
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي الْحِجْرِ وَقُرَيْشٌ تَسْأَلُنِي عَنْ مَسْرَايَ فَسَأَلَتْنِي عَنْ أَشْيَاءَ مِنْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ لَمْ أُثْبِتْهَا فَكُرِبْتُ كُرْبَةً مَا كُرِبْتُ مِثْلَهُ قَطُّ قَالَ فَرَفَعَهُ اللَّهُ لِي أَنْظُرُ إِلَيْهِ مَا يَسْأَلُونِي عَنْ شَيْءٍ إِلَّا أَنْبَأْتُهُمْ بِهِ وَقَدْ رَأَيْتُنِي فِي جَمَاعَةٍ مِنْ الْأَنْبِيَاءِ فَإِذَا مُوسَى قَائِمٌ يُصَلِّي فَإِذَا رَجُلٌ ضَرْبٌ جَعْدٌ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ وَإِذَا عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلَام قَائِمٌ يُصَلِّي أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ الثَّقَفِيُّ وَإِذَا إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام قَائِمٌ يُصَلِّي أَشْبَهُ النَّاسِ بِهِ صَاحِبُكُمْ يَعْنِي نَفْسَهُ فَحَانَتْ الصَّلَاةُ فَأَمَمْتُهُمْ فَلَمَّا فَرَغْتُ مِنْ الصَّلَاةِ قَالَ قَائِلٌ يَا مُحَمَّدُ هَذَا مَالِكٌ صَاحِبُ النَّارِ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ فَبَدَأَنِي بِالسَّلَامِ
Dari Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah bersabda, 'Sungguh aku pernah berada di dekat Hijr Ismail dan orang-orang Quraisy bertanya kepadaku tentang (perjalanan) israku. Mereka bertanya kepadaku tentang hal-hal yang berkaitan dengan Baitul Maqdis yang aku tidak mengetahuinya secara pasti, tiba-tiba aku merasa bingung yang tidak pernah aku rasakan. Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam berkata, "Maka Allah mengangkat Baitul Maqdis ke dekatku lalu aku melihatnya. (Hingga) Tidak ada pertanyaan yang mereka lontarkan kepadaku kecuali aku dapat menjawabnya." Sungguh aku pernah berada di jamaah para Nabi. Tiba-tiba di situ ada Musa AS berdiri melakukan shalat. Dia adalah seorang laki-laki yang berperawakan tinggi langsing dan berambut keriting sepertinya dia dari kaum Syanuah. Di situ terdapat pula Isa bin Maryam berdiri melakukan shalat, dan orang yang paling mirip dengannya adalah 'Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi. Ada pula Ibrahim AS berdiri melakukan shalat. Orang yang paling mirip dengannya adalah teman kalian (yakni diri Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam sendiri). Kemudian tibalah waktu shalat, lalu aku menjadi imam mereka. Tatkala aku selesai shalat, seseorang berkata kepadaku, "Hai Muhammad! Ini adalah malaikat Malik, penjaga neraka, maka ucapkan salam kepadanya." Lalu aku menoleh kepadanya kemudian dia mendahuluiku mengucapkan salam."
Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam Tiba di Sidratul Muntaha
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود قَالَ لَمَّا أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْتُهِيَ بِهِ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَهِيَ فِي السَّمَاءِ السَّادِسَةِ إِلَيْهَا يَنْتَهِي مَا يُعْرَجُ بِهِ مِنْ الْأَرْضِ فَيُقْبَضُ مِنْهَا وَإِلَيْهَا يَنْتَهِي مَا يُهْبَطُ بِهِ مِنْ فَوْقِهَا فَيُقْبَضُ مِنْهَا قَالَ إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى قَالَ فَرَاشٌ مِنْ ذَهَبٍ قَالَ فَأُعْطِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثًا أُعْطِيَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ وَأُعْطِيَ خَوَاتِيمَ سُورَةِ الْبَقَرَةِ وَغُفِرَ لِمَنْ لَمْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ مِنْ أُمَّتِهِ شَيْئًا الْمُقْحِمَاتُ
Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, Ketika Rasululah shallallohu ‘alaihi wa sallam diisra'kan, sampai perjalanan terakhir ke Sidratul Muntaha yang berada di langit ke enam. Di Sidratul Muntaha itulah batas akhir perjalanan mi'raj Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam dari bumi, lalu beliau berhenti, dan di Sidratul Muntaha itulah batas perjalanan beliau turun dari tempat yang lebih atas lalu beliau berhenti di situ. Beliau menjelaskan Sidratul Muntaha dengan menuturkan firman Allah, "Muhammad melihat Jibril ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya" (Qs. An-Najm (16): 53) Beliau berkata, "Lantainya terbuat dari emas" Abdullah bin Mas'ud berkata, "Kemudian Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam diberikan tiga hal; shalat lima waktu, bagian akhir surah Al Baqarah, dan diberikan ampunan untuk umatnya yang tidak menyekutukan Allah dengan selain-Nya yang mencelakakan."
