Breaking News
recent

Orang Yang Doanya Mustajab

Doa merupaka senjata bagi kaum mukminin, doa adalah ruhnya ibadah. Doa adalah salah satu bukti bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, dengan kata lain manusia selalu tergantung dengan pertolongan Alloh subhanahu wa ta’ala. Tidak sedikit orang yang tidak bisa mengunakan waktu dengan sebaik-baiknya, boleh jadi seseorang merupakan orang yang doanya mustajab. Diantara orang yang mustajab doanya adalah

Pertama, orang yang teraniaya atau terzhalimi. Diantara kita pasti ada orang yang teraniaya, dengan kata lain orang yang kurang mampu. Kita harus berhati-hati dengan mereka, maksudnya kita jangan sampai menyakiti mereka, bahkan kita harus menyayangi mereka karena doa mereka mustajab, walaupun mereka tidak seagama dengan kita

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

"Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan  Alloh tidak ada penghalangnya". (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

"Ada tiga macam doa yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan oleh  Alloh, yaitu: Doanya orang tua, doanya seseorang dalam perjalanan, dan doanya orang yang teraniaya. "(HR. Abu Daud, Hasan menurut Al-Albani)

Dari Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Mu'adz berkata, 'Rasulullah radhiyallohu ‘anhu mengutusku dan berpesan, "Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari golongan ahli kitab, maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain  Alloh dan aku adalah utusan  Alloh. Jika mereka menurutinya, maka sampaikan kepada mereka bahwa  Alloh mewajibkan mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka menaatinya, maka sampaikan kepada mereka bahwa  Alloh telah mewajibkan membayar zakat dari (harta) orang kaya di antara mereka untuk dibagikan kepada fakir miskin dari golongan mereka juga. Jika mereka patuh atas kewajiban itu kepadamu, maka hati-hatilah kamu terhadap harta mereka yang sangat mulia bagi mereka. Hindarilah doa orang yang terzhalimi, karena antara doa orang yang dizhalimi dan  Alloh tidak ada penghalang. (HR. Muslim)

Ini merupakan kelebihan yang diberikan oleh Alloh, karena dalam hidupnya mereka hidup dalam kesusahan, maka sebagai gantinya orang yang teraniaya diberi nikmat berupa doanya mustajab.

Kedua, orang tua. Kita semua pasti mempunyai orang tua, baik keduanya telah dipanggil oleh Alloh maupun masih hidup. Dalam islam seorang anak diwajibkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua sebagai tanda bakti seorang anak, hal ini tercantum dalam firman Alloh berikut ini

Artinya : Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S Lukman/31 : 14)

Artinya : Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.S Al-Isra/17 : 23-24)

Ayat-ayat diatas sangat jelas memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada Alloh dan kita dilarang untuk membentak mereka, jangankan membentak mengatakan “ah” saja kita dilarang. Sebisa mungkin kita harus menghormati dan merawat mereka, karena ridhonya orang tua adalah ridhonya Alloh dan doa mereka juga mustajab. Dari Abdullah bin Amru bahwa Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

"Ridha  Alloh dalam (tergantung) ridha kedua orang tua, dan murka  Alloh itu dalam murka kedua orang tua ". (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

'Tiga macam doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan pada ketiganya; (yaitu) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya'. (HR. Ibnu Majah, Hasan menurut Al-Albani)

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

"Ada tiga macam doa yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan oleh  Alloh, yaitu: Doanya orang tua, doanya seseorang dalam perjalanan, dan doanya orang yang teraniaya. (HR. Abu Daud, Hasan menurut Al-Albani)

Lalu bagaimana caranya untuk berbuat baik jika keduanya telah meninggal dunia ? Jika mereka telah meninggal dunia, maka kita bisa membalas jasanya dengan mendoakannya setiap hari dan berusaha menyambung tali silaturahmi dengan orang-orang yang pernah dekat mereka. Sangatlah beruntung orang-orang yang masih mendapati orang tuanya dalam keadaan hidup, karena mereka bisa mendapatkan doa orang tua.

Ketiga, muslim yang jauh. Salah satu doa yang mustajab adalah doa yang dipanjatkan oleh muslim yang jauh tanpa diketahui orang yang didoakan, sebagaimana yang tertulis dalam hadis berikut ini. Dari Ummu Darda' bahwa beliau berkata,

قَدِمْتُ الشَّامَ فَأَتَيْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فِي مَنْزِلِهِ فَلَمْ أَجِدْهُ وَوَجَدْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ فَقَالَتْ أَتُرِيدُ الْحَجَّ الْعَامَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَتْ فَادْعُ اللَّهَ لَنَا بِخَيْرٍ فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Saya pernah pergi ke Syam dan mengunjungi Abu Darda' di rumahnya. Namun saya tidak bertemu dengannya, lalu saya pergi menjumpai Ummu Darda.' Setelah itu, Ummu Darda bertanya kepada saya, "Hai Shafwan, apakah kamu akan pergi haji pada tahun ini?" Saya pun menjawab, "Ya." Ummu Darda' berkata, "Mohonkanlah kepada  Alloh kebaikan untuk kami, karena Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda, 'Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari kejauhan tanpa diketahui olehnya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang telah diutus, dan setiap kali ia berdoa untuk kebaikan, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu. (HR. Muslim)

Dalam Syarh Shahih Muslim, Imam An-Nawawi mengatakan bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh sebab itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya.

