Breaking News
recent

Banyak Kesalahan Tapi Tetap Aman

Dalam tulisan beberapa waktu yang lalu, penulis telah bercerita bahwa tugas yang dulu untuk handle Pusat Oleh-Oleh telah digantikan oleh Andi. Selain itu, gudang juga telah diserahkan padanya pula. Selama kurang lebih 1,5 tahun ternyata tidak ada perkembangan yang baik dan justru mengalami kemunduran. Banyak sekali prestasi untuk memundurkan perusahaan yang telah dicapai dari perbagian yang menjadi tanggung jawabnya

Pusat Oleh-Oleh
Selain bertugas untuk handle Pusat Oleh-Oleh, Andi juga bertugas untuk menjadi admin dan juga bagian gudang. Sebenarnya ketiga tugas ini tidaklah begitu sulit karena bagian tersebut memang belum dapat optimal dan jarang ada pekerjaan, sehingga cukup untuk dikerjakan oleh 1 orang saja.

Dia dipercaya untuk mengurusinya karena kuliah di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Jakarta, walaupun kabarnya dia merupakan mahasiswa drop out, dan dapat dikatakan dia hanya lulusan SMA. Tapi bagi penulis tidaklah penting karena dalam dunia kerja yang dilihat adalah hasil pekerjaannya, bukan tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang telah dicapai.

Dibagian Pusat Oleh-Oleh ternyata tidak ada perkembangan dan justru mengalami kemunduran, adapun program studi banding yang telah dilakukannya merupakan program lama yang telah penulis lakukan sejak dulu. Beberapa kemunduran di bagian Pusat Oleh-Oleh misalkan yang pertama, banyak supplier yang menarik produknya. Penulis tidak tahu apa yang terjadi dalam kasus ini, namun yang pasti banyak produk yang ditarik dan tidak mau loading barang lagi dan yang tahu hanya bagian Pusat Oleh-Oleh dan supplier.

Kedua, pengambilan tagihan yang sangat lama. Penulis pernah melihat ada supplier yang membentak Andi karena pengambilan tagihan yang sangat lama. Padahal untuk checking barang cukup melihat komputer dan mengambilkan tagihan sejumlah barang yang sudah terjual. Namun kenyataannya Andi hanya mondar mandir kesana kemari tidak tahu apa yang dilakukannya. Penulis pun juga pernah merasakannya dan harus menunggu sekitar 1 jam, padahal dulu pengambilan tagihan cukup kurang dari 10 menit. Dan ini bukan keluhan satu orang, tapi banyak orang.

Ketiga, barang tidak segera di display, banyak produk yang kotor dan tidak rapi. Sebuah toko harus aktif untuk checking produk agar tidak sampai kosong, jika kosong biasanya konsumen akan enggan untuk melihat-lihat. Sering kali penulis ketika lewat melihat etalase kosong. Dan yang lebih parah adalah produk tidak tertata rapi dan kotor. Kita sebagai konsumen tentu akan malas jika ketika berbelanja produknya berdebu dan kotor. Barang terkesan tidak terawat dan karyawannya pemalas.

Keempat, tidak mengerti tentang GMP (Good Management Product). Kenapa penulis mengatakan begitu ? karena penulis pernah melihat isi pesan lewat WA supplier yang mengatakan bahwa barang yang di titipkan oleh supplier terlalu mahal. Sebelum mengatakan sebuah barang mahal tentu kita harus tahu kualitasnya terlebih dahulu. Kita tidak dapat mengatakan sebuah barang mahal jika belum melihat kualitasnya, bahannya dan masih banyak faktor lain yang menyebabkan mahalnya sebuah produk. Dan statement ini membuat supplier merasa tersinggung dan menarik barangnya dari Pusat Oleh-Oleh.

Kelima, harga jual produk terlalu mahal. Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa pengambilan laba maksimal 25% dari harga barang, karena sistem yang diterapkan adalah titip jual sehingga harga jual produk tidak boleh mahal. Kenyataannya tidaklah begitu ada beberapa produk yang dijual melebihi kebijakan perusahaan, yaitu 40%. Semahal apapun tidak masalah jika barang tersebut dibeli cash oleh perusahaan, tapi jika sistem yang berlaku titip jual, maka kasihan pihak supplier. Jika barang sirkulasinya lambat atau tidak laku, maka kerugian yang menanggung pihak supplier. Jika diingatkan pasti membantah dengan mengatakan bahwa dijual mahal tidak apa-apa toh tetap laku juga. Bukan masalah laku tidaknya, laku jika sirkulasi barang lambat ya percuma saja, lebih baik laba sedikit tapi sirkulasi barang lancar. Dan untungnya segera menapatkan perhatian setelah penulis complain ke pihak kantor, jika tidak mungkin produk tersebut ditarik juga seperti produk lainnya.

