
Sifat Orang Tua Mempengaruhi Anak
Seorang anak
dari segi fisiknya, biasanya tidak menyimpang dari perawakan kedua orang
tuanya, kadang matanya mirip ibunya, bentuk badannya mirip ayahnya, rambutnya
mirip neneknya dan bahkan ada juga yang mirip nenek moyangnya yang dahuli.
Seperti yang tersirat dalam hadis berikut ini
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ امْرَأَتِي وَلَدَتْ غُلَامًا
أَسْوَدَ وَإِنِّي أَنْكَرْتُهُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ هَلْ لَكَ مِنْ إِبِلٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ مَا أَلْوَانُهَا قَالَ
حُمْرٌ قَالَ فَهَلْ فِيهَا مِنْ أَوْرَقَ قَالَ نَعَمْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنَّى هُوَ قَالَ لَعَلَّهُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ يَكُونُ نَزَعَهُ عِرْقٌ لَهُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهَذَا لَعَلَّهُ يَكُونُ نَزَعَهُ عِرْقٌ لَهُ
Dari Abu
Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwa seorang Arab pedalaman mendatangi Rasululloh
shallallohu ‘alaihi wa sallam, lalu dia berkata, "Ya Rasululloh
shallallohu ‘alaihi wa sallam, istri saya melahirkan bayi berkulit hitam dan
sungguh saya tidak mengakui sebagai anak saya." Lalu Rasululloh
shallallohu ‘alaihi wa sallam bertanya, "Apakah kamu mempunyai
unta?" Dia menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi, "Apa
warnanya? " Dia menjawab, "Merah." Rasululloh
shallallohu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, "Apakah anaknya ada yang
abu-abu." Orang itu menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi, "Dari
mana asalnya anak yang abu-abu itu ?" Orang itu menjawab, "Mungkin
asal keturunannya ada yang abu-abu." Kemudian beliau berkata kepada orang itu, "Anakmu
pun begitu, mungkin nenek moyangmu ada yang berwarna hitam." (HR. Muslim)
Lantas apakah
yang mirip hanya berupa fisiknya saja ? Anak adalah miniatur orang tuanya
sendiri, tingkah laku seorang anak pun tidak jauh berbeda dengan orang tuanya
sendiri. Seorang anak yang sering melihat ayahnya sering berkata kotor, maka ia
akan terbiasa kotor. Sedangkan anak yang terbiasa melihat ayahnya berdzikir,
maka ia juga akan terbiasa berdzikir, atau paling tidak berkata yang baik-baik.
Sifatnya pun tak jauh berbeda dengan kedua orang tuanya, sedikit banyak pasti
ada yang diturunkan kepada keturunannya.
Orang Tualah Yang Mengubah
Sering kali anak diibaratkan sebuah kertas
putih yang tanpa noda sama sekali, semakin besar semakin banyak warna yang
tergores dalam kertas tersebut. Ada yang menjadi full color, ada yang terdapat
sedikit coretan dan ada pula yang penuh dengan warna hitam. Anak merupakan
karunia dari Alloh yang yang terlahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah yang
menjadikannya kotor. Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata,
"Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ
كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ
جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ فِطْرَةَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ
الْآيَةَ.
“Seorang bayi tidak dilahirkan {ke dunia ini}
melainkan ia berada dalam kesucian {fitrah}. Kemudian kedua orang tuanyalah
yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi —
sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka,
apakah kalian merasakan adanya cacat?”. (HR. Muslim)
Sebagai orang tua kadang kita tidak sadar bahwa
apa yang kita lakukan mempengaruhi sifat anak kita, kita terbiasa berkata kotor
didepannya, membiarkan segala tingkah lakunya (permisif) asalkan dia senang,
sehingga lama-kelamaan ia berubah menjadi tidak suci lagi, dan bahkan ada
sebagian yang menjadi perusuh dalam lingkungan masyarakat. Ini tak lain dikarenakan
kesalahan dalam mendidik anak.
