua belahan, yaitu otak
kiri dan otak kanan. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa garis pembatas
neurologist mason-dixon membagi otak ke dalam dua wilayah, dan hingga saat ini
pandangan tersebut masih dipakai. Menurut pandangan tersebut, otak kiri
merupakan belahan yang sangat penting karena belahan tersebut yang membuat kita
menjadi manusia.
Menurut hasil penelitian ahli neurologist dari Prancis, Paul Broca,
belahan otak kiri mengontrol kemampuan bahasa. Penelitian satu decade
berikutnya, penelitian yang dilakukan Carl Wernicke, juga menyatakan hal yang
sama, bahwa bahasa merupakan hal yang membedakan antara manusia dengan binatang
buas, dan kemampuan berbahasa terletak di belahan otak kiri. Oleh karena itu,
sisi kiri otak adalah yang membuat kita menjadi manusia. Selain itu, belahan
kiri bersifat rasional, analistis, dan logis. Sedangkan belahan yang kanan
bersifat diam, tidak linear, naluriah, da bersifat tambahan, dengan kata lain
belahan kanan adalah bagian sisa.
Pandangan ini tetap bertahan selama seabad berikutnya, namun
akhirnya pandangan ini diruntuhkan oleh Roger W. Sperry. Menurutnya, setiap hemisfer mempunyai fungsi yang berbeda,
akan tetapi saling mendukung. Kata Sperry, memang otak kita dibagi ke dalam dua
bagian, namun tidak ada belahan subordinate atau minor, dengan kata lain otak
kanan tidaklah inferior dari otak kiri. Otak kiri berpikir secara berurutan,
superior dalam analisa dan menangani kata-kata. Sedangkan belahan yang kanan
berpikir secara holistic, mengenali pola-pola dan menafsirkan emosi-emosi dan
ekspresi-ekspresi non-verbal.
Penelitian
tersebut membuat Sperry mendapatkan hadiah nobel dalam bidang kedokteran, yang
mengubah ilmu psikologi dan ilmu pengetahuan otak. Pada tahun 1994, Sperry meninggal
dan The New York Times memperingatinya sebagai seorang yang menjungkirbalikkan
keyakinan ortodoks yang ada bahwa otak kiri adalah bagian otak yang dominan.
Terkait masalah otak kanan ada 2 pendapat yang saling berlawanan,
yang satu menyebutnya sebagai sang penyelamat, sedangkan yang satunya lagi
menyebutnya sebagai sang perampas. Menurut penganut teori sang penyelamat otak
kanan merupakan gudang penyimpanan bagi semua yang baik dan adil. sedang
menurut penganut teori sang perampas, pemikiran otak kanan beresiko pada
penyabotan kemajuan ekonomi dan sosial yang dibuat dengan menggunakan logika.
Yang dilakukan belahan otak kanan, seperti menafsirkan muatan emosi, memahami
jawaban dengan menggunakan intuisi, memahami benda-benda secara holistik
memang sangat menarik, namun semua itu hanya hidangan tambahan bagi bagian
utama kecerdasan sejati. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah
kemampuan menalar secara analitis. Oleh karena itu, kita lebih membutuhkan
kemampuan otak kiri. Jika kita memberikan perhatian yang besar terhadap
unsur-unsur berbau seni yang emosional dan personal akan membuat kita kelu dan
mengacaukan kita.
Namun kenyataannya, tidak seperti yang tertulis di atas, otak kanan
tidak akan menyelamatkan dan menyabotase, otak kiri bukan subordinate sedangkan
yang kanan minor. Otak kita tidak bekerja layaknya sebuah lampu, yang satu on
dan yang satunya off. Kedua belahan tersebut memainkan peran dalam setiap
pekerjaan yang kita lakukan. Kita memang bisa saja mengatakan bahwa bagian-bagian
otak tertentu lebih aktif dari pada yang lainnya saat menjalankan fungsi-fungsi
tertentu, akan tetapi tidak bisa mengatakan bahwa fungsi-fungsi tersebut hanya
terbatas pada bagian-bagian tertentu saja.
