Waktu merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam berdoa. Ketika memanjatkan doa kita juga harus memperhatikan waktunya, usahakan ketika berdoa merupakan waktu-waktu yang mustajab, sehingga doa kita akan dapat terkabul. Ada beberapa waktu dikabulkannya doa, Pertama, waktu sepertiga malam. Waktu sepertiga malam merupakan salah satu waktu yang mustajab, karena pada saat itu Alloh turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah radli Allohu 'anhu bahwa Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepada-Ku pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepada-Ku pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni". (HR. Bukhari)
Dari Jabir radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, "Saya pernah mendengar Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, '
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Sesungguhnya di malam hari itu ada suatu saat apabila seorang muslim tepat pada saat itu memohon kebaikan kepada Alloh dalam urusan dunia dan akhirat, niscaya Alloh akan memberinya. Demikian itu ada di setiap malam'. (HR. Muslim)
Dalam Al-Minhaj, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa dalam hadis tersebut terkandung adanya penetapan satu waktu mustajab pada setiap malam, dan anjuran untuk berdoa di waktu-waktu malam dengan harapan bertepatan dengan waktu mustajab tersebut.
Namun sangat disayangkan pada waktu tersebut merupakan waktu yang sangat berat unntuk membuka mata, kecuali orang-orang yang sudah terbiasa melaksanakan qiyamul lail. Agar dapat bangun pada waktu sepertiga malam hendaknya kita melaksanakan sunnah-sunnah sebelum tidur, misalnya berwudhu dam membaca doa-doa yang diajarkan Rasululloh, sehingga kita bisa menyampaikan hajat kita kepada Alloh.
Kedua, waktu lapang. Manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, bahkan untuk hal yang kecil sekalipun. Oleh karena itu hendaknya kita selalu memanjatkan doa kepada Alloh, bahkan untuk hal kita anggap tidak berguna seperti tali sandal, seperti yang di ajarkan ‘Aisyah. Aisyah radhiyallohu ‘anha berkata “Mintalah kepada Alloh segala sesuatu, sampai pun tali sandal. Karena jika Alloh tidak memudahkannya, niscaya dia tidak akan mendapat kemudahan ”. (Dikeluarkan oleh Ibnu Sunni, menurut Al-Albani sanadnya hasan)
Yang tak kalah penting adalah hendaknya kita jangan sampai berdoa ketika kita membutuhkannya saja, ini sama halnya kita akan mencari teman dekat ketika ada masalah dan akan menjauhinya ketika hidup kita telah bahagia. Kita harus berdoa baik dikala sempit maupun lapang, hal ini akan membuat doa kita besar kemungkinannya akan dikabulkan oleh Alloh. Dari Abu Hurairah radhiy Allohu anhu bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَلْيُكْثِرْ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
"Barangsiapa yang ingin dikabulkan do'anya oleh Alloh ketika dalam kesulitan dan kesusahan, maka hendaklah ia memperbanyak do'a pada waktu lapang. " (HR. Tirmidzi, Hasan menurut Al-Albani)
Syaikh Al-Mubarak Furi mengatakan bahwa makna hadits di atas adalah hendaknya seseorang memperbanyak doa pada saat sehat, kecukupan dan selamat dari cobaan, sebab cirri-ciri seorang mukmin adalah selalu dalam keadaan siaga sebelum membidikkan panah. Maka sangat baik jika seorang mukmin selalu berdoa kepada Alloh sebelum datang bencana berbeda dengan orang kafir dan zhalim sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala "Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Alloh) untuk (menghilangkannya) sebelum itu". (Q.S Az-Zumar : 8)
Dan firman Alloh: "Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya". (Yunus : 12. Mir'atul Mafatih 7/360)
Kebanyakan saudara yang ada disekitar kita justru jarang berdoa, mereka hanya berdoa saat dilanda masalah, sedangkan dikala senang tidak, malah ada sebagian yang hampir tidak pernah berdoa sama sekali dan melampiaskannya kepada hal-hal yang dilarang agama. Sudah selayaknya kita berdoa setiap hari, baik sedang susah maupun senang, dengan begitu Alloh akan mengingat kita baik disaat kita susah maupun senang.
