عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Ajaran Islam yang bagaimana yang paling baik?" Beliau menjawab, "Kamu memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal"
Islam, Haji dan Hijrah Melebur Dosa sebelumnya
عَنْ ابْنِ شِمَاسَةَ الْمَهْرِيِّ قَالَ حَضَرْنَا عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ وَهُوَ فِي سِيَاقَةِ الْمَوْتِ فَبَكَى طَوِيلًا وَحَوَّلَ وَجْهَهُ إِلَى الْجِدَارِ فَجَعَلَ ابْنُهُ يَقُولُ يَا أَبَتَاهُ أَمَا بَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَذَا أَمَا بَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَذَا قَالَ فَأَقْبَلَ بِوَجْهِهِ فَقَالَ إِنَّ أَفْضَلَ مَا نُعِدُّ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ عَلَى أَطْبَاقٍ ثَلَاثٍ لَقَدْ رَأَيْتُنِي وَمَا أَحَدٌ أَشَدَّ بُغْضًا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنِّي وَلَا أَحَبَّ إِلَيَّ أَنْ أَكُونَ قَدْ اسْتَمْكَنْتُ مِنْهُ فَقَتَلْتُهُ فَلَوْ مُتُّ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ لَكُنْتُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَلَمَّا جَعَلَ اللَّهُ الْإِسْلَامَ فِي قَلْبِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ ابْسُطْ يَمِينَكَ فَلْأُبَايِعْكَ فَبَسَطَ يَمِينَهُ قَالَ فَقَبَضْتُ يَدِي قَالَ مَا لَكَ يَا عَمْرُو قَالَ قُلْتُ أَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِطَ قَالَ تَشْتَرِطُ بِمَاذَا قُلْتُ أَنْ يُغْفَرَ لِي قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلِهَا وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ وَمَا كَانَ أَحَدٌ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا أَجَلَّ فِي عَيْنِي مِنْهُ وَمَا كُنْتُ أُطِيقُ أَنْ أَمْلَأَ عَيْنَيَّ مِنْهُ إِجْلَالًا لَهُ وَلَوْ سُئِلْتُ أَنْ أَصِفَهُ مَا أَطَقْتُ لِأَنِّي لَمْ أَكُنْ أَمْلَأُ عَيْنَيَّ مِنْهُ وَلَوْ مُتُّ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ لَرَجَوْتُ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ثُمَّ وَلِينَا أَشْيَاءَ مَا أَدْرِي مَا حَالِي فِيهَا فَإِذَا أَنَا مُتُّ فَلَا تَصْحَبْنِي نَائِحَةٌ وَلَا نَارٌ فَإِذَا دَفَنْتُمُونِي فَشُنُّوا عَلَيَّ التُّرَابَ شَنًّا ثُمَّ أَقِيمُوا حَوْلَ قَبْرِي قَدْرَ مَا تُنْحَرُ جَزُورٌ وَيُقْسَمُ لَحْمُهَا حَتَّى أَسْتَأْنِسَ بِكُمْ وَأَنْظُرَ مَاذَا أُرَاجِعُ بِهِ رُسُلَ رَبِّي
Dari Ibnu Syimasah Al Mahri, ia berkata, "Kami mendatangi Amru bin 'Ash radhiyallahu 'sebelum menjelang kematiannya, tiba-tiba ia menangis sangat lama dan memalingkan wajahnya ke dinding sehingga putranya berkata, "Wahai ayah! Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira dengan keadaanmu saat ini? Bukankah Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam telah memberikan kabar gembira dengan keadaanmu saat ini." Kata Ibnu Syimasah, "Kemudian Amru bin Ash membalikkan wajahnya dan berkata, "Sesungguhnya yang paling utama menurut saya adalah persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Sungguh saya dahulu berada pada tiga keadaan. Sesugguhnya saya menilai, bahwasanya tidak ada seorangpun yang melebihi kebencianku terhadap Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam dan tidak ada seorangpun yang lebih senang dari saya, kalau saya berhasil menangkap dan membunuhnya. Kalaulah saya mati dalam keadaan seperti itu, maka pasti saya tergolong penghuni neraka. Namun tatkala Allah menanamkan Islam di hati saya, lalu saya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan saya berkata, "Sodorkan tanganmu maka saya akan membaiatmu." Nabipun menyodorkan tangan kanannya (sebagai tanda beliau menerimanya), lalu saya menggenggamkan tanganku. Beliau bertanya, "Ada apa wahai 'Amru?' Ibnu Syimasah berkata, "Amru menjawab, 'Saya ingin meminta syarat.' Beliau bertanya, 'Apa yang kamu syaratkan?' saya menjawab, 'Hendaklah saya diampuni,' Beliau bersabda, "Tidakkah kamu tahu bahwa sesungguhnya Islam itu melebur dosa-dosa sebelumnya, bahwa hijrah (ke agama Islam) itu melebur dosa-dosa sebelumnya, dan bahwa ibadah haji itu melebur dosa-dosa sebelumnya?'.' (Sejak itu) Tidak ada seorangpun yang melebihi kecintaanku padanya dan tidak ada seorangpun yang lebih mulia menurut saya dari pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, serta saya tidak mampu memenuhi ruang mata saya dengan diri Rasulullah karena saya mengagungkannya. Seandainya saya dimintai untuk menyifatinya niscaya saya tidak akan mampu, karena saya tidak bisa memenuhi ruang mata saya dengan diri beliau. Kalaulah saya mati dalam keadaan seperti itu pasti saya berharap menjadi penghuni surga. Kemudian saya diberi beberapa hal yang tidak saya ketahui bagaimana keadaan saya didalam hal tersebut. Kalau saya mati janganlah kamu iringi dengan ratapan dan api. Jika kamu mengubur saya uruklah dengan tanah, lalu berdoalah di sekitar kuburanku kira-kira selama hewan kurban disembelih dan dibagikan dagingnya, sehingga saya merasa tenang terhadap apa yang kamu lakukan dan saya bisa mengetahui untuk menjawab (pertanyaan) para utusan Tuhan."
Orang yang Berbuat Baik dalam Islam maka Tidak Dibebankan Atas Perbuatannya di Masa Jahiliyah
عن عبد الله بن مسعود قَالَ قَالَ أُنَاسٌ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنُؤَاخَذُ بِمَا عَمِلْنَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ قَالَ أَمَّا مَنْ أَحْسَنَ مِنْكُمْ فِي الْإِسْلَامِ فَلَا يُؤَاخَذُ بِهَا وَمَنْ أَسَاءَ أُخِذَ بِعَمَلِهِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَالْإِسْلَامِ
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam, " Wahai Rasulullah! apakah kami akan disiksa sebab apa yang telah kami lakukan di masa jahiliyah?" Beliau menjawab, "Barang siapa di antara kamu memperbaiki dirinya setelah masuk Islam maka ia tidak disiksa atas apa yang telah ia lakukan pada masa jahiliyah, dan barang siapa berbuat buruk setelah masuk Islam, maka ia akan disiksa atas perbuatannya pada masa jahiliyah dan setelah Islam masuk. "
Mencaci Seorang Muslim Adalah Kefasikan dan Membunuhnya Adalah Suatu Kekufuran
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Mencaci maki orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekufuran.'''