Orang Tua Adalah Teman Dekat
Teman dekat sangat menentukan tingkah laku
seseorang. Orang yang mempunyai teman perokok lama kelamaan, tanpa ia sadari
akan menjadi perokok. Orang yang mempunyai teman dekat yang sering mengeluarkan
kata-kata kotor, lama kelamaan ia pasti akan terbiasa mengeluarkan kata-kata
kotor, atau paling tidak kita akan di cap mempunyai teman yang berperangai
buruk. Dari Abu Musa radhiyallohu ‘anhu dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ
الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ
فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ
وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ
يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
"Sesungguhnya perumpamaan teman dekat yang
baik dan teman dekat yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang
pandai besi. Seorang penjual minyak wangi terkadang mengoleskan minyak wanginya
kepada kamu dan terkadang kamu membelinya sebagian atau kamu dapat mencium
semerbak harumnya minyak wangi itu. Sementara tukang pandai besi adakalanya ia
membakar pakaian kamu ataupun kamu akan mencium baunya yang tidak sedap". (HR. Muslim)
Lihatlah bagaimana pengaruh teman dekat
terhadap kita ? Lantas bagaimana hal jika teman dekat tersebut adalah orang
tua. Orang tua adalah teman yang paling dekat dengan kita. Hampir sebagian
besar waktu kita dihabiskan bersama keluarga, tak diragukan lagi bahwa sifat
kita pun akan terpengaruh dengan lingkungan keluarga, tempat dimana kita tumbuh
dan berkembang.
Alloh Tidak Mengubah
Keadaan Suatu Kaum
Setiap orang pasti mengharapkan mempunyai anak
yang sholeh dan sholehah, walaupun dia seorang yang bejat, didalam hati
kecilnya ia mengharapkan anaknya menjadi anak yang berbakti dan mau mendoakan
orang tuanya. Tapi sayangnya, tak sedikit orang yang hanya berharap saja, namun
tidak ada usaha. Padahal sudah jelas dalam al-qur’an bahwa Alloh tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaannya. Anehnya kadang
orang tua menyuruh anaknya untuk belajar, mengaji atau membaca buku, sedangkan
dia sendiri duduk dengan santai, mengambil remote control lantas menyalakan
televisi sambil membawa toples berisi makanan ringan.
Jika kita menginginkan anak yang sholeh, kita
harus berusaha memulainya dari diri kita sendiri, kita harus menunjukkan contoh
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita menyuruh anak-anak untuk
mengaji, maka kita harus memberikan contoh terlebih dahulu kepada mereka dan
mengajaknya untuk membaca al-qur’an bersama. Seorang perokok, menyuruh anaknya
untuk tidak merokok, pasti anaknya tidak akan menganggapnya. Seorang pencuri
menyuruh orang lain untuk tidak mencuri, tentu dia akan ditertawakan, dan
begitu pula sebaliknya. Apabila kita mengharapkan anak yang sholeh dan
sholehah, yang kelak akan mendoakan kita, tentu kita harus memulainya dari
sekarang dengan menunjukkan akhlak dan perbuatan yang baik sehingga mereka pun
akan terbiasa melakukan kebaikan dan dapat menjadi anak yang baik.
Wasiat Para Ulama
Para ulama adalah orang selalu berusaha untuk
melestarikan ajaran islam, mereka selalu serius dalam mendidik generasi islam,
tak mengherankan jika mereka berwasiat untuk mendidik anak-anak generasi islam.
Al-Imam Mujtahid rahimalloh berkata, “Bertakwalah kalian kepada Alloh dan
berwasiatlah kepada keluarga kalian agar bertakwa kepada Alloh”. Al-Imam
Qatadah rahimalloh berkata, “Kau perintahkan mereka agar taat kepada Alloh, kau cegah mereka dari perbuatan
maksiat, kau urusi mereka sesuai dengan perintah Alloh, dan kau bantu mereka
untuk mewujudkannya. Apabila engkau melihat ada kemaksiatan kepada Alloh, cegah
dan jauhkanlah mereka darinya”.
Referensi
Al-‘Adawi, Mushthafa, 2006. Fiqh Tarbiyatul Abnaa’ Wa
Thaa-ifatun Min Nashaa-ihil Athibbaa’, Terjemahan : Beni Sarbeni, cetakan
pertama. Bogor : Pustaka Al-Inabah
Al-Albani,
Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Bukhari, Terjemahan : Elly
Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani,
Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Muslim, Terjemahan : Elly
Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani,
Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Bukhari. Versi chm
Al-Albani,
Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Muslim. Versi chm
Majalah
Qonitah Edisi 18 / Vol. 02 / 1436 H – 2014 M
http://cairodar.youm7.com/images/2015/07/%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%85%D9%84-%D9%81%D9%89-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%8A%D8%A7%D9%85.png
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.