Ritual celana dalam atau berhubungan badan merupakan salah satu kegiatan wajib yang dilakukan oleh orang yang sudah berkeluarga. Ritual ini mempunyai nilai sedekah dan ibadah bagi orang yang telah halal. Namun walaupun halal dilakukan oleh pasutri, kita juga harus memperhatikan adab-adab ketika melakukannya dan sayangnya ada banyak saudara muslim kita yang tidak mengetahuinya.
Dalam berhubungan badan kita harus memperhatikan adab-adabnya dan diantaranya adalah yang pertama, bersihkan wajah dan juga mulut. Wajah dan mulut merupakan bagian yang penting ketika berhubungan badan. Wajah yang bersih dari debu dan jerawat akan membuat sedap dipandang mata, walaupun tidak terlalu cantik, namun jika wajahnya bersih tetap dapat membuat hati menarik. Dan yang tak kalah penting adalah kebersihan mulut, jangan samapi ketika pasangan ingin mengulum mulut kita dengan mesra, mereka justru terganggu dengan bau yang tidak sedap. Hal ini tentu akan mengganggu kenikmatan berdua.
Kedua, bersikap lembut. Hubungan badan harus terhindar dari rasa benci, marah, curiga dan rasa negatif yang lainnya, hubungan badan akan sulit dilakukan jika salah satu sedang dalam keadaan marah atau gusar, baik lelaki maupun perempuan. Seseorang akan kehilangan hasratnya ketika dalam kondisi marah, oleh karena itu jangan memebuat pasangan kita menjadi marah jika ia tidak ingin kehilangan gairah.
Ketiga, membaca doa sebelum bersenggama. Salah satu hal yang sering dilupakan adalah membaca doa. Doa merupakan ibadah yang selalu ada dalam kehidupan seorang muslim, dari pagi sampai malam, kita dianjurkan untuk berdoa, termasuk ketika akan berhubungan badan. Bahkan tak sedikit orang yang telah lama berkeluarga dan mempunyai keturunan, namun mereka tidak faham dengan etika bersenggama dan juga doanya. Na’udzubillahi min dzalik.
Sebagai seorang muslim, seharusnya kita telah belajar etika bersenggama jauh sebelum menikah, bukan baru belajar setelah punya keturunan. Padahal sebelum beribadah seseorang diperintahkan untuk berilmu terlebih dahulu. Doa yang akan dibaca ketika akan bersenggama adalah
بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Dengan nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan yang Engkau anugerahkan kepada kami. (HR. Bukhari)
Sebelum berhubungan badan, seharusnya doa ini dibaca, namun jika lupa maka dapat membaca doa “Bismillahi di awaalihi wa akhiri” dan jika tidak hafal, maka bisa juga dengan membaca bismillah sebagai penghalang dari syetan.
Keempat, melakukan cumbuan dan rayuan. Cumbuan dan rayuan atau yang lebih dikenal dengan foreplay (pemanasan) merupakan salah satu prolog sebelum berhubungan badan. Dengan adanya pemanasan masing-masing pasangan akan mempunyai kesiapan untuk melakukan penetrasi (memasukkan penis kedalam vagina). Aturan ini telah digariskan oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam
“Janganlah ada seorang dari kalian yang mengumpuli istrinya seperti binatang mengumpuli. Tetapi hendaknya ada utusan antara keduanya. Maka ditanyakan kepada Nabi, “Apakah yang dimaksud utusan itu?” Beliau menjawab, “Mencium dan bercanda”. (HR. Dailami)
Dengan adanya foreplay masing-masing akan mendapatkan kenikmatan dan akan siap melakukan penetrasi. Diantara tanda kesiapan seorang wanita adalah dengan basahnya vagina, terlepas adanya gangguan yang menyebabkan keringnya vagina. Sebagai pemanasan seorang suami boleh melihat seluruh tubuh istrinya walaupun tanpa sehelai benang sekalipun, boleh mencium payudaranya, boleh menghisap putingnya dan juga boleh mencium vagina istrinya, asalkan tidak terkena cairan yang keluar dari vagina tersebut. Adapun istri juga sama, mereka boleh memegang kemaluan suaminya atau bahkan menciuminya, semua boleh seperti yang telah dijelaskan dulu.
