Doa Rasululloh Untuk Dirinya, Sahabatnya Dan Doa Untuk Umatnya

Doa Untuk Rasulullah Sendiri

Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam merupakan manusia pilihan yang dijadikan sebagai penutup nabi-nabi, sehingga tidak ada nabi lagi setelah beliau. Dan beliau mempunyai keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan yang lainnya. Nabi Muhammad mendapat jaminan semua dosanya akan diampuni dan juga telah mendapat jaminan bahwa akan dimasukkan kedalam surga. Walaupun begitu, dengan sudah mendapat jaminan surga, Rasululloh senantiasa berdoa kepada Alloh agar semua dosa-dosanya dapat diampuni. Dari Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bahwa beliau biasa berdo'a dengan do'a sebagai berikut;

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ وَعَمْدِي وَجَهْلِي وَهَزْلِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَقَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ وَحَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَحْوِهِ

"Ya  Alloh, ampunilah kesalahan, kebodohan, dan perbuatanku yang terlalu berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya  Alloh, ampunilah kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku. Ya  Alloh, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan, dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku, Engkaulah yang mengajukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, serta Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Bukhari)

Dan juga dapat kita lihat dalam sabda beliau yang lainnya bahwa beliau mohon ampunan dan kesalahan seperti yang terlihat dalam hadis berikut ini. Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bahwa beliau biasa berdo'a

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي هَزْلِي وَجِدِّي وَخَطَايَايَ وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي

“Ya  Alloh, ampunilah aku, kesalahan-kesalahanku, kebodohanku, perbuatanku yang melampaui batas di setiap urusanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya  Alloh, ampunilah aku, canda tawaku, kesungguhanku, kesalahanku, kesengajaanku dan setiap perkara yang ada padaku." (HR. Bukhari)

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam sudah mendapatkan jaminan surga dari Alloh, kendati demikian beliau tetap memanjatkan doa agar semua dosanya dapat diampuni, lalu bagaimana dengan kita semua yang penuh dengan dosa ? Seberapa seringkah kita berdoa ? Apakah kita pernah berdoa memohon ampunan ? Ataukah kita hanya memohon hanya untuk keperluan materi saja ? Jika kita jarang atau hampir tidak pernah memohon ampunan atas segala dosa yang telah kita lakukan, marilah kita berdoa agar Alloh mengampuni dosa kita dan memohon ampun karena tidak pernah memanjatkan doa kepada-Nya.

Doa Untuk Keluarga Dan Sahabatnya
Menjadi sahabat dekat Rasululloh tentu menjadi dambaan kita. Dengan dekat dengannya, kita dapat mengetahui langsung kebaikan akhlaknya dan ikut memperjuangkan islam dengan kemampuan yang kita miliki. Apalagi jika termasuk orang yang dicintai oleh Rasululloh, tentu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi kita, karena mungkin kita akan menjadi salah satu orang yang akan didoakan langsung oleh beliau, dan doa beliau pasti diijabahi oleh Alloh ta’ala.
Selain biasa untuk memohon doa untuk dirinya sendiri, Rasululloh juga biasa mendoakan kebaikan untuk keluarganya. Beliau pernah mendoakan Hasan dan Husein (cucu beliau) agar terhindar dari gangguan setan, makhluk berbisa, dan mata jahat yang mendatangkan petaka.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

Dari Ibnu 'Abbas radhyallohu 'anhuma berkata; "Nabi shallallohu 'alaihi wasallam biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; "Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma'il dan Ishaq dengan kalimat ini: A'uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaitaani wa haammatin wa min kuli 'ainin laammah" ("Aku berlindung dengan kalimat-kalimat  Alloh yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluk berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka"). (HR. Bukhari)

Dan salah satu sahabat yang pernah didoakan adalah oleh Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam adalah Al Walin bin Al Walid, Abu Awfaa dan orang-orang yang membawa sedekah. Dari Abu Hurairah radli Allohu 'anhu bahwa Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam memanjatkan doa :

اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ

"alloohumma anji 'ayyasy bin rabi'ah, alloohumma anji salamata bin hisyam, alloohumma anji alwalida bin alwalid, alloohumma anjilmustadh'afiina minal mukminiina, alloohumma usydud warth'ataka 'alal mudharr, alloohummaj'alhaa siniina kasinii yuusufa "Ya  Alloh, selamatkanlah 'Ayyasy bin Abu Robi'ah. Ya  Alloh, selamatkanlah Salamah bin Hisyam. Ya  Alloh, selamatkanlah Al Walid bin Al Walid. Ya  Alloh, selamatkanlah golongan yang lemah dari kaum mu'minin. Ya  Alloh, timpakanlah kerasnya siksa-Mu kepada Mudlar dan jadikanlah siksa-Mu untuk mereka berupa paceklik seperti paceklik yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS". (HR. Bukhari)

Dari 'Abdullah bin Abu Awfaa berkata; Adalah Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bila suatu kaum datang kepadanya dengan membawa shadaqah mereka, Beliau mendo'akannya:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ فُلَانٍ فَأَتَاهُ أَبِي بِصَدَقَتِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى

" Allohumma shalli 'alaa aali fulan" (Ya  Alloh berilah shalawat kepada keluarga fulan"). Maka bapakku mendatangi Beliau dengan membawa zakatnya., maka Beliau mendo'akanya: " Allohumma shalli 'alaa aalii abu awfaa". (Ya  Alloh, berilah shalawat kepada keluarga Abu Awfaa"). (HR. Bukhari)

Dalam kesempatan yang lainnya Rasululloh juga pernah mendoakan sahabat yang sedang terbaring sakit. Dari 'Amir bin Sa'd bahwa Ayahnya berkata; "Ketika Rasulullah shallallohu 'alahi wasallam haji wada', beliau datang menjengukku ketika aku terbaring sakit yang menyebabkan kematianku, lalu saya berkata; "Wahai Rasulullah, keadaan saya semakin parah, seperti yang telah anda lihat saat ini, sedangkan saya adalah orang yang memiliki banyak harta, sementara saya hanya memiliki seorang anak perempuan yang akan mewarisi harta peninggalan saya, maka bolehkah saya menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?" beliau bersabda: "Jangan." Saya bertanya lagi; "Kalau begitu, bagaimana jika separuhnya?" beliau menjawab: "Jangan, (namun sedekahkanlah sepertiganya saja), dan sepertiganya pun sudah banyak, sebenarnya bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan serba kekurangan dan meminta-minta kepada orang lain. Tidakkah Kamu menafkahkan suatu nafkah dengan tujuan untuk mencari ridla  Alloh, melainkan kamu akan mendapatkan pahala lantaran dari nafkah pemberianmu itu, hingga sesuap makanan yang kamu suguhkan kemulut istrimu juga merupakan sedekah darimu." Saya bertanya lagi; "Apakah saya masih tetap hidup, sesudah teman-teman saya meninggal dunia?" beliau menjawab: "Sesungguhnya kamu tidak akan panjang umur, kemudian kamu mengerjakan suatu amalan dengan tujuan untuk mencari ridla  Alloh, kecuali derajatmu akan semakin bertambah, semoga kamu dipanjangkan umurmu sehingga kaum Muslimin mendapatkan manfa'at darimu dan orang-orang (kafir) menderita kerugian karenamu. Ya  Alloh… sempurnakanlah hijrah para sahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka kepada kekufuran, akan tetapi alangkah kasihannya Sa'd bin Khaulah." Sa'd berkata; "Kemudian Nabi shallallohu 'alaihi wasallam mendo'akannya agar ia meninggal di kota Makkah." (HR. Bukhari)

Alangkah bahagianya orang-orang pernah didoakan oleh Rasululloh karena dengan didoakan oleh beliau, maka hal tersebut membuktikan bahwa rasululloh memperhatikannya dan yang yang lebih penting lagi doa beliau mustajab.

Doa Untuk Umatnya
Dalam pembahasan yang lalu telah dituliskan bahwa orang yang sangat beruntung adalah orang yang hidup pada zaman rasululloh dan didoakan oleh beliau. Lalu bagaimana dengan umat yang ada pada saat ini apakah kita juga mendapatkan bagian dari orang yang termasuk didoakan oleh beliau ? Kita tidak usah khawatir karena setiap nabi mempunyai doa yang telah dikabulkan, begitu pula Nabi Muhammad, beliau juga mempunyai doa tersendiri, namun doa tersebut masih disimpan untuk di akhirat nanti yang berupa syafaat. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda:

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ يَدْعُو بِهَا وَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي فِي الْآخِرَةِ

"Setiap Nabi mempunyai doa yang telah dikabulkan, sedang aku ingin menyimpan doaku sebagai syafa'at untuk umatku di Akhirat nanti." (HR. Bukhari)