Tentang firman Allah, "Maka jadilah Jibril dekat dengan Muhammad sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi."
عن الشَّيْبَانِيِّ قَالَ سَأَلْتُ زِرَّ بْنَ حُبَيْشٍ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ مَسْعُودٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى جِبْرِيلَ لَهُ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ
82- Dari Asy-Syaibani, dia berkata, Saya pernah bertanya kepada Zirr bin Hubaisy tentang firman Allah Azza wa Jalla, "Maka jadilah Jibril dekat dengan Muhammad sedekat dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi." (Qs. An-Najm (9):53) Maka Zirr bin Hubaisy menjawab, "Ibnu Ma'ud bercerita padaku bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam melihat Jibril AS yang mempunyai 600 sayap."
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى قَالَ رَآهُ بِفُؤَادِهِ مَرَّتَيْنِ
Dari Ibnu Abbas, dia menjelaskan firman Allah, "Hati Muhammad tidak mendustakan apa yang telah ia lihat...dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain." (Qs. An-Najm (53): 11-13) Ibnu Abbas berkata, "Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam melihat Jibril dua kali dengan hatinya."
Catatan Syaikh Al-Albani:
Saya berkata, Status Hadits ini adalah mauquf, karena pemahaman hadits ini bahwa Muhammad tidak melihat Jibril dengan matanya sendiri. Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits 'Aisyah yang lalu bahwasanya 'Aisyah meniadakan ru'yah tersebut, karena yang dimaksud ru'yat di sini adalah ru'yatul 'aini (melihat langsung). Sebagaimana dalam hadits Abu Dzar, dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam Apakah engkau telah melihat Tuhanmu? Beliau menjawab/'Nur (cahaya), sesungguhnya aku melihatnya. Pada sisi lain hadits ini bertentangan dengan hadits 'Aisyah, bahwasanya dalam hadits ini 'Aisyah bertanya kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam tentang firman Allah (yang artinya), "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain"? Beliau menjawab. "Bahwasanya dia adalah Jibril ‘alaihissallam." Dan dari sini tidak diragukan lagi bahwa hadits marfu' didahulukan daripada yang mauquf"
Melihat Allah yang Maha Mulia
عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ كُنْتُ مُتَّكِئًا عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَتْ يَا أَبَا عَائِشَةَ ثَلَاثٌ مَنْ تَكَلَّمَ بِوَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللَّهِ الْفِرْيَةَ قُلْتُ مَا هُنَّ قَالَتْ مَنْ زَعَمَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَبَّهُ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللَّهِ الْفِرْيَةَ قَالَ وَكُنْتُ مُتَّكِئًا فَجَلَسْتُ فَقُلْتُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَنْظِرِينِي وَلَا تَعْجَلِينِي أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى فَقَالَتْ أَنَا أَوَّلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ سَأَلَ عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّمَا هُوَ جِبْرِيلُ لَمْ أَرَهُ عَلَى صُورَتِهِ الَّتِي خُلِقَ عَلَيْهَا غَيْرَ هَاتَيْنِ الْمَرَّتَيْنِ رَأَيْتُهُ مُنْهَبِطًا مِنْ السَّمَاءِ سَادًّا عِظَمُ خَلْقِهِ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ فَقَالَتْ أَوَ لَمْ تَسْمَعْ أَنَّ اللَّهَ يَقُولُ لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ أَوَ لَمْ تَسْمَعْ أَنَّ اللَّهَ يَقُولُ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ قَالَتْ وَمَنْ زَعَمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَتَمَ شَيْئًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللَّهِ الْفِرْيَةَ وَاللَّهُ يَقُولُ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ قَالَتْ وَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يُخْبِرُ بِمَا يَكُونُ فِي غَدٍ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللَّهِ الْفِرْيَةَ وَاللَّهُ يَقُولُ قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا دَاوُدُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ وَزَادَ قَالَتْ وَلَوْ كَانَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَاتِمًا شَيْئًا مِمَّا أُنْزِلَ عَلَيْهِ لَكَتَمَ هَذِهِ الْآيَةَ وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ
Dari Masruq, dia berkata, "Saya pernah duduk sambil bersandar di samping Aisyah, lalu dia berkata, "Wahai Aba 'Aisyah! Tiga perkara apabila seseorang berbicara dengan salah satunya, maka ia telah berbuat kebohongan besar terhadap Allah," Saya bertanya, "Apa tiga perkara tersebut?," Aisyah berkata, "Barang siapa yang mengatakan bahwa Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya, maka ia sungguh telah membuat kebohongan besar terhadap Allah subhanahu wa ta’ala." Masruq berkata, "Saya semula bersandarkan tongkat lalu duduk dan kemudian saya berkata, 'Wahai Ummul Mukminin! Tunggulah sebentar jangan tergesa-gesa. Tidakkah Allah shallallohu ‘alaihi wa sallam berfirman, "Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang (Qs. At-Takwir (81): 23), dan ayat lain, "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain.'" (QS. An-Najm (53): 13) Kemudian Aisyah berkata, "Saya adalah orang pertama yang menanyakan hal itu kepada Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam Lalu beliau menjawab, 'Sesungguhnya yang aku lihat itu adalah Jibril AS, dan aku tidak pernah melihat wujud aslinya kecuali hanya dua kali saja (sebagaimana dalam ayat di atas). Aku melihatnya turun dari langit tampak dengan kebesarannya (tubuhnya) antara langit dan bumi." Aisyah berkata, "Tidakkah kamu mendengar bahwa Allah Ta'ala berfirman, "Semua penglihatan tidak mampu menjangkau-Nya, sedangkan Dia (Allah) menjangkau segala penglihatan dan Dialah Maha Halus Lagi Maha Mengetahui (Qs. Al An'am (6): 103) Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah Azza Wa Jalla berfirman, "Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana" (Qs. Asy-Syu'ara (26): 51) Aisyah berkata, "Dan barang siapa mengatakan bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan sesuatu dari Al Quran, sungguh ia telah membuat kebohongan besar terhadap Allah subhanahu wa ta’ala, dan Allah berfirman, "Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Jika kamu tidak melakukan itu maka kamu tidaklah menyampaikan risalahmu. " (Qs. Al Maaidah (5): 67) Lalu ia berkata, "Barang siapa mengatakan bahwasanya Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, maka sungguh ia telah membuat kebohongan besar terhadap Allah subhanahu wa ta’ala, padahal Allah telah berfirman, "katakanlah (Muhammad)! Tidaklah ada orang dilangit dan di bumi yang mengetahui kegaiban kecuali Allah. (Qs. An-Naml (27): 65) Daud menambahkan, Aisyah berkata, "Seandainya Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan sebagian dari (wahyu) yang telah diturunkan kepadanya, maka ia pasti menyembunyikan ayat ini, "Dan ingatlah ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya, dan kami juga telah memberi nikmat kepadanya "Tahanlah terus istrimu dan bertawakkallah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. "
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَنَامُ وَلَا يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّورُ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ النَّارُ لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ
Dari Abu Musa, dia berkata, "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan kepada kami lima kalimat, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak pernah tidur dan Dia tidak akan tidur, Dia mengurangi dan menambah pembagian (balasan amal), amal di malam hari disampaikan kepadanya-Nya sebelum amal siang hari, dan amal siang hari disampaikan kepada-Nya sebelum amal malam hari. Hijab-Nya adalah cahaya (menurut riwayat lain, api). Seandainya Dia membuka hijab itu, maka keagungan wajah-Nya membakar makhluk yang dilihat-Nya"
