
Alloh telah menganugerahkan berbagai nikmat yang tak terhingga
kepada umat manusia, bahkan jika manusia mencoba untuk menghitungnya, maka
manusia niscaya tidak akan dapat melakukannya. Namun apakah kita telah
bersyukur kepadanya ? Atau justru kita kufur ?
Harta Adalah Ujian
Kehidupan didunia tidak terlepas dari berbagai ujian, setiap
manusia mendapat ujian yang berbeda-beda. Ada yang mendapat ujian berupa
jabatan, ujian berupa keluarga, ujian berupa penyakit dan termasuk pula harta.
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (Q.S At-Taghabun/64 : 15)
Jangan mengira bahwa manusia tidak akan mendapatkan ujian, dan
dibiarkan begitu saja ketika hidup didunia ini. Hampir setiap manusia
mendapatkan ujian berupa harta. Ada yang mendapatkan ujian dengan harta yang
melimpah, ada yang mendapatkan ujian berupa kemiskinan. Yang kaya diuji, apakah
dia mau beryukur dengan hartanya yang berlimpah dan mau mengeluarkan sedekah
dari hartanya tersebut. Sedangkan si miskin diuji, apakah mereka bersabar
dengan kemiskinan, mau mensyukuri nikmat yang diberikan Alloh dan tetap mencari
rezeki yang halal, walaupun jumlahnya sedikit.
Takdir Manusia
Kehidupan manusia tidak terlepas dari takdir. Allah pun telah
menentukan takdir bagi semua makhluk sejak lima puluh tahun sebelum Allah
menciptakan langit dan bumi. Umur, jodoh, mati pun telah ditentukan sejak
dahulu, termasuk pula dengan kecerdasan juga telah ditentukan takdir. Selain
itu, sudah menjadi takdir manusia bahwa mereka tamak harta dan rakus umur.
Dari Anas bin Malik radhiyallohu mengatakan bahwasanya Rasulullah shallallohu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يَهْرَمُ
ابْنُ آدَمَ وَتَشِبُّ مِنْهُ اثْنَتَانِ الْحِرْصُ عَلَى الْمَالِ وَالْحِرْصُ
عَلَى الْعُمُرِ
“Anak Adam pasti akan menjadi tua, namun tetap muda dalam dua perkara;
tamak akan harta dan selalu ingin panjang umur.'" (HR. Muslim)
Sangatlah jelas bahwa sudah menjadi takdir bahwa manusia rakus
harta dan juga rakus umur, sehingga tidak mengherankan jika manusia terus
mengejar harta untuk memenuhi segala keinginannya dan bahkan jika mereka sudah
memiliki harta yang berlembah-lembah, niscaya mereka akan mengejar lembah yang berikutnya.
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda “Jika
manusia memiliki dua lembah harta maka ia akan mencari lembah yang ketiga, dan
mulut manusia tidaklah terisi apapun kecuali debu”. (HR. Muslim)
Kisah Yang Menakjubkan
Dalam Kitab ats-tsiqat yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu
Majjah, ada sebuah kisah yang sangat menakjubkan dimana ada seseorang yang
tetap bersyukur dengan segala nikmat yang telah diberikan oleh Alloh.
Dikisahkan dari Abdullah bin Muhammad, suatu hari aku sedang menjaga didaerah
perbatasan Aris di wilayah Mesir, aku melihat kemah yang sangat sempit dipadang
pasir yang terik. Lalu aku mendekati kemah tersebut dan aku melihat ada seorang
laki-laki yang kedua tangannya telah buntung, kedua kakinya tidak ada, ditambah
telinganya yang sudah tuli dan mata yang telah rabun. Namun aku mendengar ia
mengatakan
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku mensyukuri nikmat nikmat yang telah
engkau berikan kepadaku dan bersyukur atas kemuliaan yang Engkau berikan
kepadaku atas hamba-hamba-Mu yang lalai”
Aku merasa heran dengan apa yang ia katakan, lalu aku mendekatinya
dan aku tanyakan “Wahai saudaraku atas nikmat Alloh yang mana engkau
bersyukur ?” Ia mengatakan, “Diamlah ! Kalau sekiranya Alloh datangkan
lautan niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku, atau ia datang api yang
menggunung tentulah api tersebut akan membakar tubuhku, atau Ia jatuhkan langit
pastilah langit tersebut menghancurkanku. Tapi aku akan senantiasa bersyukur
kepada-Nya”. Aku katakan, “Bersyukur atas apa ?” Ia menjawab, “Dia
telah menganugerahkanku lisan, yang senantiasa mengingat dan bersyukur
kepada-Nya”.
Lalu ia melanjutkan, “Saudaraku, aku mempunyai seorang anak yang
biasa menyuapiku ketika aku hendak makan dan mengantarkanku untuk beribadah.
Namun tiga hari ini aku kehilangannya. Tolong carikan ia untukku”
Abdullah bin Muhammad pun pergi untuk mencarinya dan setelah
beberapa waktu mencarinya, ternyata anaknya telah diterkam oleh hewan buas. Dia
pun bingung bagaimana cara untuk menceritakan kejadian tersebut kepadanya. Ia
pun pergi ke kemah dan berusaha menceritakan peristiwa itu, setelah mendengar
berita bahwa anaknya diterkam binatang buas ia pun berucap, “Alhamdulillah,
segala puji bagi Alloh yang telah menganugerahkanku keturunanku yang tidak
bermaksiat kepada-Nya sehingga ia tidak diadzab dineraka”
Lihatlah betapa sabarnya hamba tersebut (yang tak lain adalah Abu
Qilabah), walaupun sudah diterpa berbagai ujian dia tetap bersabar dan
bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan oleh Alloh. Lantas bagaimana dengan
kita, apakah kita lebih sering bersyukur atau justru kufur ? Semoga kita dan
keturunan kita selanjutnya dijadikan sebagai hamba yang pandai bersyukur atas
segala nikmat yang telah kita terima selama ini.
Referensi :
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim.
Jakarta : Gema Insani Press
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2005. Tamasya Ke Syurga. Darul Falah
: Jakarta
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2008. Dosa Malapetaka Terbesar :
Kelemahan, Kemalasan, Kelalaian, Kerugian, Dan Penyesalan. Pustaka Hidayah :
Bandung
Ibrahim Muhammad Al-Jamal. 1999. Fikih Muslimah : Ibadat –
Mu’amalat. Pustaka Amani : Jakarta.
Majalah Qonitah Edisi 12 / Vol. 01 / 1435 H – 2014 M
Majalah Nikah Sakinah Volume 14 No. 7, 15 Oktober – 15 November
2015, Dzulhijjah 1436 – Muharram 1437
Majalah Nikah Sakinah Volume 14 No. 8, 15 November – 15 Desember
2015, Muharram 1436 – Shafar 1437
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.