Breaking News
recent

Yang Tua Mustajabah Dan Baik Doanya ?

Orang tua merupakan salah satu orang yang harus kita hormati. Agama islam mengajarkan umatnya untuk mengormati orang yang sudah tua dan menghargai orang yang muda, anakkecil pun juga harus dihargai karena mereka juga manusia.

Pengrhormatan Kepada Orang Tua
Menghormati orang yang sudah tua adalah sebuah keharusan bagi kita semua. Jika kita ingin dihormati yang muda, maka kita juga harus menghormati orang yang sudah tua mulai dari sekarang, karena kelak kita juga akan mengalami masa tua.

Menghormati orang yang sudah tua dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan cara bersikap baik, bertutur kata yang baik, memberikannya bantuan atau memberikannya sesuap nasi, walaupun orang tua tersebut hanya tetangga kita.

Dalam masyarakat kita sering kali ada kesalahan dalam menghormati orang tua. Sebagian masyarakat menjadikannya imam dimushola atau masjid meskipun bacaan salah (baik dari segi tajwid maupun hafalannya yang buruk). Penulis pernah menemukan imam yang sering kali salah dalam membaca ayat al-qur’an, misalnya dalam membaca surat al-‘alaq, setelah membaca ayat kelima, imam tersebut langsung membaca  ayat yang ketujuh hingga akhir surat. Hal ini tentu fatal karena jumlah ayat dalam surat tersebut menjadi berkurang, dan tentunya hal ini merupakan sebuah kesalahan fatal.

Dalam kasus lain, biasanya orang yang tua selalu pembaca doa dalam berbagai acara. Beberapa waktu yang lalu, penulis pernah menghadiri sebuah pernikahan teman, diakhir acara seorang yang sudah tua membaca sebuah doa, dan setelah penulis dengarkan ternyata doa tersebut adalah doa nur buat (nurun nubuwwah). Penulis tidak mengucapkan amin, karena orang tua tersebut hafalannya buruk dan banyak bacaan yang salah dan banyak kalimat yang hilang karena tidak hafal dengan baik. Terlepas dari perdebatan tentang doa tersebut yang akan segera dibahas. Kebiasaan yang terlalu menghormati orang tua seperti ini sangat buruk, untuk menjadi pembaca doa tidak harus menunggu tua, yang muda pun tidak mengapa asalakan baik bacaannya. Berdoa tidak harus menggunakan bahasa arab, bahasa jawa ataupun bahasa lainnya tetap bisa, karena Alloh Maha Tahu isi hati hamba-Nya.

Doa Nur Buat Dan Perdebatannya
Dalam masyarakat kita doa nur buat merupakan salah satu doa yang sangat terkenal dan banyak sekali orang yang mengamalkannya karena tergiur dengan berbagai faedahnya. Sebelum melangkah lebih jauh, berikut adalah lafadz bacaan doa nurbuat bahasa arab dan terjemahannya

اَللّٰهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ الْعَظِيْمِ ، وَذِى الْمَنِّ الْقَدِيْمِ ، وَذِي الْوَجْهِ الْكَرِيْمِ ، وَوَلِيِّ الْكَلِمَاتِ التَّآمَّاتِ ، وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَةِ ، عَاقِلِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ مِنْ اَنْفُسِ الْحَقِّ ، عَيْنِ الْقُدْرَةِ والنَّاظِرِيْنَ ، وَعَيْنِ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ ، وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْ لِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهُ لَمَجْنُوْنَ ، وَمَا هُوَ اِلاَّ ذِكْرٌ لِلْعَالَمِيْنَ ، وَمُسْتَجَابُ لُقْمَانَ الْحَكِيْمِ ، وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ الْوَدُوْدُ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ ، طَوِّلْ عُمْرِيْ ، وَصَحِّحْ اَجْسَادِيْ ، وَاقْضِ حَاجَتِيْ ، وَاَكْثِرْ اَمْوَالِيْ وَاَوْلَادِيْ ، وَحَبِّبْ لِلنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ ، وَتَبَاعَدِ الْعَدَاوَةَ كُلَّهَا مِنْ بَنِيْ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ، مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَي الْكَافِرِيْنَ ، وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ، اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا ، وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَاهُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ ، وَلَايَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ، وَسَلَامٌ عَلَي الْمُرْسَلِيْنَ ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Artinya :
Ya Allah, Zat Yang memiliki kekuasaan yang agung, yang memiliki anugerah yang terdahulu, memiliki wajah yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, penanggung Hasan dan Husain dari jiwa-jiwa yang haq, dari pandangan mata yang memandang, dari pandangan mata manusia dan jin.