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ أَخْبَرَهُ أَنَّ نَاسًا قَالُوا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هَلْ تُضَارُّونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُونَهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ شَيْئًا فَلْيَتَّبِعْهُ فَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الشَّمْسَ الشَّمْسَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الْقَمَرَ الْقَمَرَ وَيَتَّبِعُ مَنْ كَانَ يَعْبُدُ الطَّوَاغِيتَ الطَّوَاغِيتَ وَتَبْقَى هَذِهِ الْأُمَّةُ فِيهَا مُنَافِقُوهَا فَيَأْتِيهِمْ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي صُورَةٍ غَيْرِ صُورَتِهِ الَّتِي يَعْرِفُونَ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ فَيَقُولُونَ نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ هَذَا مَكَانُنَا حَتَّى يَأْتِيَنَا رَبُّنَا فَإِذَا جَاءَ رَبُّنَا عَرَفْنَاهُ فَيَأْتِيهِمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي صُورَتِهِ الَّتِي يَعْرِفُونَ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ فَيَقُولُونَ أَنْتَ رَبُّنَا فَيَتَّبِعُونَهُ وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ وَفِي جَهَنَّمَ كَلَالِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ هَلْ رَأَيْتُمْ السَّعْدَانَ قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَعْلَمُ مَا قَدْرُ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ فَمِنْهُمْ الْمُؤْمِنُ بَقِيَ بِعَمَلِهِ وَمِنْهُمْ الْمُجَازَى حَتَّى يُنَجَّى حَتَّى إِذَا فَرَغَ اللَّهُ مِنْ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ وَأَرَادَ أَنْ يُخْرِجَ بِرَحْمَتِهِ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَمَرَ الْمَلَائِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوا مِنْ النَّارِ مَنْ كَانَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا مِمَّنْ أَرَادَ اللَّهُ تَعَالَى أَنْ يَرْحَمَهُ مِمَّنْ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَيَعْرِفُونَهُمْ فِي النَّارِ يَعْرِفُونَهُمْ بِأَثَرِ السُّجُودِ تَأْكُلُ النَّارُ مِنْ ابْنِ آدَمَ إِلَّا أَثَرَ السُّجُودِ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُودِ فَيُخْرَجُونَ مِنْ النَّارِ وَقَدْ امْتَحَشُوا فَيُصَبُّ عَلَيْهِمْ مَاءُ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُونَ مِنْهُ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ ثُمَّ يَفْرُغُ اللَّهُ تَعَالَى مِنْ الْقَضَاءِ بَيْنَ الْعِبَادِ وَيَبْقَى رَجُلٌ مُقْبِلٌ بِوَجْهِهِ عَلَى النَّارِ وَهُوَ آخِرُ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا الْجَنَّةَ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ اصْرِفْ وَجْهِي عَنْ النَّارِ فَإِنَّهُ قَدْ قَشَبَنِي رِيحُهَا وَأَحْرَقَنِي ذَكَاؤُهَا فَيَدْعُو اللَّهَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَهُ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى هَلْ عَسَيْتَ إِنْ فَعَلْتُ ذَلِكَ بِكَ أَنْ تَسْأَلَ غَيْرَهُ فَيَقُولُ لَا أَسْأَلُكَ غَيْرَهُ وَيُعْطِي رَبَّهُ مِنْ عُهُودٍ وَمَوَاثِيقَ مَا شَاءَ اللَّهُ فَيَصْرِفُ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ فَإِذَا أَقْبَلَ عَلَى الْجَنَّةِ وَرَآهَا سَكَتَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ ثُمَّ يَقُولُ أَيْ رَبِّ قَدِّمْنِي إِلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ أَلَيْسَ قَدْ أَعْطَيْتَ عُهُودَكَ وَمَوَاثِيقَكَ لَا تَسْأَلُنِي غَيْرَ الَّذِي أَعْطَيْتُكَ وَيْلَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ وَيَدْعُو اللَّهَ حَتَّى يَقُولَ لَهُ فَهَلْ عَسَيْتَ إِنْ أَعْطَيْتُكَ ذَلِكَ أَنْ تَسْأَلَ غَيْرَهُ فَيَقُولُ لَا وَعِزَّتِكَ فَيُعْطِي رَبَّهُ مَا شَاءَ اللَّهُ مِنْ عُهُودٍ وَمَوَاثِيقَ فَيُقَدِّمُهُ إِلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَإِذَا قَامَ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ انْفَهَقَتْ لَهُ الْجَنَّةُ فَرَأَى مَا فِيهَا مِنْ الْخَيْرِ وَالسُّرُورِ فَيَسْكُتُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَسْكُتَ ثُمَّ يَقُولُ أَيْ رَبِّ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ أَلَيْسَ قَدْ أَعْطَيْتَ عُهُودَكَ وَمَوَاثِيقَكَ أَنْ لَا تَسْأَلَ غَيْرَ مَا أُعْطِيتَ وَيْلَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مَا أَغْدَرَكَ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ لَا أَكُونُ أَشْقَى خَلْقِكَ فَلَا يَزَالُ يَدْعُو اللَّهَ حَتَّى يَضْحَكَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِنْهُ فَإِذَا ضَحِكَ اللَّهُ مِنْهُ قَالَ ادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِذَا دَخَلَهَا قَالَ اللَّهُ لَهُ تَمَنَّهْ فَيَسْأَلُ رَبَّهُ وَيَتَمَنَّى حَتَّى إِنَّ اللَّهَ لَيُذَكِّرُهُ مِنْ كَذَا وَكَذَا حَتَّى إِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الْأَمَانِيُّ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى ذَلِكَ لَكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ قَالَ عَطَاءُ بْنُ يَزِيدَ وَأَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا يَرُدُّ عَلَيْهِ مِنْ حَدِيثِهِ شَيْئًا حَتَّى إِذَا حَدَّثَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَنَّ اللَّهَ قَالَ لِذَلِكَ الرَّجُلِ وَمِثْلُهُ مَعَهُ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ مَعَهُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ مَا حَفِظْتُ إِلَّا قَوْلَهُ ذَلِكَ لَكَ وَمِثْلُهُ مَعَهُ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَشْهَدُ أَنِّي حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْلَهُ ذَلِكَ لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَذَلِكَ الرَّجُلُ آخِرُ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولًا الْجَنَّةَ
Dari Abu Hurairah, bahwasanya para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah! Apakah kita bisa melihat (Dzat) Allah pada hari kiamat nanti?" Rasulullah menjawab, "Apakah penglihatan kalian terhalangi ketika melihat bulan pada malam purnama? Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah." Beliau bertanya lagi, "Apakah penglihatan kalian terhalangi ketika melihat matahari yang tidak tertutup awan?" Mereka menjawab, "Tidak!" Beliau bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian akan melihat Allah seperti itu." Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lalu Dia berfirman, "Barang siapa yang menyembah sesuatu maka ikutlah bersamanya." Kemudian penyembah matahari mengikuti matahari, penyembah bulan mengikuti bulan, penyembah berhala mengikuti berhala, dan tinggal umat ini yang terdapat di dalamnya kelompok orang munafik. Lalu Allah Ta'ala mendatangi mereka bukan dalam rupa yang mereka kenali, kemudian Dia berfirman, "Aku adalah Tuhanmu." Mereka menjawab, "Kami berlindung kepada Allah dari Mu, kami akan tetap di tempat kami sehingga Tuhan kami datang kepada kami. Kalau Tuhan kami datang, kami pasti mengenal-Nya." Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala datang kepada mereka dengan rupa yang mereka kenal, lalu berfirman, "Aku adalah Tuhanmu." Mereka menjawab, "Engkaulah Tuhan kami, maka mereka mengikuti-Nya." Kemudian As-Sirath dibentangkan di atas neraka Jahannam lalu aku dan umatku adalah orang pertama yang melintasinya. Pada hari itu tidak ada yang (memiliki hak) bicara kecuali para Rasul. Dan doa para Rasul pada hari itu adalah, "Ya Allah berikanlah keselamatan, berikanlah keselamatan. " Di dalam neraka Jahannam terdapat besi tajam seperti duri as-sa'dan. "Tahukah kalian as-sa'dan itu?" Mereka menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Sesungguhnya besi tersebut seperti duri as-sa'dan hanya saja tidak ada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Besi itu akan menyambar manusia sesuai perbuatan mereka, di antara mereka ada yang celaka karena amalnya, dan sebagian mereka ada yang bisa melintasinya hingga selamat. Sehingga ketika Allah selesai menghukumi hamba-hamba-Nya dan dengan rahmat-Nya, Dia berkehendak mengeluarkan orang yang dikehendaki-Nya dari penghuni neraka. Dia memerintahkan para malaikat agar mengeluarkan penghuni neraka yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, yang tergolong orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk diberikan rahmat, (yaitu) orang yang mengucapkan, Laa Ilaaha Ilallahu. Para malaikat mengenali mereka di dalam neraka melalui tanda bekas sujud (atsarus-sujud) di keningnya. Api