Kelima, tidak melakukan persetubuhan didubur. Dalam islam, melakukan persetubuhan dianus sangatlah dilarang, apapun alasannya tidak dapat dibenarkan. Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menjimak istrinya yang sedang dalam keadaan haid atau menjimaki duburnya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada Muhammad ”. (HR. Tirmidzi)
Dubur atau anus bukanlah tempat untuk persetubuhan, dubur tidak seperti vagina. Dubur tidak dapat membuka selebar lubang vaginna, sehingga apabila melakukan persetubuhan disana, dubur akan menyebabkan luka, terlebih dubur merupakan tempat tinggal bakteri. Kita diperbolehkan menggunakan posisi apapun, mau duduk, berbaring, berdiri, froggy style atau gaya apapun, selama dimasukkan kedalam vagina, bukan anus.
Keenam, tidak melakukan persetubuhan ketika sedang haid. Saat haid tiba, ada beberapa ibadah yang tidak dapat dikerjakan oleh seorang wanita, misalnya berhubungan badan. Hubungan badan yang dilakukan saat haid adalah perbuatan yang dilarang. Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menjimak istrinya yang sedang dalam keadaan haid atau menjimaki duburnya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada Muhammad ”. (HR. Tirmidzi)
Yang dilarang ketika haid memasukkan penis kedalam vagina adapun jika ingin berciuman, suami memegang dan menikmati peyudara istri, atau bahkan menempelkan kemaluannya diperut atau punggung istri, maka tetap diperbolehkan.
Keenam, tidak terburu menyudahi permainan. Bagi seorang pria mendapatkan kenikmatan lebih gampang dari pada seorang wanita. Pria cenderung lebih cepat mengalami ejakulasi, sedangkan wanita agak sulit mendapatkan orgasme. Agar istri juga mendapatkan kesenangan, maka suami harus berusaha untuk membuat istrinya juga terpenuhi hasratnya.
Ketujuh, bersuci sebelum mengulang. Kadang kala setelah berhubungan badan masih ada gairah yang tersisa dan ingin mengulanginya lagi. Jika demikian halnya, maka kita diperintahkan untuk mencuci kemaluan dan melakukan wudhu.
إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ
"Apabila salah seorang dari kalian menyetubuhi istrinya lalu ingin mengulanginya kembali, maka hendaknya ia berwudhu terlebih dahulu". (HR. Muslim)
Dengan berwudhu dan mencuci kemauan, maka kita akan semakin lebih segar. Imam Qadhi Iyadh berkata, “Mencuci kemaluan sesudah bersenggama akan dapat menambah kekuatan dan semangat bagi yang ingin mengulanginya”[1]
Kedelapan, bersuci sebelum atau sesudah tidur. Suami istri boleh melakukan mandi besar sebelum tidur atau sesudah tidur, boleh hanya wudhu sebelum tidur, atau melakukan mandi dan wudhu setelah tidur.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ عَنْ وِتْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قُلْتُ كَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ فِي الْجَنَابَةِ أَكَانَ يَغْتَسِلُ قَبْلَ أَنْ يَنَامَ أَمْ يَنَامُ قَبْلَ أَنْ يَغْتَسِلَ قَالَتْ كُلُّ ذَلِكَ قَدْ كَانَ يَفْعَلُ رُبَّمَا اغْتَسَلَ فَنَامَ وَرُبَّمَا تَوَضَّأَ فَنَامَ قُلْتُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ فِي الْأَمْرِ سَعَةً
Dari Abdullah bin Abu Qais, dia berkata, "Saya pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallohu ‘anha tentang shalat witir Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, {dia menyebutkan sebuah hadits}. Saya bertanya kembali, "Bagaimana mandi junub yang dilakukan oleh Rasulullah, apakah beliau mandi terlebih dahulu sebelum tidur atau tidur {dahulu} sebelum mandi?" Aisyah menjawab, "Semuanya pernah dilakukan oleh beliau. Beliau pernah mandi sebelum tidur, juga pernah berwudhu {tanpa mandi} kemudian tidur." Saya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan keluasan dalam persoalan ini." (HR. Muslim)
Referensi :
Adhim, Mohammad Fauzil, 2007. Kado Pernikahan Untuk Istriku. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Muslim, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Muslim. Versi chm
Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Jingga : Lebih Dari Sekedar Panduan Berhubungan Intim. Solo : Rumah Dzikir.
Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Ungu : Panduan Berhubungan Intim Dalam Perspektif Islam. Solo : Rumah Dzikir.
Zacky, Ahmad, tanpa tahun. Fikih Seksual : Pandangan Islam Tentang Cinta, Seks Dan Pernikahan. Tanpa kota : Jawara.
http://www.speakleapp.com/wp-content/uploads/2016/09/28.jpg
[1] Basyir, Abu Umar, 2007. Sutra Ungu : Panduan Berhubungan Intim Dalam Perspektif Islam. Solo : Rumah Dzikir. Hal. 228
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.