Atas usaha
keras dari para peneliti selama lebih dari tiga dekade penelitian, akhirnya
terdapat empat kesimpulan dari penelitian tentang perbedaan pokok belahan otak
:
a.
Otak
kiri mengontrol bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak kanan mengontrol
bagian tubuh sebelah kiri
b.
Belahan
otak kiri bersifat berurutan, sedangkan belahan otak kanan bersifat simultan.
Dalam bukunya yang berjudul “Psychology of Behaviour”, Neil R.
Carlson menuliskan “Belihan kiri pada
khususnya bagus dalam mengenali peristiwa-peristiwa serial—peristiwa yang
unsur-unsurnya terjadi secara berurutan—dan mengontrol urutan-urutan perilaku.
Belahan kiri juga dilibatkan dalam mengontrol perilaku-perilaku serial.
Fungsi-fungsi serial yang dilakukan belahan kiri mencakup aktifitas-aktifitas
verbal, seperti berbicara, memahami perkataan orang lain, membaca, dan menulis”[1]
c.
Otak
kiri mengkhususkan pada teks, sedangkan belahan yang kanan pada konteks
d.
Belahan
otak sebelah kiri menganalisa rincian-rincian, belahan kanan mensintesiskan
keseluruhan perspektif tentang sesuatu.
Pada tahun 1968, Roger W. Sperry menuliskan sebuah artikel yang
potongannya sebagai berikut “data
mengindikasikan bahwa belahan otak (kanan) kecil yang tenang dikhususkan untuk
Gestalt Perception (pemahaman atas struktur dan pola pelbagai fenomena),
terutama yang menjadi sebuah perpaduan dalam menghadapi input informasi.
Belahan besar yang ekspresif, sebaliknya, tampak berjalan dalam model seperti
computer yang lebih logis dan analitis. Bahasanya tidak memadai untuk melakukan
suatu sintesa kompleks yang cepat yang dicapai oleh belahan kecil itu”[2]
Selama ini kita menganggap bahwa otak kiri adalah otak yang bersifat
logika, sedangkan yang kanan lebih cenderung kepada kreatifitas. Namun, menurut hasil penelitian Dr. Edward De Bono, yang
mencetuskan lateral thinking (berpikir
lateral) pada tahun 1970, otak kiri ternyata bisa menjadi otak yang
kreatif. Dengan menggunakan metode yang diajarkannya orang bisa menjadi kreatif
dengan otak kiri, dan apabila dapat menggabungkannya maka kita dapat meraih
kesuksesan seperti yang dituliskan Mc Manus :
Betapapun menggodanya berbicara tentang belahan otak
kanan dan kiri secara terpisah, mereka pada dasarnya adalah dua belahan otak
yang dirancang untuk bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan yang lembut,
tunggal, dan terpadu dalam satu otak yang utuh. Belahan otak yang kiri mengetahui bagaimana menghadapi logika dan
belahan sebelah kanan mengetahui tentang dunia. Gabungkan keduanya dan seorang
akan mendapatkan satu pemikiran yang dahsyat. Gunakan salah satunya secara
terpisah dan hasilnya boleh jadi akan aneh atau absurd.[3]
Dengan berbagai
pandangan diatas, kita dapat mengetahui bahwa masing-masing otak-kanan dan otak
kiri mempunyai peran masing-masing yang sangat penting bagi kita, terlepas
bagian mana yang lebih aktif.
References
Fadlan
El-Qosaam. Super Teenager,Yogyakarta
: Pro-U Media
Jack Foster. Baca, Tertawa, Menang. Jogjakarta: BACA!. 2005
Daniel H. Pink. Misteri Otak Kanan Manusia. Jogjakarta : penerbit Think, 2007
http://blog.sribu.com/wp-content/uploads/2013/12/22035_640.jpg
Mantap kang artikelnya tentang otak kanan. Sangat menambah informasi lagi buat saya ini. Informasi tentang otak kanan saya jadi bertambah. hehehe. Tapi Kang saya ingin tanya bagaimana cara untuk melatih otak kanan?
ReplyDeleteuntuk masalah ini insya Alloh akan segera saya bahas
Deleteok siap bos
ReplyDelete