Keempat, musafir. Musafir adalah orang yang mengadakan perjalanan untuk menempuh sesuatu. Selama ini kita pastinya pernah menjadi musafir, tentunya dalam rangka untuk tujuan kebaikan bukan untuk maksiat. Doa seorang yang dalam perjalanan juga termasuk doa yang mustajab, sebagaimana sabda Rasululloh berikut ini. Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ

'Tiga macam doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan pada ketiganya; (yaitu) doa orang yang dizhalimi, doa orang yang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya'. (HR. Ibnu Majah, Hasan menurut Al-Albani)

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Bahwasanya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

"Ada tiga macam doa yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan oleh  Alloh, yaitu: Doanya orang tua, doanya seseorang dalam perjalanan, dan doanya orang yang teraniaya. (HR. Abu Daud, Hasan menurut Al-Albani)

Syaikh Al-Mubarak Furi mengatakan bahwa apabila seorang muslim mendoakan saudara muslim yang lainnya dengan sebuah kebaikan dari tempat yang jauh dan saudaranya tersebut tidak mengetahuinya, maka doa tersebut akan dikabulkan oleh Alloh, karena doa seperti itu lebih berbobot dan ikhlas karena jauh dari riya dan sum'ah serta berharap imbalan sehingga lebih diterima oleh  Alloh.

Kelima, doa orang yang berpuasa. Dari Anas bin Malik Radhiy Allohu 'anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga doa yang tidak ditolak : doa orang tua terhadap anaknya; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir". (HR. Baihaqi, kitab Shalat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa' 3/345. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797)

Itulah tadi beberapa orang yang doanya mustajab. Semoga kita termasuk salah satu orang yang didoakan kelima orang tersebut agar mendapat keberkahan hidup. Amin.

Referensi :
Ath-Thayyar, Abdullah, 2006. Ash-Shalatu, Terjemahan : A. M. Halim, cetakan pertama. Jakarta : Pustaka Maghfirah
DR. Raghib As-Sirjani. 2006. Misteri Sholat Shubuh. Solo : Al-Aqwam
Hasan Bin ‘Ali As-Saqaf. Sholat Seperti Nabi Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Al-Jawab Al-Kafi Liman Saa’ala ‘An Ad-Dawa Asy-Syafi, Terjemahan : Isyan Basya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Fawaaid, Terjemahan : Achmad Sunarto, cetakan pertama. Semarang : Pustaka Nuun
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, 2005. Maqaashidul Mukallafin (1) : An-Niyyat Fil Ibadaat, Terjemahan : Faisal Shaleh, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Bakhistani, Aziz dkk, 2006. KISS : Kado Istri-Suami Shalih. Jakarta : Pustaka Hikmah Perdana.
Al-Hanbali, Ibn Rajab, 2006. Lataa’if Al-Ma’arif Li Mawasim Al-‘Am Min Al-Wazhaif, Terjemahan : Rojaya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
‘Abdirrahman, Ummu ‘Abdillah Naurah Binti, 2007. Al-Ifadah Fima Ja’a Fi Wird Al-Wiladah, Terjemahan : Salafuddn Abu Sayyid, cetakan pertama. Solo : Pustaka Arafah
‘Abdussalam, Syaikh Muhammad, 2005. As-Sunan Wa Al-Mubtada’at Al-Muta’alliqah Wa Ash-Shalawat, Terjemahan : Achmad Munir Awood Badjeber dan Imam Sulaiman, cetakan kedelapan. Jakarta : Qisthi Press
‘Aziz, Fatin Binti ‘Abdul, 2005. 35 Sebab Diampuninya Dosa Berdasarkan Al-Qur’an Dan Sunnah Nabi Shallallohu ‘Alihi Wa Sallam, Terjemahan : Tholib Anis, cetakan ketiga. Bandung : Hasyimi
Ishaq, Muhammad Shalil Ali Abdillah, 2006. Kaifa Tatahammas Li Qiyam Al-Lail ?, Terjemahan : Muh. Muhaimin dan Nur Afifah, cetakan keenam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih. Kesalahan Dalam Berdoa. Bekasi : Darul Haq.
Kan’an, Syekh Muhammad Ahmad, 2006. Mabadi Al-Mu’asyarah Az-Zaujiyyah, Terjemahan : Ali Muhdi Amnur, cetakan kedua. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Gambar hasil screenshoot dari film The Boss Baby

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.