Breaking News
recent

Manfaat Di Balik Lafadz Doa

Do’a merupakan alat untuk menyampaikan segala keinginan manusia kepada Alloh. Doa yang kita panjatkan kepada Alloh mempunyai beberapa fungsi jika dilihat dari kacamata agama, yang diantaranya antara lain, dan berfungsi untuk menolak bala’, baik yang sudah turun maupun yang belum turun.

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda “ Doa itu bermanfaat terhadap sesuatu yang telah turun (terjadi) maupun sesuatu yang belum terjadi, maka kalian – wahai hamba  Alloh – harus berdo’a”(HR. At-Tirmidzi).

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak bisa menolak qadha (takdir yang sudah terjadi) kecuali do’a dan tidak bisa menambah umur selain kebaikan” (HR. At-Tirmidzi).

Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, doa merupakan sebab qadar yang paling kuat. Apabila sesuatu yang diminta oleh seorang hamba telah ditakdirkan oleh Alloh sejak zaman azali, bukan berarti bahwa doa tidak mempunyai manfaat sama sekali. Doa merupakan satu senjata yang paling kuat melebih qadar.

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda juga “Tak satupun orang yang berdo’a, melainkan dia berada di antara salah satu dari tiga kelompok, kadang ia dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda demi pahalanya atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya” (HR. Imam Ahmad dan Al-Hakim).

Dalam riwayat yang lainnya, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdo’a dengan satu do’a yang di dalamnya dia tidak berbuat dosa dan tidak memutus silaturahmi, kecuali  Alloh akan mengabulkannya dengan salah satu dari tiga hal, do’anya segera dikabulkan atau disimpan untuknya di akhirat, atau untuk mencegah keburukan yang sama darinya” (HR. Muslim).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah juga berkata “Do’a termasuk obat yang bermanfaat, ia adalah musuh bala’, ia mendorongnya dan mengobati, ia menahan bala’ atau mengangkat atau meringankannya jika ia sudah turun”. Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah menulis dalam bukunya yang berjudul “Metode Pengobatan Nabi Shollollohu 'alaihi wasallam” Kiat lain terhadap musibah adalah dengan menyadari bahwa yang memberi musibah kepadanya itu adalah  Alloh yang Maha Bijaksana, Rabb dari segala Makhluk yang Bijak, Ar-Rahman (Maha Penyayang), Rabb dari segala Makhluk yang penuh rahmat. Dan juga menyadari bahwa  Alloh mengirimkan musibah itu kepadanya bukan untuk membinasakannya, bukan untuk menyiksanya dan juga bukan untuk menyakitinya. Tetapi  Alloh memberikan cobaan itu untuk menguji kesabaran, keridhaan dan keimanannya. Agar  Alloh mendengar doa dan penyerahan dirinya kepada-Nya, agar ia bersimpuh di depan pintu-Nya; dengan mengharapkan rahmat-Nya, memasrahkan kehancuran hatinya di hadapan-Nya, dan menyampaikan keluh kesah kepada-Nya. Kalau  Alloh tidak mengobati para hamba-Nya melalui cobaan dan bala, niscaya mereka akan melampaui batas, berbuat semena-mena dan tidak mengenal aturan”.

Ibnu Taimiyah berkata : “Do’a itu adalah satu penyebab yang bisa menolak bala’. Jika do’a lebih kuat darinya, maka ia akan menolongnya dan jika penyebab bala’ yang lebih kuat, maka ia akan mengusir do’a. Karena itu diperintahkan ketika ada gerhana dan bencana besar yang lain untuk sholat, berdo’a, beristighfar, sedekah dan memerdekakan budak.

Sungguh sangat tinggi kedudukan do’a, tak salah jika sangat dianjurkan untuk sesering mungkin berdo’a agar senantiasa mendapatkan kebaikan. Hal itupun sudah dibuktikan oleh hasil beberapa penelitian yang sangat mengejutkan. Para pemuja kemajuan teknologi kedokteran pada awalnya banyak yang meragukan, bahkan sinis terhadap peran doa bagi kesehatan dan kesembuhan. Namun, semakin banyak riset dilakukan untuk membuktikannya akhirnya lambat laun mereka percaya

Dalam majalah Newsweek, pada kolomnya yang berjudul “God and Health : is religion good medicine ?Why science is starting to believe ?: Tuhan dan Kesehatan : Apakah agama obat yang baik ? Mengapa ilmu pengetahuan mulai percaya ?” menyebutkan hasil penelitian menunjukkan bahwa iman kepada Tuhan dapat meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan dengan mudah.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Harvard Medical School tahun 1998, memperkirakan 35 persen orang Amerika Serikat (AS) berdoa bagi kesehatan mereka dan 69 % di antaranya menyatakan doa sangat menolong. Angka ini sangat besar dibandingkan jumlah yang percaya bahwa mengunjungi dokter akan lebih menolong. Dan pada Tahun 2002 studi yang lebih luas dilakukan oleh National Institute of Health, AS, mereka menemukan 43 % orang AS berdoa bagi kesehatan mereka sendiri, dan 24 % lainnya berdoa bagi orang lain.