Dari Anas dari Nabi shallallohu 'alaihi wasallam beliau bersabda:

كُلُّ نَبِيٍّ سَأَلَ سُؤْلًا أَوْ قَالَ لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ قَدْ دَعَا بِهَا فَاسْتُجِيبَ فَجَعَلْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Setiap Nabi pernah meminta suatu permintaan - atau beliau bersabda - setiap Nabi mempunyai doa yang telah dikabulkan, sedang aku ingin menyimpan do'aku sebagai syafa'at untuk umatku di hari Kiamat nanti." (HR.Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas, Nabi Muhammad akan memberikan syafaat kepada umatnya, namun ada yang perlu digarisbawahi bahwa tidak semua umatnya akan mendapatkan syafaatnya. Ada beberapa orang yang tidak akan mendapat syafaat, yaitu orang yang mati dalam menyekutukan Alloh. Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

'Setiap nabi memiliki doa mustajab, setiap nabi telah menggunakan do'a tersebut namun aku menyimpan doa itu untuk memberikan syafaat bagi umatku pada hari kiamat. Syafa'at tersebut insya Alah akan sampai kepada ummatku yang mati tanpa menyekutukan  Alloh dengan sesuatu apapun”. (HR. Muslim)

Kenapa orang yang menyekutukan Alloh tidak akan mendapatkan syafaat ? Hal ini dikarenakan syirik merupakan salah satu dosa besar. Orang yang menyekutukan Alloh berarti menganggap ada Tuhan selain Alloh, dan ini bukanlah suatu hal yang dapat dibenarkan, sehingga orang yang menyekutukan Alloh tidak mungkin akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad.

Referensi :
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2014. Shifat Sholat An-Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam, Terjemahan : Tajuddin Pogo, cetakan keenam. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, 2005. Maqaashidul Mukallafin (1) : An-Niyyat Fil Ibadaat, Terjemahan : Faisal Shaleh, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Bakhistani, Aziz dkk, 2006. KISS : Kado Istri-Suami Shalih. Jakarta : Pustaka Hikmah Perdana.
Al-Hanbali, Ibn Rajab, 2006. Lataa’if Al-Ma’arif Li Mawasim Al-‘Am Min Al-Wazhaif, Terjemahan : Rojaya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Mar’atil Muslimah, Terjemahan : Zaid Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Hadil Arwaah Ila Biladil Arafah, Terjemahan : Fadli Bahri, cetakan kedelapan. Jakarta : Darul Falah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Raudhah Al-Muhibbin Wa Nuzhah Al-Musytaqin, Terjemahan : Kathur Suhardi, cetakan ketiga belas. Jakarta : Darul Falah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Al-Jawab Al-Kafi Liman Saa’ala ‘An Ad-Dawa Asy-Syafi, Terjemahan : Isyan Basya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Fawaaid, Terjemahan : Achmad Sunarto, cetakan pertama. Semarang : Pustaka Nuun
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2006. Minhajul Muslim, Terjemahan : Irwan Raihan, cetakan pertama. Solo : Media Insani Publishing
Al-Khulli, Hilmi, 2007.  Al-Shalatu Wa Shihhatul Ihsan, Terjemahan : Anas Syahrul Alimi, cetakan pertama. Jakarta : Mirqat Publishing
Al-qur’an al-kalam. 2009. Bandung : Diponegoro.
Ath-Thayyar, Abdullah, 2006. Ash-Shalatu, Terjemahan : A. M. Halim, cetakan pertama. Jakarta : Pustaka Maghfirah
DR. Raghib As-Sirjani. 2006. Misteri Sholat Shubuh. Solo : Al-Aqwam
Hasan Bin ‘Ali As-Saqaf. Sholat Seperti Nabi Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam. Bandung : Pustaka Hidayah
Hasan bin ‘Ali As-Saqqaf. 2006. Sholat seperti Nabi saw : Petunjuk Pelaksanaan Sholat Sejak Takbir Hingga Salam. Bandung : Pustaka Hidayah
Hilmy al-Khully. 2007. Sholat Itu Sungguh Menakjubkan. Jakarta : Mirqat Publishing
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2005. Tamasya Ke Syurga. Darul Falah : Jakarta
https://freedesignfile.com/upload/2016/05/White-mosque-with-purple-ramadan-kareem-background-vector-02.jpg

Related Posts:

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Powered by Blogger.