Breaking News
recent

Kitab Wudhu #1

Allah Tidak Menerima Shalat/Doa Tanpa Bersuci

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ دَخَلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَلَى ابْنِ عَامِرٍ يَعُودُهُ وَهُوَ مَرِيضٌ فَقَالَ أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لِي يَا ابْنَ عُمَرَ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ "لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ". وَكُنْتَ عَلَى الْبَصْرَة

Dari Mush'ab bin Sa'ad, dia berkata, Abdullah bin Umar ra pernah masuk ke rumah Ibnu Amir untuk menjenguknya ketika ia sakit, lalu ia bertanya, "Hai Ibnu Umar! Mengapa ketika kamu berada di Bashrah tidak berdoa kepada Allah untuk saya?" Abdullah bin Umar menjawab, "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Allah tidak menerima doa tanpa bersuci (wudhu) dan tidak menerima sedekah dari hasil penipuan."

Anjuran Membersihkan Tangan Setelah Bangun tidur Sebelum Dimasukkan ke Bejana

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu bangun tidur maka janganlah memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia membersihkannya tiga kali, karena ia tidak tahu di mana tangannya berada semalam."

Larangan Buang Air Besar di Jalan atau di Tempat Berteduh

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ قَالُوا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ فِي ظِلِّهِمْ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasululah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Hindarilah dua orang yang dilaknat." Para sahabat bertanya, "Siapa dua orang yang dilaknat tersebut wahai Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam?" Beliau menjawab, "Orang yang buang hajat di jalan umum atau di tempat orang-orang berteduh"

Tabir Tempat Buang Hajat

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ أَرْدَفَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ خَلْفَهُ فَأَسَرَّ إِلَيَّ حَدِيثًا لَا أُحَدِّثُ بِهِ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ وَكَانَ أَحَبَّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَاجَتِهِ هَدَفٌ أَوْ حَائِشُ نَخْلٍ قَالَ ابْنُ أَسْمَاءَ فِي حَدِيثِهِ يَعْنِي حَائِطَ نَخْلٍ

Dari Abdullah bin Ja'far radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Pada suatu hari saya pernah dibonceng oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam dibelakangnya maka beliau memberitahu saya suatu rahasia yang tidak saya beritakan kepada seorangpun. Adapun tabir yang paling disenangi oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam untuk buang hajat adalah tebing (permukaan tinggi) dan tabir dari pohon kurma. (Ibnu Asma mengatakan di dalam haditsnya), maksudnya adalah tabir yang terbuat dari pohon kurma."

Doa Masuk WC

عن أنَسٍ كَانَ رَسُولُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  إِذَا دَخَلَ الخَلَاءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ

Dari Anas radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam masuk WC beliau mengucapkan, "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki maupun syetan perempuan"

Buang Air Besar dan Buang Air Kecil Tidak Boleh Menghadap Kiblat

عَن أَبِي أَيُّوبَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم  قَالَ إِذَا أَتَيْتُمْ الغَاِئطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا القِبْلَةَ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا بِبَوْلٍ وَلَا غَاِئطٍ وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا. قَالَ أَبُو أَيُّوبَ: فَقَدِمْنَا الشَّامَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ قَدْ بُنِيَتْ قِبَلَ القِبْلَةِ فَنَنْحَرِفُ عَنْهَا وَنَسْتَغْفِرُ اللهَ

Dari Abu Ayyub radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Apabila kamu hendak buang hajat, maka janganlah menghadap ke arah kiblat dan jangan membelakanginya (baik ketika kencing atau buang air besar), tetapi hendaklah kamu menghadap ke Timur atau Barat" Abu Ayyub berkata, "Kemudian kami pergi ke Syam, lalu kami mendapatkan beberapa kakus (WC) yang telah dibangun menghadap ke kiblat, namun kami berpaling dari arah itu dan memohon ampun kepada Allah."

