
Dahulu standar nilai kelulusan Ujian Nasional hanya sedikit, kemudian naik-naik dan semakin naik, dan akhirnya kebijakan pun berubah lagi. Sekarang nilai Ujian Nasional hanya digunakan untuk mendaftar pendidikan ditingkat lanjutan yang lebih tinggi, nilai tak lagi berfungsi sebagai standar kelulusan Ujian Nasional, sehingga ada banyak pihak mulai bernafas dengan lega.
Jika ditilik lebih dalam, sebenarnya Ujian Nasional seharusnya dihapuskan karena penggugat telah memenangkan gugatannya terkait pengadaan Ujian Nasional sejak beberapa tahun yang lalu. Adapun Ujian Nasional yang sekarang ini merupakan hasil kompromi agar Ujian Nasional tidak memberatkan siswa.
Ada beberapa ahli yang tidak setuju dengan adanya Ujian Nasional karena banyak siswa yang merasa ketakutan dan menimbulkan tekanan tersendiri bagi siswa. Setiap akan menghadapi Ujian Nasional para guru dan murid disibukkan dengan kegiatan bimbel, les privat, try out sana-sini, minta doa restu ke mbah dukun, pensil diberi jampi-jampi, mencari dan membeli bocoran kunci jawaban dan juga menggelar acara istigosah bersama agar dapat lulus Ujian Nasional, dan kadang ketika istigosah ada siswa yang pingsan karena merasa tertekan.
Bagi siswa Ujian Nasional layaknya api neraka yang ada didepan mata, belum menyentuhnya saja sudah membuat kita tertekan. Disadari atau tidak Ujian Nasional lebih menakutkan dari pada api neraka. Apa pernah ada siswa yang pingsan gara-gara membayangkan api neraka dan takut tidak lulus sehingga tidak dapat masuk syurga ? Sedangkan sekarang banyak siswa yang pingsan karena takut tidak dapat lulus Ujian Nasional, aneh kan ?
Boleh-boleh saja, bahkan sangat bagus jika kita selalu berdoa setelah berusaha dengan sekuat tenaga karena Alloh memerintahkan kita untuk berusaha dengan sekuat kemudian berdoa. Yang perlu digaris bawahi adalah kenapa banyak siswa yang berdoa mati-matian agar lulus ujian, namun mereka sangat jarang berdoa mati-matian agar dapat masuk syurga dan dijauhkan dari api neraka ? Dan setelah lulus pun banyak yang menggelar perayaan-perayaan tidak jelas, baju dicorat-coret, pawai motor dijalanan. Setelah lulus seharusnya kita bersyukur dengan cara memberikan seragam kita yang masih layak pakai kepada saudara yang membutuhkan, cara seperti itu lebih terhormat dari pada pesta yang tidak jelas manfaatnya.
Referensi :
https://www.e-fire.co.uk/assets/images/cache/a1ee3ff76ab4d8f6551f4a78999a5b06.jpg
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.