Breaking News
recent

S-1 Hanya Jadi Tukang Sapu (Part 2)

Akhirnya kami berdua mengajak owner untuk melakukan study banding ke salah satu Pusat Oleh-Oleh terkenal di Kediri. Dan disana kita bertemu dengan ownernya dan karyawannya (sebut saja Pak Hari). Pihak sana juga menyarankan agar menggunakan sistem komputerisasi saja biar lebih hemat biaya dan lebih efisien seperti yang pernah penulis usulkan kepada big boss. Dan salah satu karyawannya siap membantu kesulitan yang di alami big boss.

Selang beberapa hari, pak Hari datang dan mengaku sebagai konsultan perusahaan dan ada wajah baru saat ada briefing (karyawan rekrutan baru dan sebut aja Andi). Andi tiba-tiba menggantikan posisi penulis sebagai Kepala POO sekaligus menjadi admin dan penulis menjadi kasir dengan Melati. Semua yang pernah penulis rancang di rombak semua, termasuk cara pembayaran sistem transfer yang di nilai dapat memicu penipuan, sehingga tagihan harus dengan cara cash/tunai. Supplier banyak yang heran dan menilai selama ini hasil kerja penulis sangat bagus dan banyak yang menilai POO telah mengalami kemunduran yang sangat pesat.

Saat ada konsultan perusahaan baru, ada program study banding dan mencari supplier untuk mengirimkan produknya di POO. Jika mau di lihat, program ini sudah penulis laksanakan sebelum di perintah oleh big boss, bahkan teman-teman TPL di Koperindag pun juga mengetahuinya dan sempat membantu untuk mencari supplier, dan study banding pun sudah penulis lakukan sebelum konsultan tersebut itu datang, dan bisa di katakan program tersebut bukan program yang baru lagi karena semua sudah pernah penulis jalankan.

Selang beberapa minggu penulis di pindah lagi di bagian gudang penerimaan barang dan jika tidak ada pekerjaan membantu di bagian POO. Di bagian gudang, penulis masih menerapkan sistem GMP (Good Management Product) untuk order, penyimpan dan penataan barang yang baik. Di bagian ini penulis tetap berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya dan saat di bagian ini pula, penulis merasakan ada beberapa keganjilan karena jika ada apa-apa dengan POO dan bagian admin, justru penulis yang di salahkan.

Saat itu ada acara grup UKM yang agendanya di aula, Andi dan Melati bertugas untuk menerima barang dan penulis bertugas menerima tamu. Hari itu banyak teman-teman UKM baru yang kirim barang sehingga lumayan kewalahan. Barang masih banyak yang belum tercatat dan ternyata Andi dan Melati sudah pulang dengan alasan jam kerja sudah habis. Teman-teman UKM lama pun akhirnya meminta penulis untuk mengurusi dan membuatkan nota. Akhirnya penulis mau membantu mereka, padahal sebenarnya ini bukan tugas penulis dan semua bisa selesai sampai maghrib, big boss pun tahu kalau penulis masih menerima barang UKM saat itu.

Keesokan harinya penulis berangkat lebih awal agar pekerjaan cepat selesai dan siap display. Semua nota pengiriman barang sudah ada di meja admin, tapi barang belum bisa keluar dari gudang jika belum di input bagian admin. Sekitar jam 10, big boss datang dan menanyakan apakah semua produk yang kemarin sudah selesai di kerjakan alias di display ? ya penulis jawab belum tahu, tapi semua nota pembelian sudah ada di meja admin. Dan apa yang terjadi big boss marah besar kepada penulis dan berkata “Pokoknya saya nggak mau tau, hari ini semua harus selesai. Rugi berapa saya”. Lah kan aneh ? Jelas-jelas penulis tidak boleh mengeluarkan barang sebelum di input admin, jika belum di input berarti yang harus di salahkan adalah bagian admin, bukan gudang. Terlebih kemarinnya Melati dan Andi sudah pulang sebelum tugasnya selesai, seharusnya mereka yang lebih di salahkan. Dan waktu menerima barang, penulis hanya merasa tidak enak kepada teman-teman UKM yang lebih lama kenal dengan penulis.