Ketiga, pada hari jum’at. Hari jum’at merupakan hari yang istimewa karena hari tersebut milik islam, sedangkan hari sabtu miliki kaum Yahudi dan hari minggu milik nasrani. Selain itu, hari jum’at merupakan hari penciptaan Adam, Adam dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu pula kiamat akan terjadi. Dan yang terpenting lagi adalah hari jum’at merupakan waktu mustajab dalam berdoa. Dari Abu Hurairah radli Allohu 'anhu bahwa Nabi shallallohu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ قُلْنَا يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا
"Pada hari Jum'at terdapat waktu, yang tidaklah seorang hamba muslim shalat dan meminta kebaikan kepada Alloh, kecuali Alloh akan mengabulkannya." Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata; 'Yaitu beliau menyempitkannya.' (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا يُزَهِّدُهَا
"Di dalam hari Jum'at ada suatu saat yang apabila tepat pada saat itu seorang muslim berdiri melakukan shalat lalu memohon kebaikan kepada Alloh, pasti akan diberikan padanya." Beliau memberi isyarat dengan jari tangannya bahwa saat tersebut sangat singkat. (HR. Muslim)
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda,
أَنَّهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ يُرِيدُ سَاعَةً لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
"Hari Jum'at itu dua belas jam, tidak didapati seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Alloh Azza wa Jalla, kecuali Alloh akan memberikan kepadanya, maka carilah saat itu pada saat akhir sesudah Ashar. (HR. Abu Daud, Shahih menurut Al-Albani)
Tidak semua orang dapat bangun waktu sepertiga malam untuk mencari waktu mustajab dan memanjatkan doa, namun tidak usah khawatir karena kita juga bisa mencari waktu mustajab pada hari jum’at. Adapun mengenai waktunya ada riwayat yang mengatakan antara duduknya imam sampai selesai sholat dan adapula yang mengatakan sesudah ashar sampai terbenamnya matahari pada hari jum’at.
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ
Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari, dia berkata, "Abdullah bin Umar berkata kepadaku, 'Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam mengenai waktu (terkabulnya doa) pada hari Jumat?' Aku menjawab, 'Ya, aku pernah mendengarnya dan ayahku mengatakan sebagai berikut, "Aku mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Waktu tersebut adalah antara duduknya imam hingga selesai shalat. (HR. Muslim)
Dari Anas bin Malik, dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, ia bersabda,
الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ
"Carilah waktu yang mustqjab (dikabulkan doa) pada hari Jum 'at, yaitu sesudah Ashar sampai matahari terbenam. (HR. Tirmidzi, Hasan menurutAl-Albani)
Keempat, antara adzan dan iqomah. Diantara waktu mustajab yang lainnya adalah antara adzan dan iqomah. Waktu ini sangat mudah kita dapatkan karena dalam sehari-semalam adzan dikumandangkan 5 kali sehingga tanpa kesusahan kita dapat mendapatkan waktu mustajab. Dari Anas bin Malik radhiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
"Tidaklah tertolak doa antara adzan dan iqamah. " (HR. Abu Daud, Shahih menurut Al-Albani)
Dari Abdulllah bin Amr radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya ada seorang laki-laki berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ يَفْضُلُونَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْ كَمَا يَقُولُونَ فَإِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ
"Wahai Rasulullah! Sesungguhnya para muadzin itu mempunyai keutamaan dibandingkan kami. "Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, "Ucapkanlah seperti apayang mereka ucapkan. Jika telah selesai, maka mohonlah kepada Alloh, tentu (permohonanmu) akan dikabulkan-Nya. " (HR. Abu Daud, Hasan shahih menurut Al-Albani).
Imam al-Syaukani dalam Nailul Authar berkata, “Hadits tersebut menunjukkan dikabulkannya doa di antara adzan dan iqomah secara mutlak. Dia diikat dengan keterangan selama doa tersebut tidak berisi dosa dan memutus silaturahim, sebagaimana tertera dalam beberapa hadits shahih.”
Hadits dari Abu Umamah Radhiyallohu 'Anhu menguatkan keterangan di atas, bahwa Rasulullah shallallohu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِذَا نَادَى الْمُنَادِي فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ ، وَاسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ
“Apabila pemanggil memanggil (muadzin mengumandangkan adzan) maka dibukalah pintu-pintu langit dan dikabulkan doa.” (HR. Abu Awaanah dalam musnadnya, Imam Al-Hakim dalam Mustadraknya, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ al-Shaghiir)
Al-Munawi berkata, “Apabila pemanggil memanggil, maksudnya: muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat, Alloh mengabulkan doa orang yang berdoa saat itu, karena ia termasuk waktu ijabah (pengabulan doa).”
Kelima, ketika sujud. Sujud merupakan salah satu wujud kehambaan seorang manusia kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Sujud merupakan saat paling dekat antara manusia dengan Alloh, sehingga pada waktu sujud diperintahkan untuk memperbanyak berdoa. Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
"Sedekat-dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika dia bersujud, maka perbanyaklah doa (ketika sujud ). (HR. Muslim)
Dari Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhu, dia berkata,
كَشَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السِّتَارَةَ وَالنَّاسُ صُفُوفٌ خَلْفَ أَبِي بَكْرٍ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ مُبَشِّرَاتِ النُّبُوَّةِ إِلَّا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْمُسْلِمُ أَوْ تُرَى لَهُ أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
"Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam membuka tabir kamarnya {ketika beliau sakit menjelang wafatnya} pada saat orang-orang berbaris {akan shalat} dengan diimami oleh Abu Bakar radhiyallohu ‘anhu, lalu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, "Saudara-saudara sekalian! Sesungguhnya sudah tidak ada lagi wahyu kenabian yang belum aku sampaikan kecuali mimpi yang benar yang dilihat oleh seorang muslim atau yang diperlihatkan kepadanya. Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al Qur'an di dalam ruku' atau sujud. Agungkanlah Alloh Yang Maha Suci dan Maha Tinggi dalam ruku', dan bersungguh-sungguhlah dalam berdoa ketika sujud. maka pasti doamu dikabulkan. (HR. Muslim)
Sujud adalah hal yang penting dalam sholat, bahkan orang yang melakukan sujud dengan tidak sempurna dikategorikan sebagai pencuri yang paling jahat dan jika mati akan mati diluar agama Nabi Muhammad. Dengan begitu sudah seharusnya kita memperbanyak doa dalam sujud dan berusaha menyempurnakan sujud.
