Kitab suci al-qur’an diturunkan dengan berbahasa arab, begitu pula dengan hadis. Dan diharapkan bagi pemeluknya agar menguasai bahasa arab agar bisa memahami agama dengan baik. Lalu bagaimana halnya ketika seseorang dalam berdoa, apakah dalam berdoa juga harus menggunakan bahasa arab ? ataukah boleh menggunakan bahasa lain ?
Masyarakat kita selalu menganggap bahwa bahasa arab adalah segala-galanya dalam beribadah termasuk dalam berdoa, sehingga ada beberapa orang yang enggan berdoa karena tidak menguasai bahasa arab. Sebenarnya tidak mengapa apabila kita berdoa tanpa menggunakan bahasa arab, apapun bahasa yang kita ucapkan Alloh akan tetap mengetahuinya karena Alloh Maha Tahu segala yang ada didunia ini. Syek Al-Jaber dalam ceramahnya mengatakan bahwa tidak mengapa seseorang berdoa dengan menggunakan selain arab.
Dalam Majmu’ Al-Fatawa, Ibnu Taimiyah juga mengatakan “Berdo’a boleh dengan bahasa Arab dan bahasa non Arab. Allah subhanahu wa ta’ala tentu saja mengetahui setiap maksud hamba walaupun lisannya pun tidak bisa menyuarakan. Allah Maha Mengetahui setiap do’a dalam berbagai bahasa pun itu dan Dia pun Maha Mengetahui setiap kebutuhan yang dipanjatkan”.
Doa dalam islam ada 2 macam, yaitu doa ma’tsur dan doa tidak ma’sur. Doa ma’tsur adalah doa yang berasal dari al-qur’an dan hadis, dan doa inilah doa yang terbaik. Sedangkan doa tidak ma’tsur adalah doa yang tidak berasal dari al-qur’an dan hadis. Adapun doa ma’tsur tidak boleh diucapkan dalam bahasa lain, dengan kata lain harus diucapkan sesuai dengan yang tercantum dalam al-qur’an dan hadis dan dengan bahasa arab.
Referensi :
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi. 2006. Fiqih Ibadah Dari Minhajul Muslimin. Solo : Media Insani Publishing
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2014. Shifat Sholat An-Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Salam, Terjemahan : Tajuddin Pogo, cetakan keenam. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, 2005. Maqaashidul Mukallafin (1) : An-Niyyat Fil Ibadaat, Terjemahan : Faisal Shaleh, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Raudhah Al-Muhibbin Wa Nuzhah Al-Musytaqin, Terjemahan : Kathur Suhardi, cetakan ketiga belas. Jakarta : Darul Falah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Al-Jawab Al-Kafi Liman Saa’ala ‘An Ad-Dawa Asy-Syafi, Terjemahan : Isyan Basya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Fawaaid, Terjemahan : Achmad Sunarto, cetakan pertama. Semarang : Pustaka Nuun
https://dg.imgix.net/do-you-pray-like-the-devil-gjkrddhj-en/landscape/do-you-pray-like-the-devil-gjkrddhj-761c5a84e5dd93ad4b2852724baca609.jpg?ts=1512496194&ixlib=rails-3.0.2&auto=format%2Ccompress&fit=min&w=700&h=394&dpr=2&ch=Width%2CDPR
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.