Sebagai makhluk sosial tentu kita tidak dapat lepas dengan interaksi sosial, hampir setiap waktu kita berhubungan dengan orang lain. Dan agar semua kebutuhan dapat berjalan dengan baik, kita terkadang memberi janji kepada orang lain. Baik janji untuk membayar hutang atau janji untuk kepentingan yang lainnya. Sayangnya kadang lidah tak lagi indah.
Janji Harus Ditepati
Janji adalah hutang, begitulah yang dikatakan oleh sebagian besar masyarakat. Janji adalah sebuah akad, yang mana artinya adalah sebuah ikatan yang mengikat yang memberi janji dan menerima janji. Dalam islam hukum berjanji adalah mubah, sementara hukum menepati janji adalah wajib, sehingga melanggar janji berarti suatu keharaman. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.” (QS: Al-Ma’idah: 1)
Ibnu ‘Abbas, mujahid dan beberapa ulama lainnya mengatakan: “Yang dimaksud dengan akad adalah perjanjian.” Ibnu Jarir pun menceritakan adanya ijma’ tentang hal itu. Ia mengatakan, ”Perjanjian-perjanjian adalah apa yang mereka sepakati, berupa sumpah atau yang lainnya.” Sedangkan Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu ‘Abbas, “Yang dimaksud dengan perjanjian tersebut adalah segala yang dihalalkan dan diharamkan Allah, yang difardhukan, dan apa yang ditetapkan Allah di dalam Al-Qur’an secara keseluruhan, maka kalian jangan mengkhianati dan melanggarnya.”.
Kendati janji harus ditepati, namun ada beberapa kondisi dimana janji dilarang untuk ditepati, misalnya janji untuk mencuri, keadaannya sakit dan dapat membahayakan dirinya, kerabat atau orang tuanya meninggal dunia, terjadi cuaca ekstrim dan lain-lain.
Janji Dan Selfie
Dijaman yang serba modern seperti saat ini tidaklah sulit jika kita mau berusaha mengingat janji yang pernah kita berikan kepada orang lain. Kita dapat mencatatnya dikalender dan memasang alarm agar saat tiba waktunya kita dapat menepati janji kita dan tidak membuat orang lain menunggu sampai berjam-jam. Lain halnya pada zaman dahulu, kita harus mencatatnya dikertas memo atau buku agenda yang dimiliki dan menaruhnya ditempa yang mudah ditemukan.
Sayangnya masyarakat sekarang ini hanya HP-nya yang smart (baca : smartphone), sedangkan pemiliknya belum dapat menggunakannya dengan bijak. Sering kali ada beberapa orang yang lupa akan janjinya sendiri dengan berbagai alasan. Dan mereka tidak pernah mencatat janji yang diucapkan di HP-nya. Anehnya, mereka tidak pernah lupa selfie didalam beberapa kesempatan, kegiatan dan meng-upload-nya disosial media yang dimilikinya, bahkan mereka termasuk orang yang rajin selfie.
Seharusnya mereka merasa takut untuk berjanji jika tidak dapat menepatinya. Jika janji adalah hutang, lantas bagaimana mereka akan membayar janjinya ? Apakah mereka menunggu untuk membayarnya diakhirat kelak ? Lupa dan tidak berusaha mengingat beda tipis. Lupa berarti ada usaha yang telah dilakukan sebelum lupa, sedangkan tidak mau berusaha mengingat, tidak ada usaha yang dilakukan setelah memberi janji. Satu kali ingkar janji orang masih memaklumi, dua tiga kali ingkar janji orang akan mulai hati-hati, empat lima kali ingkar janji orang akan menjauhi dan apabila terlalu sering ingkar janji orang akan meninggalkan anda sendiri. Ingatlah akan pesan Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda
Ù„َا ÙŠُÙ„ْدَغُ الْÙ…ُؤْÙ…ِÙ†ُ Ù…ِÙ†ْ جُØْرٍ ÙˆَاØِدٍ Ù…َرَّتَÙŠْÙ†ِ
"Tidaklah seorang muslim terjerumus ke dalam satu lubang dua kali." (HR. Muslim)
Belajar Dari Pemuda Lusuh
Ada sebuah kisah pada zaman Umar bin Khattab. Saat itu, Umar sedang duduk sambil berdiskusi dibawah pohon kurma didekat masjid Nabawi. Datanglah 3 pemuda mendatanginya, dua pemuda tersebut memegangi pemuda yang lusuh. Ternyata kedua pemuda tersebut adalah kakak adik, mereka minta keadilan kepada Umar karena pemuda lusuh tersebut telah membunuh orang tua kedua pemuda tersebut.
