Lisan merupakan bagian tubuh yang harus dijaga dengan baik oleh pemiliknya. Terkadang karena sebuah ucapan, terjadi permusuhan dan bahkan berjujung pada pertengkaran, dan tak jarang pula terjadi pertumpahan darah. Bahaya lisan sudah disinyalir sejak dulu, dan Rosululloh pun telah menunjukkan bahaya lisan bagi pemiliknya, yang berupa siksa neraka
Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur." (HR. Bukhari)
Dan bagi orang yang dapat menjaga lisannya akan mendapat jaminan syurga. Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga.".
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai ada orang yang berucap kasar dan melaknat (mendoakan) yang lainnya dengan kalimat yang buruk, kadang kepada saudara atau anaknya sendiri. Hal ini merupakan suatu perbuatan yang tidak pantas dilakukan dan harus dihindari karena bisa jadi ucapan tersebut bertepatan dengan waktu pengabulan doa, sehingga apa yang diucapkan menjadi kenyataan, walaupun ucapan tersebut bukanlah doa yang berupa kebaikan, melainkan berupa keburukan. Dari Jabir bin Abdullah radhiyallohu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda,
لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى خَدَمِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى سَاعَةَ نَيْلٍ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ
'Janganlah kalian mendoakan kejelekan atas diri kalian, anak-anak kalian, pembantu kalian, dan harta kalian. Karena boleh jadi (waktu) itu merupakan bertepatan dengan saat pemberian Alloh, sehingga permohonanmu itu dikabulkan.'" (HR. Muslim)
Doa yang berupa kejelekan bagi sesama manusia, maupun untuk diri sendiri sangat dilarang dalam islam, kecuali untuk orang yang benar-benar memusuhi islam. Kita harus selalu berdoa untuk kebaikan, memang ketika seseorang sedang dilanda dalam kesedihan, biasanya akan mengharapkan kebinasaan agar penderitaannya dapat lekas berakhir, ini tetap tidak bisa dibenarkan secara agama.
Dari Qais dia berkata; aku pernah menjenguk Khabbab, ketika itu ia tengah di terapi dengan kay (menempelkan besi panas pada daerah yang luka) hingga tujuh kali di perutnya, maka aku mendengar dia mengatakan; 'Kalaulah Nabi shallallohu 'alaihi wasallam tidak melarang kami memohon kematian, niscaya aku akan memohonnya." (HR. Bukhari)
Bisa dibayangkan betapa sakitnya saat kita mempunyai luka dan diobati dengan menggunakan besi yang panas. Apalagi jika sampai tujuh kali dan luka yang ada sangat lebar pasti tidak terbayang sakitnya. Kendati demikian sahabat Khabbab tidak mau memohon kematian baginya karena dilarang oleh Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam. Bagaimanapun keadaannya, kita selayaknya mengucapkan doa yang baik-baik saja, jangan sampai mengucapkan ucapan yang buruk. Jangankan berdoa, dalam berangan-angan pun kita diperintahkan untuk berangan-angan yang baik oleh Rasululloh. Sebagaimana yang terlihat dalam sabda berikut ini. Dari Anas radli Allohu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallohu 'alahi wasallam bersabda:
لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
"Janganlah salah seorang dari kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya, kalau memang hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; "Ya Alloh, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku." (HR. Bukhari)
Kehidupan seorang muslim tentu lebih baik dari pada sebuah kematian karena saat kematian menjemput, maka umur seseorang akan habis, amal ibadahnya terputus dan kebaikan-kebaikan lainnya. Adapun jika menginginkan yang lebih baik, kita harus berdoa agar jika kehidupan ini lebih baik bagi kita maka kita harus berdoa agar senantiasa dapat melaksanakan semua perintah Alloh dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam telah bersabda, 'Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang yang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidak akan bertambah melainkan menambah kebaikan. (HR. Muslim)
Dari Anas radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam pernah menjenguk seorang laki-laki muslim yang sedang sakit parah sampai kurus dan lemah seperti seekor burung. Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya, "Apakah kamu pernah berdoa ataupun memohon sesuatu kepada Alloh?" Sahabat tersebut menjawab, "Ya, saya pernah berdoa, 'Ya Alloh ya Tuhanku, apa yang akan Engkau siksakan kepadaku di akhirat kelak, maka segerakanlah siksa tersebut di dunia ini!' Mendengar pengakuannya itu, Rasulullah pun berkata, "Subhan Alloh, mengapa kamu berdoa seperti itu. Tentu kamu tidak akan tahan. Mengapa kamu tidak berdoa, "Ya Alloh, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka." Anas berkata, "Lalu Rasulullah berdoa kepada Alloh untuk sahabat tersebut dan akhirnya Alloh pun menyembuhkannya. (HR.Muslim)
Oleh sebab itu, kita harus selalu berdoa untuk kebaikan, jangan sampai kita berdoa untuk kejelekan dan ternyata doa tersebut benar-benar terkabul sehingga kita menjadi menyesal dikemudian hari.
Referensi :
Hasan bin ‘Ali As-Saqqaf. 2006. Sholat seperti Nabi saw : Petunjuk Pelaksanaan Sholat Sejak Takbir Hingga Salam. Bandung : Pustaka Hidayah
Hilmy al-Khully. 2007. Sholat Itu Sungguh Menakjubkan. Jakarta : Mirqat Publishing
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2005. Tamasya Ke Syurga. Darul Falah : Jakarta
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2008. Dosa Malapetaka Terbesar : Kelemahan, Kemalasan, Kelalaian, Kerugian, Dan Penyesalan. Pustaka Hidayah : Bandung
Ishaq, Muhammad Shalil Ali Abdillah, 2006. Kaifa Tatahammas Li Qiyam Al-Lail ?, Terjemahan : Muh. Muhaimin dan Nur Afifah, cetakan keenam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih. Kesalahan Dalam Berdoa. Bekasi : Darul Haq.
Kan’an, Syekh Muhammad Ahmad, 2006. Mabadi Al-Mu’asyarah Az-Zaujiyyah, Terjemahan : Ali Muhdi Amnur, cetakan kedua. Yogyakarta : Mitra Pustaka
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta : Gema Insani Press
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani Press
Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. 2006. Bersujud dikeheningan Malam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Mushthafa al-‘Adawi. 2002. Ensiklopedia Pendidikan Anak Jilid 1. Bogor : Pustaka Inabah
Salim, Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid, 2014. Fiqhus Sunnah Lin Nisa’, Terjemahan : Irwan Raihan dan Ahmad Dzulfikar, cetakan pertama. Suoharjo : Pustaka Arafah
Syekh Hindi Al-Khully. 2007. Sholat itu Sungguh Menakjubkan ! Menyingkap Rasasia Sehat dan Bugar di Balik Gerakan Sholat. Jakarta : Mirqat Publishing
Majalah Nikah Sakinah Volume 12, No. 05, tahun 2013
Majalah Nikah Sakinah Volume 13, No. 02, tahun 2014
Majalah Nikah Sakinah Volume 9, No. 11, tahun 2011
Gambar hasil screenshoot dari film The Boss Baby
No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.