Keenam, hari arafah. Hari arafah adalah hari pada tanggal 9 dzulhijjah, yang pada saat itu umat islam yang melaksanakan ibadah haji sedang melaksanakan wukuf di arafah. Pada hari ini merupakan hari yang mustjab
عن عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ
Dari Aisyah radhiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada hari dimana Alloh lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari neraka, selain hari arafah. Pada hari itu Alloh mendekat, kemudian merasa bangga terhadap para malaikat dengan orang-orang yang wukuf lalu Alloh berfirman, Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim)
Ketujuh, pada waktu malam lailatul qodar. Setiap setahun sekali kita menjumpai bulan seribu berkah, yaitu bulan ramadhan. Pada bulan ini umat islam diwajibkan untuk berpuasa, dan pada bulan ini terdapat malam lailatul qadar.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ .تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Artinya : Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Q.S Al-Qadr/97 : 3-4)
Kedelapan, pada saat turun hujan. Negara kita merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Pada waktu hujan, hampir tiap hari pelataran rumah kita akan diguyur air hujan. Ini adalah berkah tersendiri bagi kita, karena selain akan menumbuhkan tanaman, saat hujan turun merupakan waktu mustajab.
Dari Sahl bin a’ad Radhiy Allohu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda. “Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami‘).
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim.
Referensi :
‘Aziz, Fatin Binti ‘Abdul, 2005. 35 Sebab Diampuninya Dosa Berdasarkan Al-Qur’an Dan Sunnah Nabi Shallallohu ‘Alihi Wa Sallam, Terjemahan : Tholib Anis, cetakan ketiga. Bandung : Hasyimi
Abdillah, Abu Umar, 2009. Wirid Wanita Haid. Klaten : Wafa Press.
Abu Bakar Jabir Al-Jazairi. 2006. Fiqih Ibadah Dari Minhajul Muslimin. Solo : Media Insani Publishing
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Mar’atil Muslimah, Terjemahan : Zaid Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2004. Hadil Arwaah Ila Biladil Arafah, Terjemahan : Fadli Bahri, cetakan kedelapan. Jakarta : Darul Falah
Al-Khulli, Hilmi, 2007. Al-Shalatu Wa Shihhatul Ihsan, Terjemahan : Anas Syahrul Alimi, cetakan pertama. Jakarta : Mirqat Publishing
Al-qur’an al-kalam. 2009. Bandung : Diponegoro.
Ath-Thayyar, Abdullah, 2006. Ash-Shalatu, Terjemahan : A. M. Halim, cetakan pertama. Jakarta : Pustaka Maghfirah
Ishaq, Muhammad Shalil Ali Abdillah, 2006. Kaifa Tatahammas Li Qiyam Al-Lail ?, Terjemahan : Muh. Muhaimin dan Nur Afifah, cetakan keenam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih. Kesalahan Dalam Berdoa. Bekasi : Darul Haq.
Kan’an, Syekh Muhammad Ahmad, 2006. Mabadi Al-Mu’asyarah Az-Zaujiyyah, Terjemahan : Ali Muhdi Amnur, cetakan kedua. Yogyakarta : Mitra Pustaka
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta : Gema Insani Press
M. Nashirudin Al-Albani. 2005. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani Press
Majalah Nikah Sakinah Volume 12, No. 05, tahun 2013
Muhammad Shalih Ali Abdillah Ishaq. 2006. Bersujud dikeheningan Malam. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Mushthafa al-‘Adawi. 2002. Ensiklopedia Pendidikan Anak Jilid 1. Bogor : Pustaka Inabah
Salim, Abu Malik Kamal Bin As-Sayyid, 2014. Fiqhus Sunnah Lin Nisa’, Terjemahan : Irwan Raihan dan Ahmad Dzulfikar, cetakan pertama. Suoharjo : Pustaka Arafah
Syekh Hindi Al-Khully. 2007. Sholat itu Sungguh Menakjubkan ! Menyingkap Rasasia Sehat dan Bugar di Balik Gerakan Sholat. Jakarta : Mirqat Publishing
Gambar hasil screenshoot dari film The Boss Baby

No comments:
Post a Comment
Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.