Survei nasional pada tahun 2005 menemukan, yaitu 73 persen, perawat yang bertugas di ruang pasien kritis mengaku berdoa di tempat mereka bekerja. Sidney Kimmel Comprehensive Cancer Center di John Hopkins University bahkan telah dirancang sebagai unit doa intensif ("intensive prayer unit").

Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, depresi dan stres pada orang-orang yang taat beragama tingkatnya rendah. Sedangkan menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago, tingkat kematian dini di kalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibandingkan pada mereka yang tidak memiliki keyakinan agama (atheis). Penelitian lain yang dilakukan terhadap 750 orang, yang menjalani pemeriksaan angiocardiography (jantung dan pembuluh darah), membuktikan secara ilmiah "kekuatan penyembuhan dari doa." Telah diakui bahwa tingkat kematian di kalangan pasien penyakit jantung yang berdoa menurun 30% dalam satu tahun pasca operasi yang mereka jalani.

Prof Dr. Zakiah Daradjat, pakar dan praktisi konseling dan psikoterapi Islam, mengatakan bahwa doa mampu memberikan rasa optimis, semangat hidup dan menghilangkan perasaan putus asa saat seorang menghadapi keadaan atau masalah-masalah yang kurang menyenangkan baginya. Dalam hal ini dia menyatakan: Dalam kehidupan manusia sehari-hari, ditemukan aneka ragam cara menghadapi masalah atau keadaan yang kurang menyenangkan. Ada orang yang mudah patah semangat, menyerah kepada keadaan, kehilangan kemampuan untuk mengatasi kesulitan, bahkan menjadi putus asa dan murung. Misalnya orang yang ditimpa suatu penyakit yang membahayakan, seperti penyakit jantung, kanker, lever dan sebagainya. Orang yang lemah semangat hidupnya, akan tenggelam dalam kesedihannya, dan membayangkan kematian yang akan segera datang menghampirinya, seolah-olah setiap saat nyawanya akan putus. Orang yang dulu kuat bersemangat, kini menjadi lemah tak berdaya, sedih dan takut menghadapi maut yang terasa mengintip-intip kesempatan untuk menerkam dirinya. Obat dan nasihat dokter tidak dapat menolongnya dari perasaan duka, kecewa, takut bercampur penyesalan terhadap perangai dan ulahnya di masa lalu, karena ia dulu kurang menjaga kesehatan, bahkan sering kali ia menyesali kenapa Alloh tidak melindunginya dari penyakit. Lalu ketakutan menghadapi maut dihubungkannya dengan azab kubur, neraka dan segala siksa yang ditimpakan kepada orang berdosa di hari kiamat nanti. Orang yang seperti ini sering dikatakan sebagai orang yang kehilangan semangat hidup. Keadaan kejiwaannya, membuatnya menjadi murung, putus asa, sedih dan seolah-olah ia tidak mau berjuang menghadapi penyakitnya. Bagi orang yang taat beribadah, dan selalu merasa dekat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala do'a menjadi penunjang bagi semangat hidup yang tiada taranya. Ia tidak akan pernah kehilangan semangat hidup, karena ia yakin bahwa yang memberi hidup itu adalah Alloh, dan tidak ada penyakit yang dapat membunuh, kecuali dengan izin Alloh Yang Maha Kuasa, dan ia meyakini bahwa tiada perangai manusia dan kekalutan keadaan yang membawa kiamat, bila Alloh tidak menghendakinya. Jadi do'a amat penting dalam kehidupan manusia, baik mereka yang terbelakang, maupun yang maju. Dan doa adalah penunjang semangat hidup yang amat penting D'oa memang penting bagi ketenteraman batin. Dengan berdo'a kita memupuk rasa optimis di dalam diri, serta menjauhkan rasa pesimis dan putus asa. Lebih dari itu semua, do'a mempunyai peranan penting dalam penciptaan kesehatan mental dan semangat hidup. Do'a mempunyai makna penyembuhan bagi stress dan gangguan kejiwaan. Doa juga mengandung manfaat untuk pencegahan terhadap terjadinya kegoncangan jiwa dan gangguan kejiwaan. Lebih dari itu, do'a mempunyai manfaat bagi pembinaan dan peningkatan semangat hidup. Atau dengan kata lain, do'a mempunyai fungsi kuratif, preventif dan konstruktif bagi kesehatan mental.

