Breaking News
recent

Wanita Mayoritas Penghuni Neraka

Tidak sedikit wanita yang tidak menyadari bahwa mereka merupakan mayoritas penghuni neraka dan dengan begitu mereka akan menjadi penghuni surga yang sedikit. Ada banyak hadis yang menyatakan bahwa mereka menjadi mayoritas penghuni neraka.

Wanita Mayoritas Penghuni Neraka
Neraka merupakan tempat tinggal yang sangat buruk diakhirat, karena didalamnya tinggal orang-orang yang terbiasa menumpuk-numpuk dosa. Dan didalamnya mayoritas penghuninya adalah wanita, sedangkan mayoritas penghuni surga adalah orang-orag fakir. Dari Abu Tayyah, dia berkata, bahwasanya Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

إِنَّ أَقَلَّ سَاكِنِي الْجَنَّةِ النِّسَاءُ .

Sesungguhnya penghuni surga yang lebih sedikit itu adalah kaum perempuan.” (HR. Muslim)

Dari Usamah bin Zaid radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ وَإِذَا أَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوسُونَ إِلَّا أَصْحَابَ النَّارِ فَقَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ وَقُمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ.

“Aku pernah berdiri di pintu surga, ternyata kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang miskin, sementara orang-orang kaya banyak yang terhalang untuk masuk ke dalamnya. Sedangkan terhadap para calon penghuni neraka, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan mereka untuk dimusnahkan ke dalam neraka. Aku pernah berdiri di pintu neraka dan ternyata kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah kaum wanita.' (HR. Muslim)

Master Of Email Marketing 728x90

Mengapa Wanita Menjadi Penghuni Neraka ?
Wanita menjadi penghuni mayoritas penghuni neraka bukan karena mereka adalah wanita, namun mereka menjadi mayoritas penghuni neraka karena akhlaknya. Mereka cenderung untuk mencaci segala kebaikan yang telah diberikan oleh suami. Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu ‘anhu, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ قَالَ أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ اللَّيَالِي مَا تُصَلِّي وَتُفْطِرُ فِي رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ

"Wahai kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar! Sesungguhnya aku melihat bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita! Lalu seorang wanita yang cerdas di antara mereka bertanya, "Ya Rasululloh, kenapa kami yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?" Beliau menjawab, "Kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami, dan aku tidak melihat orang yang akalnya serta agamanya lebih sedikit daripada kalian secara umum dari orang yang berakal." Perempuan itu bertanya lagi, "Ya Rasululloh! Apa yang dimaksud dengan kurangnya akal dan agama?" Beliau menjawab, "Adapun maksud kurangnya akal yaitu, bahwa kesaksian dua orang perempuan sama dengan kesaksian seorang laki-laki, ini menandakan kurangnya akal. Sedangkan kamu tidur dan tidak bangun pada malam hari untuk melakukan shalat, serta kamu berbuka (karena udzur syar'i) di bulan Ramadhan. Semua ini menandakan kurangnya agama.” (HR. Muslim)

Dari Asma’ bintu Yazid Al-Anshariyyah radhiyallohu ‘anhuma, dia berkisah, “Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam melewatiku ketika aku ditengah-tengah bersama wanita-wanita sebayaku. Beliau memberi salam kepada kami lalu bersabda, “Hati-hati, jangan sampai kalian mengingkari para pemberi kenikmatan”. Aku bertanya, “Wahai Rasululloh, apakah (yang dimaksud dengan) mengingkari para pemberi kenikmatan ?. Beliau menjelaskan, ‘Bisa jadi salah seorang dari kalian telah lama menjanda disisi kedua orang tuanya, lalu Alloh memberinya seorang suami dan mengaruniainya anak dari suami tersebut. Suatu ketika ia marah dan mengingkari (kebaikan suaminya). Ia katakan : Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali”. (Shahihul Al-Adabul Mufrod)

Asy-Syaikh Bin Baz rahimalloh mengatakan, “… Hal itu tidak berarti wanita mesti kurang akal dan agamanya pada segala sisi. Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam hanya menjelaskan bahwa kekurangan akalnya ialah pada sisi kelemahan persaksiannya, dan kekurangan agamanya pada sisi dia harus meninggalkan shalat dan puasa ketika sedang haid atau nifas. Hal ini juga tidak berarti mesti lebih rendah dari pada pria, dan pria mesti lebih mulia dari pada wanita dalam segala hal”.

Dalam hadis diatas disebutkan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, yang pertama, mereka banyak melaknat atau mengeluh dan mengngkari kebaikan suami. Tak sedikit wanita yang sering mengeluhkan kebaikan yang telah dilakukan oleh suaminya apapun keadaan suaminya tak terlepas dari komentar negatifnya. Jika mereka memiliki suami berakhlak baik, namun tidak dapat memberikan penghasilan yang berlimpah, mereka akan mengeluh. Jika mereka memiliki suami yang yang tampan, namun karena mereka tidak romantis, niscaya istrinya akan mengeluh. Dan bahkan jika suaminya telah memberikan nyawanya pun, niscaya istrinya akan tetap mengeluh.

Yang kedua, kurang akal dan juga kurang agama. Sudah menjadi takdir seorang wanita bahwa disetiap bulannya mereka mengalami haid. Fenomena ini menyebabkan mereka tidak melakukan ibadah wajib sehingga amalnya lebih sedikit dari pada biasanya. Terlebih jika alam masa haid tersebut mereka tidak melakukan amalan-amalan sunnah lainnya, hal ini menyebabkan syetan dapat mengganggu mereka.

Wahai hawa, janganlah kau ingkari kebaikan suamimu, janganlah kau banyak mengeluh walaupun nafkah yang telah diberikannya hanya sedikit. Ingatlah nafkah yang sedikit lebih baik jika dicari dengan cara yang halal dari pada nafkah berlimpah namun tidak berkah.

Referensi :
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2005. Tamasya Ke Syurga. Darul Falah : Jakarta
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2008. Dosa Malapetaka Terbesar : Kelemahan, Kemalasan, Kelalaian, Kerugian, Dan Penyesalan. Pustaka Hidayah : Bandung
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani Press
Majalah Qonitah Edisi 09 / Vol. 01 / 1434 H – 2013 M Hal. 27
http://www.anneahira.com/images/api.jpg
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2005. Tamasya Ke Syurga. Darul Falah : Jakarta
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2008. Dosa Malapetaka Terbesar : Kelemahan, Kemalasan, Kelalaian, Kerugian, Dan Penyesalan. Pustaka Hidayah : Bandung
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani Press
Majalah Qonitah Edisi 09 / Vol. 01 / 1434 H – 2013 M Hal. 27
http://www.anneahira.com/images/api.jpg

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.