Pernah juga terjadi, saat penulis mendapat titipan dari teman UKM (sebut saja Pak Jaya) berupa kerajinan. Saat itu, supplier baru saja mengalami kecelakaan yang lumayan parah, dan penulis menjenguknya. Waktu pulang, penulis mendapat titipan berupa kerajinan dan belum di beri nota. Beliau minta di buatkan nota oleh pihak POO saja agar jika terjadi kesalahan penghitungan barang penulis tidak di anggap menipu atau mencuri. Produk tersebut pun penulis serahkan kepada pihak admin untuk di cek dan di buatkan nota. Beberapa hari kemudian penulis menanyakan pada admin perihal tersebut, ternyata jawabannya belum di kerjakan, beberapa hari kemudian jawabannya masih sama dan sampai seminggu atau sepuluh harian ternyata jawabannya juga sama. Tanpa di duga, Gilang, anaknya Pak Jaya ingin mengambil tagihan dan komplain kenapa produknya belum di display padahal yang di POO tinggal sedikit dan yang di gudang masih banyak. Ya penulis jawab masalahnya ada di bagian admin pembelian. Kejadian serupa juga pernah terjadi pada supplier yang lain. Namun yang aneh adalah tetap penulis yang disalahkan. Bagian gudang tidak punya akses komputer bagian admin, dan jika ada kesalahan tentu bagian admin yang harus di salahkan. Lah ini yang di salahkan justru penulis terus kan aneh ?

Ini mengingatkan penulis pada kejadian yang telah berlalu. Saat itu di POO penulis masih sendiri, sore hari ada supplier yang kirim barang dan belum sempat penulis display, keesokan harinya penulis libur kerja dan di gantikan keponakan big boss dan barang kiriman kemarin di display. Ketika penulis libur ada kunjungan yang lumayan dan toko ramai dan sampai dibantu 5 orang untuk mengawasi pengunjung. Waktu penulis masuk kerja lagi ada laporan jika toko mengalami surplus dan ada beberapa produk yang belum tercatat di nota pembelian, dan penulis di haruskan untuk mengecek barang yang belum tercatat tersebut. Setelah penulis melakukan stok opname, ternyata toko mengalami defisit lebih banyak dari perkiraan. Dan anehnya, yang disalahkan atas kehilangan tersebut tetap penulis, padahal kejadian tersebut terjadi saat penulis libur. Apakah karena yang bertugas adalah keponakannya sehingga tidak di salahkan ?

Sedangkan untuk kasus Melati jauh lebih aneh. Melati jujur saja, sangat jarang mengepel lantai, menyapu juga jarang, membersihkan produk di etalase juga males, teramat sering main HP, sering lihat film korea (saat ada komputer di meja kasir), pernah isoma sampe 3 jam, di tempat kerja sering pacaran, bahkan ketika penulis sibuk kerja dia justru di apeli pacarnya dan pacaran di tempat kerja dan suka menunda-nuda pekerjaan. Dan untuk mengatasi masalah tersebut konsultan pernah membagi tugas agar dia mau bekerja. Dan anehnya ketika pembagian tugas itu tidak efektif karena Melati tetap sibuk main HP, penulis yang lagi-lagi di salahkan. Kan aneh banget, penilaian kerja macam apa ini. Yang kerja di salahkan, yang bersantai-santai justru di diamkan. Tapi wajar saja, karena ibunya Melati adalah teman dekatnya big boss dan kalau tidak salah masih ada hubungan saudara. Sedangkan orang tua Andi adalah tokoh masyarakat dan kepala sekolah sehingga manager sungkan jika mau menegur mereka berdua dan memindah mereka di bagian yang lain.

Penulis pikir, didunia ini tidak ada owner, manager, dan konsultan perusahaan yang akan membenarkan seorang karyawan melalaikan tugasnya karena sibuk main HP, tidak akan membenarkan karyawan yang disaat jam kerja justru pacaran dan berkencan, tidak membenarkan karyawan melakukan isoma selama 3 jam, dan menyalahkan bagian gudang sedangkan yang melakukan kesalahan adalah bagian admin. Namun kenyataannya di tempat penulis bekerja memang ada owner, manager dan konsultan perusahaan yang seperti itu. Yang menjadi pertanyaan penulis adalah metode apa yang digunakan dalam penilaian kerja selama ini?.

Dan dengan prestasi kerja penulis tersebut, dengan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, telah menulis ratusan artikel, menulis beberapa buku, aktif blogging, endingnya karir penulis berakhir di bagian CS, bukan Customer Service tapi Cleaning Service. Dan teman-teman UKM pun sempat gempar mendengar kabar ini dan apa yang dilakukan konsultan perusahaan lakukan adalah untuk manjatuhkan karakter penulis, perusahaan dan konsultan perusahaan yang bonafit tentu akan berpikir jutaan kali jika menempatkan Sarjana di bagian kebersihan.

Referensi :
Gambar hasil screenshoot dari film The Nut Job 2 : Nutty By Nature

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.