Bagian Gudang
Bagian gudang pekerjaanya hanya penerimaan barang, penyimpanan barang dan distribusi ke masing-masing bagian. Pengalaman penulis di gudang, bagian ini membutuhkan orang yang aktif dan energik. Gudang mengharuskan kita pandai-pandai mengatur barang agar tetap muat jika di isi dengan stok barang yang banyak. Setelah di pegang Andi, pendistribusian barang yang tidak baik, maksudnya barang yang di distribusikan ke sebuah bagian memiliki masa expired yang pendek dan jika terjadi terkait expired, yang disalahkan bagian tersebut. Kadang ada beberapa produk yang telah rusak karena proses penyimpanan yang tidak benar. Dulu pernah ada produk rumahan yang rusak karena penyimpanan yang tidak karuan.

Dan kesalahan bagian gudang yang sangat jelas adalah tempat penyimpanan yang tidak jelas. Ruang penyimpanan sudah ditetapkan oleh perusahaan, gudang hanya ada satu. Setelah di pegang Andi, barang barang yang berceceran dan terletak di 4 tempat yang berbeda, bahkan ruang marketing juga menjadi minuman. Pernah penulis mendapat kiriman 1,5 mobil box mie instan, 1 mobil box snack, 1 mobil box minuman dan 1 mobil kerajinan rumahan. Dengan stok sebanyak itu, gudang tetap muat dan penulis dapat mengaturnya dengan baik, walaupun penulis sempat kesulitan jika mengambil barang. Tapi kenapa dengan jumlah stok yang tidak seberapa, banyak produk yang berceceran ? dan jawabannya mungkin anda tahu sendiri.

Dokumentasi
Perusahaan telah memilih beberapa orang untuk bagian dokumentasi perusahaan dan Andi adalah salah satunya. Dokumentasi idealnya di ambil ketika pegunjung sangat ramai. Lah yang ini justru tidak, dokumentasi dilakukan setelah pengunjung berkurang alias sepi. Baiklah mungkin saat itu dia seddang sibuk, tapi jika pengambilan barang dilakukan ketika sebagian besar pengunjung telah pulang, what is he thingking of man ?

Dan dari kesalahan yang dilakukannya adalah melakukan tindakan plagiasi. Tindakan plagiasi merupakan pelanggaran terbesar dalam dunia kreatif, karena plagiasi termasuk kejahatan intelektual. Untuk melindungi hak kreativitas pemerintah dan dunia pun telah membuat peraturan untuk menjerat pelakunya, diantaranya
Fatwa MUI  (Download file ini)

Sejauh yang penulis amati, Andi telah melakukan dugaan tindakan plagiasi sebanyak 3 kali terkait design yang dibuatnya. Masalah ini pernah penulis sampaikan kepada pihak management, dan ternyata justru penulis yang disalahkan dengan alasan tidak mau berbagi ilmu. Bukannya tidak mau berbagi ilmu, ini dunia kerja, penulis tahu mana yang hak dan wewenang penulis atau yang bukan. Jika karyawan lalai dan melakukan pelanggaran, maka yang berhaka untuk memperingatkan adalah pihak perusahaan. Jika penulis mengingatkan dan berbagi ilmu, justru lucu, masa yang bersepatu diajari tukang sapu, masa orang yang kerja kantoran di ajari bagian kebersihan, kan lucu. Terlebih ada konsultan perusahaan, lantas buat apa bayar mahal seorang konsultan perusahaan jika mengatasi karyawan lalai saja tidak becus. Dan yang lebih lucu, dengan semua kesalahan yang dilakukan Andi, sampai sekarang sepertinya tidak ada tindakan tegas dari pihak management. Tapi ya itulah, jika salah memilih karyawan dan tidak mau bertindak dengan tegas, maka hancurlah perusahaan tersebut.

Referensi :
https://www.ivyexec.com/career-advice/wp-content/uploads/2015/01/career_mistake.jpg

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.