Diperbolehkan Menghadap atau Membelakangi Kiblat dalam Bangunan

عَنْ وَاسِعِ بْنِ حَبَّانَ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ مُسْنِدٌ ظَهْرَهُ إِلَى الْقِبْلَةِ فَلَمَّا قَضَيْتُ صَلَاتِي انْصَرَفْتُ إِلَيْهِ مِنْ شِقِّي فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ يَقُولُ نَاسٌ إِذَا قَعَدْتَ لِلْحَاجَةِ تَكُونُ لَكَ فَلَا تَقْعُدْ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَلَا بَيْتِ الْمَقْدِسِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَلَقَدْ رَقِيتُ عَلَى ظَهْرِ بَيْتٍ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا عَلَى لَبِنَتَيْنِ مُسْتَقْبِلًا بَيْتَ الْمَقْدِسِ لِحَاجَتِهِ

Dari Wasi' bin Habban, dia berkata, "Saya pernah shalat di masjid, sedangkan Abdullah bin Umar menyandarkan tubuhnya ke arah kiblat. Ketika selesai shalat, aku mendekatinya dan berada di sisinya lalu Abdullah berkata, "Orang-orang mengatakan, 'Apabila kamu duduk untuk buang hajat, maka janganlah kamu duduk menghadap kiblat atau baitul Maqdis.'" Abdullah berkata, "Saya pernah naik ke atas rumah lalu saya melihat Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam duduk di atas dua batu bata menghadap Baitul Maqdis untuk buang hajat."

Larangan Kencing dalam Air Kemudian Dipakai untuk Mandi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dari Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Janganlah salah seorang dari kamu kencing di air yang tidak mengalir, kemudian dia mandi dari air itu."

عن أَبي هُرَيْرَةَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَبُلْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu mandi dari air itu.'"

Istibra'  (Kencing Sampai Bersih) Mencari Tempat yang Terhalang dan Menjaga Diri dari Kencing

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ قَالَ فَدَعَا بِعَسِيبٍ رَطْبٍ فَشَقَّهُ بِاثْنَيْنِ ثُمَّ غَرَسَ عَلَى هَذَا وَاحِدًا وَعَلَى هَذَا وَاحِدًا ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Dari Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah melewati dekat dua kuburan, beliau bersabda, "kedua penghuninya sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena perbuatan dosa besar. Yang satu karena senang mengadu domba (memfitnah), sedangkan yang lain karena tidak menjaga diri ketika kencing" Ibnu Abbas berkata, "Kemudian Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam meminta pelepah kurma yang basah, lalu beliau membelahnya menjadi dua bagian. Beliau menancapkan salah satunya pada kuburan yang pertama dan yang satunya lagi di kuburan yang kedua. Kemudian beliau bersabda, 'Mudah-mudahan pelepah ini bisa meringankan siksa keduanya selama belum kering"''

Diperbolehkan Menghadap atau Membelakangi Kiblat dalam Bangunan

عَنْ وَاسِعِ بْنِ حَبَّانَ قَالَ كُنْتُ أُصَلِّي فِي الْمَسْجِدِ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ مُسْنِدٌ ظَهْرَهُ إِلَى الْقِبْلَةِ فَلَمَّا قَضَيْتُ صَلَاتِي انْصَرَفْتُ إِلَيْهِ مِنْ شِقِّي فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ يَقُولُ نَاسٌ إِذَا قَعَدْتَ لِلْحَاجَةِ تَكُونُ لَكَ فَلَا تَقْعُدْ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ وَلَا بَيْتِ الْمَقْدِسِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَلَقَدْ رَقِيتُ عَلَى ظَهْرِ بَيْتٍ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا عَلَى لَبِنَتَيْنِ مُسْتَقْبِلًا بَيْتَ الْمَقْدِسِ لِحَاجَتِهِ

Dari Wasi' bin Habban, dia berkata, "Saya pernah shalat di masjid, sedangkan Abdullah bin Umar menyandarkan tubuhnya ke arah kiblat. Ketika selesai shalat, aku mendekatinya dan berada di sisinya lalu Abdullah berkata, "Orang-orang mengatakan, 'Apabila kamu duduk untuk buang hajat, maka janganlah kamu duduk menghadap kiblat atau baitul Maqdis.'" Abdullah berkata, "Saya pernah naik ke atas rumah lalu saya melihat Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam duduk di atas dua batu bata menghadap Baitul Maqdis untuk buang hajat."

Larangan Kencing dalam Air Kemudian Dipakai untuk Mandi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dari Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Janganlah salah seorang dari kamu kencing di air yang tidak mengalir, kemudian dia mandi dari air itu."

عن أَبي هُرَيْرَةَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَبُلْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي ثُمَّ تَغْتَسِلُ مِنْهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Janganlah kamu kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu mandi dari air itu.'"

Referensi :
http://darulfiqh.com/wp-content/uploads/2015/04/water-flow-580x333.jpg

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.