Breaking News
recent

School Smart Vs. Street Smart


Dulu saya pernah menjadi Operator warnet juga. Suatu ketika ada remaja yang mau print tugas sekolahnya dan bertanya pada saya “Bisa print warna mas ?” lantas saya jawab “bisa mbak” dan akhirnya file itu pun saya print. Dan ketika sudah selesai proses print out, dia komplain “lho, mas katanya bisa print warna, kok cuma hitam putih? ”. saya pun berkilah “lah, inikan juga berwarna ? coba saya tanya, tulisan ini warnanya apa ?”. dia menjawab “warnanya hitam”, lantas saya jawab “berarti ini juga berwarna dan warnanya hitam ”. Jawaban seperti ini merupakan street smart. Menurut school smart, yang dimaksud berwarna adalah mengandung warna hitam dan yang lainnya dan yang dipersalahkan saya, dan jika menurut street smart, yang dimaksud berwarna adalah jika sudah mengandung unsur salah satu warna maka sudah bisa dibilang berwarna, dan yang salah si cewek tadi.

Ketika melihat cerita di atas, saya menjadi tersenyum karena teringat di masa lalu waktu kelas 2 MTsN (2 SMP). Dulu, saya seringkali dianggap sebagai murid yang aneh karena memiliki kebisaaan yang berbeda dari pada murid yang lainnya. Waktu itu, guru yang bernama Pak Totok sedang memberikan penjelasan kepada kami semua , disela-sela penjelasannya Beliau mengatakan “Bohong merupakan perbuatan dosa” mendengar hal tersebut, secara spontan saya protes dan mengatakan “belum tentu pak!

Mendengar jawaban tersebut, teman-teman tertawa dan untuk beberapa saat terjadi perdebatan antara saya dan guru. Karena pak Totok termasuk guru yang terbuka, maka Beliau ingin mendengar jawaban dan alasan yang sejelas-jelasnya. Lalu saya katakan “bohong itu belum tentu dosa pak! Tergantung keadaannya dulu, jika kita mengambil uang ibu lalu ditanya dan bilang tidak mengambil, maka sudah jelas berdosa. Tapi jika seumpamanya adalah ada seorang Direktur sebuah bank yang sedang bersembunyi karena dikejar-kejar perampok dan kita mengetahui tempat persembunyian Direktur bank tersebut. Selang beberapa menit sekumpulan perampok berlari mendatangi kita lalu bertanya kamu tahu pria tambun yang memakai pakaian rapi lewat sini?’ lalu saya menjawab nggak tahu, nggak ada orang lewat sini jika melihat keadaan di atas, apakah berbohong itu dosa? Bila saya berbohong sama perampok, maka sang Direktur tersebut akan selamat. Namun bila saya jujur, maka direktur bank tersebut akan dirampok dong, malah bisa-bisa dibunuh. Berarti bila saya jujur, maka secara tidak langsung yang menyebabkan direktur bank tersebut menderita adalah saya. Mendengar jawaban tersebut akhirnya Beliau menarik penjelasan Beliau tentang “bohong itu dosa” dan mengatakan bahwa “bohong itu belum tentu dosa tergantung keadaannya bagaimana?

Selain diatas, masih ada satu cerita lagi dari saya yang pernah menyebabkan saya tidak lulus. Pada saat semester lima, saya mengambil salah satu mata kuliah, seperti biasanya kami sering mendapatkan tugas dari dosen, dan kebetulan pada waktu kalau tidak salah ketika US (ujian semester), Beliau tidak dapat masuk karena ada seminar, namun walaupun begitu Beliau tetap memberikan tugas kepada mahasiswa dan menempelkannya di depan pintu kelas. Di kertas tersebut kami di suruh mencari jawaban dari pertanyaan yang telah di ketik. Kami di berikan kebebasan untuk bekerja sama, asalkan jawaban tersebut tidak asal copy paste saja. Di akhir tulisan tersebut kami diberi waktu sampai jam 12 malam dan Beliau juga menuliskan sebuah kalimat “DIKETIK LEBIH DISUKAI” di kertas pengumuman.

Akhirnya kami pun segera ke perpustakaan dan membaca untuk mencari jawaban. Setelah selesai mengerjakan teman-teman dengan segera mengetik tugas dan jawabannya, sedangkan saya hanya mengumpulkan berupa tulisan tangan. Hal ini penulis lakukan karena dosennya tidak mewajibkan untuk mengetik, terbukti dengan kalimat yang beliau tulis “diketik lebih disukai”, dalam kalimat tersebut tidak ada kata-kata yang mewajibkan untuk diketik (menurut saya). Kata-kata tersebut hanya sebuah himbauan bahwa diketik lebih baik daripada tulisan tangan karena jika diketik akan terlihat lebih rapi. Lain halnya jika diberi kalimat “WAJIB DI KETIK”, jika tulisannya demikian, maka wajib untuk diketik, tanpa ada terkecuali. Namun apa daya, gara-gara kasus di atas saya mendapat nilai D, alias tidak lulus dan dengan terpaksa saya mengulang lagi mata kuliah tersebut. Saat mengingat kejadian tersebut teman-teman selalu tertawa karena terlihat lucu dan menggap  saya sebagai orang yang aneh.

Pada saat mengulang mata kuliah tersebut pada tahun depannya, saya pun mendapat tugas lagi untuk mewawancarai seorang pecandu atau PSK dan hasilnya harus direkam dengan format MP3 atau video, dan lagi-lagi dosen tersebut menggunakan kalimat lebih disukai, untunglah saya segera konfirmasi jika tidak, saya bisa nggak lulus untuk yang kedua kalinya.

References

 http://www.gantibaju.com/files-upload/design/451549944d7d0649e42b6e26389d06c6_think.jpg

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.