Sedangkan Dadang Hawari, seorang Psikiater yang mengembangkan psikoterapi holistik, berpendapat bahwa doa menimbulkan ketenangan. Dia menulis sebagai berikut: Para peneliti seperti Harrington, A., Juthani, N. V (1996) dan Monakov, V, Goldstein (1997) mencoba mencari hubungan antara ilmu pengetahuan (neuroscientific concepts) dengan dimensi spiritual yang sampai sekarang masih belum jelas, namun diyakini adanya hubungan tersebut. Dalam presentasinya yang berjudul “Brain and Religion: Undigested Issues” diyakini adanya God Spot dalam susunan saraf pusat (otak). Contohnya orang yang menderita kecemasan, kemudian diberi obat anti cemas, maka yang bersangkutan akan menjadi tenang. Namun orang yang sama bila memanjatkan doa dan disertai zikir ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa juga akan memperoleh ketenangan. Oleh karena itu amatlah tepat apa yang dikatakan oleh Christy, JH (1998) Yang menyatakan “Prayer as Medicine” namun hal ini tidak berarti terapi dengan obat (medicine) diabaikan.

Dr. Moh. Sholeh, psikiater, penulis disertasi “Pengaruh Salat Tahajjud terhadap Peningkatan Respons Ketahanan Tubuh Imunologik, Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”, menyatakan bahwa doa merupakan autosugesti yang dapat mendorong seseorang berbuat sesuai dengan yang didoakan dan dapat merubah jiwa dan badan. Dia menuliskan pengaruh beberapa doa, diantaranya adalah sebagai berikut: Dari segi hipnotis, Yang menjadi landasan dasar teknik terapi sakit jiwa. Ucapan sebagaimana tersebut di atas merupakan autosugesti, yang dapat mendorong kepada orang yang mengucapkan untuk berbuat sebagaimana yang dikatakan. Bila doa itu diucapkan dan dipanjatkan dengan sungguh-sungguh, maka pengaruhnya sangat jelas bagiperubahanjiwa dan badan (H. Aulia, 1970). Dan menurut Robert H. Thouless (1991) doa sebagai teknik penyembuhan gangguan mental, dapat dilakukan dalam berbagai kondisi yang terbukti membantu efektifitasnya dalam mengubah mental seseorang.

Keimanan kepada Alloh merupakan faktor sangat penting untuk membuat orang percaya bahwa doa memang ampuh dalam membantu proses penyembuhan suatu penyakit. Suatu survei mengenai hal itu pernah dilakukan majalah TIME, CNN, dan USA Weekend. Rata-rata hasil dari survei tersebut menunjukkan lebih dari 70% orang menyatakan percaya bahwa doa dapat membantu proses penyembuhan. mengungkapkan bahwa banyak pasien yang membutuhkan terapi keagamaan selain obat-obatan atau tindakan medis lainnya. Lebih-lebih dari 64% orang berharap agar para dokter juga memberikan terapi psikoreligius dan doa. Dr. Dale A. Matthews, dari Universitas Georgetown, Amerika Serikat mengamati paling tidak ada 212 penelitian tentang terapi doa yang telah dilakukan. Dari jumlah itu 75% menyatakan bahwa komitmen agama, di antaranya dalam bentuk doa dan zikir menunjukkan pengaruh positif pada pasien.

Di San Francisco, AS studi untuk mengetahui efektivitas doa dan zikir dilakukan terhadap 393 pasien jantung. Responden dibagi dalam dua kelompok secara acak. Kelompok pertama memperoleh terapi doa dan zikir, sedangkan yang lainnya tidak. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan terapi doa hanya sedikit yang mengalami komplikasi. Sementara pada kelompok yang tidak diberi terapi doa timbul berbagai komplikasi.

Penelitian lainnya yang berkaitan doa dan kematian akibat penyakit juga dilakukan Comstock dan kawan-kawan sebagaimana termuat dalam “Journal of Chronic Disease”. Dinyatakan bahwa bagi mereka yang melakukan kegiatan keagamaan secara teratur disertai doa, memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung koroner lebih rendah 50% dibanding mereka yang tidak melakukan kegiatan keagamaan. Sedangkan kematian yang diakibatkan oleh penyakit emphisema (paru-paru) lebih rendah 56%, kematian akibat penyakit hati (sirosis hepatis) lebih rendah 74% dan kematian akibat bunuh diri lebih rendah 53%. Bukti lainnya berasal dari penelitian Robbins dan Metzner yang dilakukan selama 8-10 tahun terhadap 2700 responden, dan mereka mendapati bahwa responden yang rajin menjalankan ibadah serta berdoa, angka kematiannya jauh lebih rendah bila dibandingkan yang tidak beribadah.