neraka melalap seluruh tubuh manusia kecuali bekas sujudnya, karena Allah melarang api neraka membakar bekas sujudnya. Kemudian mereka dikeluarkan dari neraka dan mereka telah hangus, lalu mereka disiram dengan air kehidupan sehingga mereka tumbuh segar sebagaimana biji-bijian tumbuh di tanah yang dialiri air. Setelah Allah selesai menghakimi para hamba-Nya, tinggallah seorang sedang menghadap ke neraka dan dia adalah calon penghuni surga yang masuk paling akhir. Lalu ia berkata, "Wahai Tuhan! Palingkanlah wajahku dari neraka, karena uap neraka meracuniku dan kobaran apinya membakarku." Lalu orang itu memohon kepada Allah dengan doa yang Allah kehendaki, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala bertanya kepadanya, "Jika Aku kabulkan permintaanmu itu apakah kamu ingin meminta yang lainnya?" Orang itu menjawab, "Tidak, aku tidak meminta kepada Mu yang lainnya." Kemudian Allah memberinya apa yang Dia kehendaki dengan (berpegang) pada janji-janjinya. Lalu Allah memalingkannya dari neraka. Maka tatkala orang itu sampai di surga dan melihatnya, atas izin Allah ia terdiam, lalu dia berkata, "Wahai Tuhanku! Dekatkanlah saya ke pintu surga." Allah berseru kepadanya, "Tidakkah kamu telah memberikan janji-janji untuk tidak meminta kembali kepada-Ku selain apa yang telah Aku berikan kepadamu? Celakalah kamu wahai Manusia! mengapa kamu mengingkari janji?" Kemudian orang itu berkata, "Wahai Tuhanku!" dan orang itu memohon kepada Allah sehingga Allah berfiman kepadanya, "Jika Aku mengabulkan permintaanmu, apakah kamu ingin meminta yang lain lagi?" Orang itu menjawab, "Demi keagungan-Mu, aku tidak meminta yang lainnya." Maka Allah memberikan orang itu apa yang Dia kehendaki dengan janji-janjinya, lalu Allah mendekatkannya ke pintu surga. Ketika ia berdiri di pintu surga, telah tampak di hadapannya keluasan surga, ia menyaksikan kenikmatan dan kebahagiaan dalam surga, lalu atas kehendak Allah ia terdiam, kemudian dia berkata, "Ya Tuhanku! Masukkanlah saya ke dalam surga." Kemudian Allah berseru padanya, "Tidakkah kamu telah berjanji untuk tidak meminta selain apa yang telah Aku berikan padamu? Celakalah kamu manusia, mengapa kamu mengingkari janji?" Kemudian orang itu berkata, "Ya Tuhan, saya bukanlah makhluk-Mu yang paling celaka." Orang itu selalu berdoa kepada Allah sehingga Allah subhanahu wa ta’ala tertawa karenanya dan ketika Allah tertawa, Allah berseru, "Masuklah kamu ke surga." Ketika orang itu masuk ke surga, Allah berseru kepadanya, "Berharaplah", kemudian orang itu meminta kepada Allah dan berharap, sehingga Allah mengatakannya tentang ini dan itu, maka tatkala harapannya putus, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Itu adalah bagianmu, dengan ditambah satu lagi seperti itu." Atha' bin Yazid berkata, Abu Sa'id Al Khudri tidak menolak hadits Abu Hurairah ini, bahkan ketika Abu Hurairah menuturkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berseru kepada orang tersebut, "Wa Mitsluhu ma'ahuu" Menurut Abu Sai'id bunyinya adalah, "Wa Asyaratu amtsaalihii ma'ahuu (dan ditambah lagi sepuluh kali lipat) wahai Abu Hurairah." Kata Abu Hurairah, "Saya tidak ingat atau hafal dalam hadits ini kecuali seruan Allah subhanahu wa ta’ala yang berbunyi Dzaalika laka wa mitsluhu ma'ahu (itu adalah untukmu dan ditambah satu kali lipat)." Kata Sa'id saya bersaksi bahwasanya saya menghafal sabda Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi, Dzaalika laka wa 'asyratu amtsaalihi (itu adalah untukmu dan ditambah lagi sepuluh kali lipat yang sepertinya)" Kata Abu Hurairah, "Orang itulah penghuni surga yang masuk paling akhir."
Referensi :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisREOZtMXVMmzNr-EdugOm_dflzoOoUXjP7NqNYPYEZFeifdaKCbSDRfcORpxAOD3PBnGahMm610CqVbmnTZKHt0_ZLFSSJ8o8B-3YCB0Jz0IuMGIKCZpnLulpN2ahHDlEIkv2klLrferg/s1600/dandelion_by_disillusionn+(1).jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.