Bolehkah Minta Didoakan ?

Sebagai manusia kita harus tolong menolong dengan sesama manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun dalam tolong menolong harus juga perlu diperhatikan bahwa tolong menolong tersebut dalam kebaikan

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh amat berat siksa-Nya. (Q.S Al-Maidah/05 : 02)

Tak ayal dalam masalah yang berkaitan dengan doa. Kita tentu sering mendengar ada orang, teman atau saudara yang berucap “Tolong doain saya ya ! . . . . doain semoga saya sukses”. Hal ini sangat wajar, karena seseorang memiliki banyak kebutuhan, baik kebutuhan jasmani yang berguna untuk kelangsungan hidupnya dan maupun kebutuhan rohani seperti ibadah yang berupa doa.

Seringkali kita temui ada seseorang yang secara berlebihan dalam meminta doa kepada orang lain, misalnya saja dengan membawakan sejumlah oleh-oleh, beberapa lembar uang dalam amplop tertutup, dan kadang kala juga sampai merendahkan dirinya sendiri, didepan orang yang dimintai doa, menganggap dirinya penuh dengan dosa sehingga enggan dan tidak mau memanjatkan doanya sendiri kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Saking mindernya, sampai-sampai tidak pernah mendoakan dirinya sendiri dan selalu menggunakan jasa orang lain untuk melantunkan doa untuknya.

Menurut Syekh Shalih Ali Syekh, hukum asalnya adalah makruh, sebagaimana riwayat dari para sahabat dan tabi’in yang membenci perbuatan ini, bahkan melarang orang yang meminta doa dari mereka. Meminta kepada orang lain untuk didoakan merupakan amalan yang tidak disyariatkan, dengan kata lain tidak diwajibkan dan tidak juga disunnahkan. Sedangkan menurut Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, meminta didoakan orang lain dimakruhkan karena ada 3 sebab, yaitu, pertama, dalam permintaan kepada seseorang agar mendoakan dirinya, terdapat bentuk meminta-minta kepada manusia. Kedua, orang yang minta doa dari orang lain, terkadang dalam dirinya ada sikap memandang rendah dirinya sendiri dan memandang orang lain lebih shalih sehingga dia tidak pernah mendoakan dirinya sendiri karena terlalu sering minta didoakan orang lain. Ketiga, orang yang dimintai doa menjadi terperdaya dengan dirinya sendiri dan menganggap bahwa dirinya-lah yang pantas dimintai untuk mendoakan seseorang.

Referensi :

Salim, Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid, 2014. Fiqhus Sunnah Lin Nisa’, Terjemahan : Irwan Raihan dan Ahmad Dzulfikar, cetakan pertama. Suoharjo : Pustaka Arafah

Syekh Hindi Al-Khully. 2007. Sholat itu Sungguh Menakjubkan ! Menyingkap Rasasia Sehat dan Bugar di Balik Gerakan Sholat. Jakarta : Mirqat Publishing

Majalah Nikah Sakinah Volume 12, No. 05, tahun 2013

Majalah Nikah Sakinah Volume 13, No. 02, tahun 2014

Majalah Nikah Sakinah Volume 9, No. 11, tahun 2011

Mushthafa al-‘Adawi. 2002. Ensiklopedia Pendidikan Anak Jilid 1. Bogor : Pustaka Inabah

Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. 2006. Bersujud dikeheningan Malam. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Kan’an, Syekh Muhammad Ahmad, 2006. Mabadi Al-Mu’asyarah Az-Zaujiyyah, Terjemahan : Ali Muhdi Amnur, cetakan kedua. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Ishaq, Muhammad Shalil Ali Abdillah, 2006. Kaifa Tatahammas Li Qiyam Al-Lail ?, Terjemahan : Muh. Muhaimin dan Nur Afifah, cetakan keenam. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Hilmy al-Khully. 2007. Sholat Itu Sungguh Menakjubkan. Jakarta : Mirqat Publishing

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2005. Tamasya Ke Syurga. Darul Falah : Jakarta

http://islamsf.org/wp-content/uploads/2014/11/2014-11-25_105945-1024x768.jpg