Dokter Larry Dossey, M.D., seorang dokter dari Mexico, mengemukakan bahwa dalam beberapa penelitian yang berhubungan dengan doa menunjukkan bahwa doa dapat menyembuhkan beberapa penyakit yang diderita oleh masyarakat. Jarak tidak mempengaruhi dalam kemanjuran doa, apakah doa tersebut dilakukan di dekat pembaringan pasien, di luar kamar, atau di seberang lautan. Dalam bukunya “Healing Words” dia menulis sebagai berikut: Penyembuhan yang berkaitan dengan doa, yang menjadi pusat perhatian buku ini merupakan suatu terapi murni Era III Mengapa tak terikat tempat? Setelah banyak melakukan penelitian, saya tidak bisa menemukan seorang pakar pun yang mau mengatakan bahwa tingkat pemisahan jarak antara orang yang berdoa dengan pasien merupakan factor dalam hal kemanjurannya. Orang-orang yang mempraktekkan penyembuhan melalui doa semuanya mengatakan bahwa pengaruh-pengaruh doa tidak dipengaruhi oleh jarak, doa itu sama manjurnya walaupun yang berdoa dan yang menjadi tujuan doa terpisah .oleh samudera atau ada di balik pintu atau cuma di sisi tempat tidur.

Linda 0′ Riordan R.N., pendiri dan direktur Healthy Potentials, sebuah organisasi kesehatan integrative di Amerika Serikat dalam bukunya “The Art of Sufi Healing” menyatakan: Artikel-artikel penelitian tentang pengaruh yang terukur dari doa mulai diterbitkan dalam jurnal professional. Sebuah studi di VSCF Medical Center baru-baru ini menemukan bahwapasien operasi jantung yang didoakan oleh orang lain tampak jauh lebih mampu bertahan, pasien tersebut juga mengalami komplikasi yang lebih sedikit dan lebih singkat waktu perawatannya. Studi lain mengindikasikan bahwa orang yang berdoa teratur merasa lebih baik dan lebih merasa damai. Frekuensi doa sama halnya dengan ftekuensi membaca kitab suci, memiliki korelasi positif dengan kesehatan semakin sering berdoa, maka kesehatan semakin baik.

Dr. Handrawan Nadesul, dalam salah satu artikel yang ada di buku berjudul “Memahami Otak” (diterbitkan oleh Penerbit Kompas), menulis : “Hidup kita sudah begini susah, maka jangan lagi ditambah susah. Pilihan untuk lebih banyak melakukan perenungan sungguh bijaksana. Kini agaknya kita perlu lebih banyak melakukan kegiatan spiritualitas. Kita perlu meningkatkan intelegensia spiritualitas (Spiritual Quotient, SQ, Danah Zohar & Ian Marshal), antara lain lewat pencarian ke dalam diri dengan perjuangan ke luar. Orang-orang yang banyak melakukan doa, meditasi, bersembahyang, berzikir, tahajud, akan mampu menjinakkan sistem saraf otonom tubuhnya. Tabiat saraf otonom kita, lantaran kehidupan serba modern sekarang ini, rata-rata kian liar dan binal. Secara sadar kita sendiri tak mampu mengendalikannya. Aktivitas saraf otonom, yang bikin kita garang dan pemberang selama ini, ada di luar pengaruh alam sadar kemauan kita. Satu cara menjinakkannya, katanya, dengan lebih banyak melakukan kegiatan spiritual. Orang yang tinggi spiritualitasnya tinggi pula gelombang alfa di otaknya. Ini yang membuat hidup menjadi lebih tenang, sekali pun badai kecemasan, ketakutan, dan kepanikan terus menerjang tanpa perlu minum obat atau minta bantuan dukun. Dengan demikian risiko kena stroke, jantung koroner, sakit jiwa, dan kanker menjadi lebih kecil.