Ganjaran bagi Seorang Muslim yang Senantiasa Meningkatkan Amal Kebajikannya
حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا تَحَدَّثَ عَبْدِي بِأَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ حَسَنَةً مَا لَمْ يَعْمَلْ فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَإِذَا تَحَدَّثَ بِأَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً فَأَنَا أَغْفِرُهَا لَهُ مَا لَمْ يَعْمَلْهَا فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ بِمِثْلِهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ الْمَلَائِكَةُ رَبِّ ذَاكَ عَبْدُكَ يُرِيدُ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً وَهُوَ أَبْصَرُ بِهِ فَقَالَ ارْقُبُوهُ فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِمِثْلِهَا وَإِنْ تَرَكَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً إِنَّمَا تَرَكَهَا مِنْ جَرَّايَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِمِثْلِهَا حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ''Allah Azza Wa Jalla telah berfiman, "Apabila hamba-Ku berniat akan melakukan satu kebaikan maka Aku mencatat untuknya satu kebaikan sebelum ia melakukannya, jika ia melakukannya maka Aku mencatat untuknya sepuluh kali lipat. Apabila hamba-Ku berniat melakukan kejelekan maka Aku ampuni selama ia belum melakukan kejelekan itu, jika dia melakukannya, maka Aku mencatatnya seperti perbuatannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Malaikat bertanya, 'Wahai Tuhanku hamba-Mu berhasrat melakukan suatu kejelekan sedangkan ia mengetahui tentang hasratnya?' Allah menjawab, ' Perhatikanlah dia, kalau dia melakukan kejelekan itu, maka tulislah sesuai dengan perbuatannya, dan jika ia meninggalkan kejelekan itu maka tulislah baginya satu kebaikan, karena ia meninggalkan kejelekan itu demi Aku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu meningkatkan kualitas ke-Islamannya maka setiap kebaikan yang ia lakukan dicatat sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, dan setiap kejelekan yang ia lakukan dicatat sepertinya sehingga ia mati"
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِأُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَمْ يَتَكَلَّمُوا أَوْ يَعْمَلُوا بِهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mengampuni (dosa) niat umatku untuk berbuat jelek selama mereka tidak mengucapkan atau melakukannya"
Karakteristik Muslim Sejati
عن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: إِنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu 'anhu, bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Bagaimana ciri seorang muslim yang baik?" beliau menjawab, "(Yaitu) orang muslim yang lisan dan tangannya tidak menyakiti muslim lainnya."
Status Amal Kebajikan Pada Masa Jahiliyyah (Sebelum Menjadi Muslim)
عن عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ حَكِيمَ بْنَ حِزَامٍ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيْ رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ أُمُورًا كُنْتُ أَتَحَنَّثُ بِهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ مِنْ صَدَقَةٍ أَوْ عَتَاقَةٍ أَوْ صِلَةِ رَحِمٍ أَفِيهَا أَجْرٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْلَمْتَ عَلَى مَا أَسْلَفْتَ مِنْ خَيْرٍ
Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwa Hakim bin Hizam memberitahukan kepadanya, "Sesungguhnya ia (Hakim bin Hizam) pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Wahai Rasulullah! Bagaimana menurut engkau tentang kebajikan yang pernah saya lakukan pada masa jahiliyah, seperti sedekah, memerdekakan budak atau silaturrahim, apakah ada pahalanya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Kamu telah masuk Islam dengan mendapatkan (pahala) segala amal kebajikanmu sebelumnya"
Peringatan Ujian dari Allah
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَحْصُوا لِي كَمْ يَلْفِظُ الْإِسْلَامَ قَالَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَخَافُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ مَا بَيْنَ السِّتِّ مِائَةٍ إِلَى السَّبْعِ مِائَةٍ قَالَ إِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ لَعَلَّكُمْ أَنْ تُبْتَلَوْا قَالَ فَابْتُلِيَنَا حَتَّى جَعَلَ الرَّجُلُ مِنَّا لَا يُصَلِّي إِلَّا سِرًّا
Dari Hudzaifah radiallahu anhu, dia berkata, "Suatu hari kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau bersabda, "Hitunglah berapa banyak orang yang mengucapkan Islam?" Kami berkata, "Wahai Rasulullah! apakah engkau mengkhawatirkan kami sedangkan kami berjumlah antara 600 hingga 700 orang?" Beliau bersabda, "Sesungguhnya kalian tidak tahu kemungkinan kalian akan diuji." Hudzaifah berkata, "Maka kamipun diberi ujian, sehingga membuat salah seorang dari kami tidak melakukan shalat kecuali dengan sembunyi-sembunyi."
Keasingan Islam Pada Saat Muncul dan Dipenghujung Masa
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ وَهُوَ يَأْرِزُ بَيْنَ الْمَسْجِدَيْنِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ فِي جُحْرِهَا
Dari Ibnu Umar, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda, "Sesungguhnya Islam datang pertama kali terasa asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana pertama kali muncul, dan Islam akan kembali berlindung di antara dua masjid sebagaimana ular kembali berlindung ke dalam liangnya."
Peristiwa Penerimaan Wahyu Pertama
عن عُرْوَة بْن الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةَ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ فَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ يَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ أُوْلَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى فَجِئَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ أَقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْجُفُ بَوَادِرُهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ ثُمَّ قَالَ لِخَدِيجَةَ أَيْ خَدِيجَةُ مَا لِي وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ قَالَ لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي قَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا وَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى وَهُوَ ابْنُ عَمِّ خَدِيجَةَ أَخِي أَبِيهَا وَكَانَ امْرَأً تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعَرَبِيَّ وَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعَرَبِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ أَيْ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ قَالَ وَرَقَةُ بْنُ نَوْفَلٍ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَآهُ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَى مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا يَا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا حِينَ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَ مُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ وَرَقَةُ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
Dari Urwah bin Az-Zubair, bahwasanya Aisyah radhiyallahu 'anha, istri "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bercerita kepadaku. Aisyah berkata, "Bahwasanya wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah mimpi yang benar di dalam tidur. Beliau tidaklah bermimpi kecuali impian itu datang seperti cerahnya Subuh." Setelah mimpi tersebut beliau senang menyepi. Beliau senantiasa menyempatkan diri menyendiri di gua Hira" untuk beribadah di malam hari sebelum kembali ke keluarganya. Beliau membawa perbekalan untuk keperluan itu, lalu pulang ke Khadijah kemudian membawa perbekalan seperti biasanya. Sehingga (pada suatu hari) ketika beliau di gua Hira beliau dikejutkan oleh wahyu Allah. Beliau didatangi oleh seorang malaikat, seraya berkata, "Bacalah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Saya tidak bisa membaca." Beliau berkata, "Tiba-tiba malaikat itu memegang dan merangkulku sehingga aku merasa lemas, kemudian malaikat itu melepaskanku dan berkata lagi, "Bacalah!", saya menjawab, "Saya tidak bisa membaca' Maka malaikat itu kembali memegang dan merangkulku sehingga aku merasa lemas, kemudian malaikat itu melepaskanku lalu berkata, "Bacalah!" Maka saya menjawab, "Aku tidak bisa membaca."" Malaikat itu kembali memegang dan merangkulku yang ketiga kalinya sehingga aku benar-benar merasa lemas. Kemudian malaikat itu melepaskanku lalu mengucapkan ayat (yang artinya), "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmu adalah yang paling Mulia. Yang telah mengajarkan dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al Alaq(96): 1-5). Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pulang dengan membawa wahyu itu dalam keadaan badannya yang gemetaran (karena) ketakutan hingga beliau masuk ke tempat Khadijah dan berkata, "Selimutilah Aku, selimutilah Aku" Maka mereka (Khadijah dan keluarga) menyelimuti beliau hingga hilang rasa takutnya. Kemudian beliau berkata kepada khadijah, "Wahai Khadijah! Ada apa dengan diriku ini?" Beliau memberitahu kepada Khadijah apa yang telah terjadi, lalu beliau berkata, "Sungguh aku merasa khawatir terhadap diriku." Dengan tenang Khadijah berkata kepada beliau, "Jangan begitu, bergembiralah!, demi Allah sesungguhnya Dia tidak akan menghinakanmu, karena engkau senantiasa menyambung tali persaudaraan, berkata benar, meringankan beban orang lain, membantu orang yang tak punya, menghormati tamu dan menolong penegak kebenaran." Kemudian Khadijah mempertemukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, dia adalah putra paman Khadijah, saudara ayahnya. Waraqah bin Naufal adalah penganut agama Nasrani pada masa Jahiliyah, ia menulis kitab berbahasa Arab dan menulis kitab Injil ke dalam bahasa Arab atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. Dia orang yang sangat tua lagi buta. Khadijah berkata kepadanya, "Wahai Paman! Dengarlah putra saudaramu." Waraqah bin Naufal menjawab, "Wahai keponakanku! Ada apa?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahu Waraqah apa yang telah beliau alami. Lalu Waraqah berkata kepada beliau, 'itu adalah malaikat yang telah diutus kepada Musa bin Imran alaihissalam, Betapa senangnya aku, sekiranya aku masih muda perkasa dan hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu." Rasulullah bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab, "Ya, tidak ada seorang nabi yang membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali ia dimusuhi, dan seandainya saya masih hidup pada saat kamu dimusuhi, maka saya akan menolongmu dengan sungguh-sungguh. "
عن يَحْيَى يَقُولُ سَأَلْتُ أَبَا سَلَمَةَ أَيُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ فَقُلْتُ أَوْ اقْرَأْ فَقَالَ سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَيُّ الْقُرْآنِ أُنْزِلَ قَبْلُ قَالَ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ فَقُلْتُ أَوْ اقْرَأْ قَالَ جَابِرٌ أُحَدِّثُكُمْ مَا حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَاوَرْتُ بِحِرَاءٍ شَهْرًا فَلَمَّا قَضَيْتُ جِوَارِي نَزَلْتُ فَاسْتَبْطَنْتُ بَطْنَ الْوَادِي فَنُودِيتُ فَنَظَرْتُ أَمَامِي وَخَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَنَظَرْتُ فَلَمْ أَرَ أَحَدًا ثُمَّ نُودِيتُ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا هُوَ عَلَى الْعَرْشِ فِي الْهَوَاءِ يَعْنِي جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخَذَتْنِي رَجْفَةٌ شَدِيدَةٌ فَأَتَيْتُ خَدِيجَةَ فَقُلْتُ دَثِّرُونِي فَدَثَّرُونِي فَصَبُّوا عَلَيَّ مَاءً فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ و رجز فاهجر
Dari Yahya, dia berkata, "Saya telah bertanya kepada Abu Salamah, Ayat apa yang pertama kali diturunkan?" Ia menjawab, "Yaa Ayyuhal Muddatstsir (Hai orang yang berselimut)." Saya bertanya, "Atau Iqra'"? Ia menjawab, "Saya pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu, ayat apa yang pertama diturunkan?" Ia menjawab, "Yaa Ayyuhal Muddatstsir" Saya bertanya, "Apakah bukan Iqra'?" Jabir menjawab, "Saya akan memberitakan kepada kamu sebagaimana yang diceritakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kami. Beliau bersabda, "Aku telah menyendiri beribadah (bertahannuts) di gua Hira' selama satu bulan. Tatkala aku selesai satu bulan maka aku turun ke lembah tiba-tiba ada suara memanggilku, maka saya menoleh ke depan, ke belakang, ke kanan dan ke kiri, namun saya tidak melihat seorang pun. Kemudian saya dipanggil lagi, namun saya tidak melihat seorangpun, kemudian saya dipanggil lagi, maka saya angkat kepala saya, ternyata suara itu adalah Jibril ‘alaihis sallam di atas 'Arsy. Sungguh ia telah membuat saya sangat gemeter, lalu saya mendatangi Khadijah dan saya katakan, "Selimutilah aku", maka ia dan keluargapun menyelimuti aku dan menuangkan air kepadaku, kemudian Allah menurunkan ayat (yang artinya), "Hai Orang yang berselimut! Bangunlah lalu berikanlah peringatan (kepada kaummu). Dan besarkanlah nama tuhanmu serta sucikanlah dirimu. "
Referensi :
http://assets-a1.kompasiana.com/items/album/2016/11/18/dongeng-suatu-senja-by-dolandolanan-d4sat4i-582ec7cf0023bd8a0e1b77bd.jpg?t=o&v=1200
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.