Umar pun bertanya kepada pemuda lusuh tersebut apakah benar dia telah membunuh orang tua kedua pemuda tersebut ? Pemuda pun mengakui perbuatannya dengan wajah menyesal. Dia menceritakan bahwa dia datang dari pedalaman yang jauh untuk memenuhi beban yang diberikan kepadanya oleh kaumnya. Dia pun mengikatkan tali unta disebuah pohon kurma dan meninggalkannya. Saat kembali, unta tersebut telah disembelih oleh laki-laki tua. Ia pun marah dan membunuh lelaki tua yang tak lain adalah ayah kedua pemuda tersebut.
Atas perbuatannya, pemuda lusuh pun dituntut dan harus menerima hukuman yang sama, yaitu hukuman mati. Umar berusaha untuk memohonkan maaf pemuda lusuh itu, namun kedua pemuda tersebut menolaknya. Pemuda lusuh pun menerima hukuman tersebut, dan sebelum menerima hukuman, dia mohon agar diberi waktu 3 hari untuk menyelesaikan urusan kaumnya, yang telah menjadi tanggung jawabnya.
Umar pun meminta jaminan agar urusannya diselesaikan oleh sahabat atau kerabatnya, tapi ternyata pemuda lusuh tidak punya sahabat atau kerabat dikota tersebut. Umar pun memberi waktu 3 hari untuk menyelesaikan tugasnya dengan syarat dia harus member jaminan. Ternyata pemuda lusuh pun juga tidak punya jaminan agar dia mau kembali. Tiba-tiba ada seseorang yang mau menjadi sebagai jaminan, yang tak lain adalah Salman Al-Farisi. Pemuda lusuh pun berangkat menyelesaikan amanah yang telah diberikan.
Hari pertama, tidak ada tanda-tanda kedatangannya, hari kedua pun juga begitu. Hari ketiga pun tiba dan orang-orang telah berkumpul ditempat eksekusi. Matahari hampir tenggelam, namun pemuda lusuh belum kembali dan orang-orang mulai kecewa karena mereka mengira pemuda lusuh ingkar janji. Salman pun sudah siap dan dengan tenang untuk di eksekusi. Tiba-tiba dari kejauhan ada seorang lelaki yang lari sambil terjatuh berkali-kali menuju tempat tersebut. Orang itu tak lain adalah pemuda lusuh yang sedang berlari untuk menepati janjinya.
Umar pun menenangkan dan memberinya minum. Pemuda lusuh pun bercerita bahwa ternyata urusan kaumnya menyita banyak waktu, dan dalam perjalanan dia terus memacu tunggangannya, saat tunggangannya sekarat dia meninggalkannya digurun. Dia pun berlari untuk dapat mencapai tempat eksekusi. Sebenarnya jika ingin kabur dia dapat menghindari eksekusi, namun dia tetap dating untuk menepati janjinya. Akhirnya pemuda lusuh pun diamaafkan oleh kedua pemuda yang orang tuanya telah dibunuh.
Bandingkan kisah pemuda lusuh tersebut dengan masyarakat sekarang ini. Walaupun akan dihukum mati dia tetap datang dan menepati janjinya. Walaupun tunggangannya telah sekarat dia tetap berlari untuk menepati janji. Masyarakat jaman sekarang pasti sudah kabur keluar negeri. Gerimis saja sudah tidak menepati janji, apalagi bereda ditengah gurun. Kadang mereka hanya meminta maaf berulang kali tanpa merasa bersalah seolah tidak malu dengan perbuatannya. Kadang mereka membuat orang yang diberi janji harus menunggu hingga berjam-jam tanpa kejelasan, dan yang memberi janji justru tidur dirumah. Inilah adalah potret masyarakat jaman sekarang.
Referensi :
Al-‘Adawi, Mushthafa, 2006. Fiqh Tarbiyatul Abnaa’ Wa Thaa-ifatun Min Nashaa-ihil Athibbaa’, Terjemahan : Beni Sarbeni, cetakan pertama. Bogor : Pustaka Al-Inabah
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, 2005. Maqaashidul Mukallafin (1) : An-Niyyat Fil Ibadaat, Terjemahan : Faisal Shaleh, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Mar’atil Muslimah, Terjemahan : Zaid Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Bukhari, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Muslim, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Bukhari. Versi chm
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Muslim. Versi chm
Majalah Sakinah Volume 14. NO 10 Edisi 15 Januari – 15 Februari 2016 │ Rabiul Awal – Rabiul Akhir 1437
Majalah Sakinah Volume 14. NO 11 Edisi 15 Februari – 15 Maret 2016 │ Rabiul Akhir – Jumadil Ula 1437
http://happyvalentine-day.com/wp-content/uploads/2015/11/the-promise.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.