Hasil penelitian yang diadakan di Universitas Michigan menunjukkan bahwa orang yang taat beragama, mengalami tingkat depresi atau stres yang lebih rendah. Sedangkan hasil penelitian di Universitas Rush di Chicago menyatakan bahwa tingkat kematian dini orang yang taat beragama dan berdo’a dengan teratur adalah 25 % lebih rendah daripada orang yang tidak taat beragama. Hasil penelitian yang lain juga menyatakan bahwa 750 orang yang menjalani pemeriksaan Angiocardiography (jantung dan pembuluh darah), setelah menggunakan kekuatan penyembuhan do’a, tingkat kematian penderita jantung yang rajin berdo’a turun menjadi 30 % dalam setahun setelah menjalani operasi.

Dr. Nobuo Shioya dari Jepang, pemilik klinik pengobatan penyakit dalam, yang sebelum Perang Dunia II menjabat sebagai asisten profesor di Departemen Kesehatan Universitas Kerajaan Keijyo, di Seoul, Korea Selatan. Di usianya yang lebih dari 100 tahun, ia masih fit dan mampu bermain golf setiap hari karena berdo’a setiap hari. Do’a itu ia beri nama “Pengakuan Agung” : kekuatan terbesar alam semesta telah mengkristal untuk menciptakan dunia yang penuh kebenaran dan keselarasan.

Sebuah riset longitudinal (8-10 tahun) yang dilakukan oleh Robbins dan Metzner terhadap 2.700 orang memperlihatkan bahwa angka kematian pada kelompok yang rajin berdoa atau beribadah lebih rendah dibanding dengan kelompok yang tidak rajin. Riset yang dilakukan oleh Zuckerman, Kals, dan Ostfield terhadap warga lanjut usia pun membuktikan hal yang sama: kelompok lansia yang lebih rajin berdoa terbukti lebih panjang umur dibandingkan dengan yang tidak rajin berdoa.

Tahun 1998 sebuah studi di California menemukan bahwa 6 bulan setelah didoakan secara diam-diam ternyata tingkat kesehatan pasien HIV/AIDS terbukti membaik secara signifikan bila dibandingkan tingkat kesehatan kelompok pasien HIV/AIDS yang tidak didoakan. Tahun 2002, hasil studi yang dilakukan terhadap 39 pasien di ICU membuktikan, mereka yang didoakan bisa keluar dari rumah sakit lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak didoakan, walaupun mereka mendapatkan pengobatan yang lama. Banyak ilmuwan semakin yakin tentang manfaat doa bagi kesehatan, dan riset masih terus dilakukan dengan mencermati beragam sisi.

Selain dapat menolak balak, meringankan balak, menyehatkan badan, do’a juga menunjukkan kecerdasan dan kekuatan batin seseorang. Hal ini tercermin dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Selemah-lemahnya manusia adalah orang lemah (jarang) berdo’a dan sebakhil-bakhilnya manusia adalah orang yang bDakhil dalam mengucapkan salam”(HR. Ibnu Hibban).

Kaum muslimin harus tahu tentang masalah do’a, karena kegiatan kesehariannya tidak pernah luput dari berdo’a. Mohonlah sesuatu kepada, dan ingatlah baik-baik janji  Alloh bagi orang yang berdo’a. “Dan Tuhan-mu berfirman

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya : Dan Tuhanmu berfirman : Berdo’alah kepadaku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”(QS. Al-Mukmin/40 : 60).

Referensi :
Syekh Hindi Al-Khully. 2007. Sholat itu Sungguh Menakjubkan ! Menyingkap Rasasia Sehat dan Bugar di Balik Gerakan Sholat. Jakarta : Mirqat Publishing
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani Press
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta : Gema Insani Press
Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. 2006. Bersujud dikeheningan Malam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih. Kesalahan Dalam Berdoa. Bekasi : Darul Haq.
Ishaq, Muhammad Shalil Ali Abdillah, 2006. Kaifa Tatahammas Li Qiyam Al-Lail ?, Terjemahan : Muh. Muhaimin dan Nur Afifah, cetakan keenam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. 2008. Dosa Malapetaka Terbesar : Kelemahan, Kemalasan, Kelalaian, Kerugian, Dan Penyesalan. Pustaka Hidayah : Bandung
Hilmy al-Khully. 2007. Sholat Itu Sungguh Menakjubkan. Jakarta : Mirqat Publishing
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2006. Minhajul Muslim, Terjemahan : Irwan Raihan, cetakan pertama. Solo : Media Insani Publishing
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Al-Jawab Al-Kafi Liman Saa’ala ‘An Ad-Dawa Asy-Syafi, Terjemahan : Isyan Basya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Fawaaid, Terjemahan : Achmad Sunarto, cetakan pertama. Semarang : Pustaka Nuun
Gambar hasil screenshoot dari film The Boss Baby

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.