Dan sesungguhnya orang-orang kafir benar-benar akan menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila, dan Tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam. Allah yang mengabulkan do’a Luqmanul Hakim dan mewariskan Sulaiman bin Daud A.S. Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih lagi memiliki singgasana yang Mulia, panjangkanlah umurku, sehatlah jasad tubuhku , kabulkan hajatku, perbanyakkanlah harta bendaku dan anakku, cintakanlah semua manusia, dan jauhkanlah permusuhan dari anak cucu Nabi Adam ‘alaihis sallam, orang-orang yang masih hidup dan semoga tetap ancaman siksa bagi orang-orang kafir. Dan katakanlah: “Yang haq telah datang dan yang batil telah musnah, sesungguhnya perkara yang batil itu pasti musnah.

Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Quran tidak akan menambah kepada orang-orang yang berbuat aniaya melainkan hanya kerugian. Maha Suci Allah Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir.Dan semoga keselamatan bagi para Rasul.Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.”

Menurut para ulama, ada banyak kejanggalan dalam doa tersebut baik dari segi tata bahasa maupun dari segi isi doa tersebut. Kejanggalan dalam doa nurbuat, diantaranya:

Pertama, kesalahan dalam tata bahasa. Teks bagian awal doa ini tidak sesuai dengan kaidah nahwu (tata bahasa Arab kalau dalam bahasa inggir disebut dengan grammar). Menurut para ahli teks yang keliru tersebut adalah (اللَّهُمَّ ذِى السُّلْطَانِ), yang seharusnya dibaca (ذَا) dengan hurup alif bukan (ذِى). Karena Munada Mudhaf harusnya mansub bukan majrur. Namun, anehnya, kesalahan semacam ini terjadi secara berulang-ulang, yaitu di bagian ma’thufnya.

Teks (وَذِى الـمَنِّ القَدِيم) seharusnya (وَذَا الـمَنِّ القَدِيم). Teks (وَذِى الوَجْه الكَرِيم) seharusnya (وَذَا الوَجْه الكَرِيم). Teks (وَوَلِيِّ الكَلِمَات التآمات) seharusnya (وَوَلِيَّ الكَلِمَاتِ التآمَاتِ) dengan harakat fathah.

Kedua, susunan kalimat yang tidak sistematis dan tidak memiliki kaitan. Pada bagian awal doa, isinya tentang memuji Allah, kemudian tiba-tiba dikutip ayat:

وَإِن يَكَادُ الذِّينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبصَارِهِم

“Hampir saja orang-orang kafir hendak menjatuhkanmu dengan pandangan mata mereka.”

Ayat tersebut menceritakan tentang sikap orang kafir yang hendak menyerang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan penyakit ‘ain (penyakit karena pandangan hasad), sehingga mereka bisa membunuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari jauh. Jika diperhatikan dengan baik, maka ayat ini tidak memiliki keterkaitan langsung ayat ini dengan pujian untuk Allah dalam bait sebelumnya.

Ketiga, isi permintaan yang tidak tepat. Dalam doa nur buat tersebut ada sebuah permintaan (طَوِّلْ عُمْرِي) “panjangkanlah umurku”. Meminta umur panjang bukanlah sebuah permintaan yang baik karena umur panjang belum tentu berkah. Akan lebih baik jika meminta keberkahan umur, bukan meminta umur panjang. Sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendoakan Anas bin Malik :

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari)

Dalam Fatawa as-Syimaliyah, Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin mengatakan bahwa tidak selayaknya kita mengucapkan semoga panjang umur secara mutlak, tanpa adanya kriteria yang lainnya. Panjang umur terkadang baik, dan juga bisa menjadi buruk. Dan manusia yang terburuk adalah manusia yang panjang umurnya dan jelek amalnya.

Keempat, keutamaan yang terlalu berlebihan. Dalam doa ini terdapat keutamaan bagi yang mau mengamalkanya dengan rutin dan terkadang amalan tersebut terlalu berlebihan. Diantara keutamaan yang aneh pada doa ini, misalnya
Jika dibaca pada malam jum’at dengan hitungan tertentu dapat bertemu dengan raja jin.
Jika dibaca pada sebuah kunyit dan kemudia ditanam, maka dapat berubah menjadi emas
Dapat disayangi oleh musuh, jika dibaca ketika hendak keluar rumah.
Dapat menjadi penjaga rumah dari gangguan jin, sihir, santet dan bahaya lainnya, jika ditulis lalu disimpan di dalam rumah.
Dan masih banyak lagi keutamaan yang lainnya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin doa nur buat berasal dari ajaran Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam karena terlalu banyak kejanggalan, sehingga tidak selayaknya untuk dibaca. Wallohu a’lam.

Referensi :
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Bukhari, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2008. Mukhtashar Shahih Bukhari. Versi chm
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Al-Jawab Al-Kafi Liman Saa’ala ‘An Ad-Dawa Asy-Syafi, Terjemahan : Isyan Basya, cetakan pertama. Bandung : Pustaka Hidayah
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim, 2008. Fawaaid, Terjemahan : Achmad Sunarto, cetakan pertama. Semarang : Pustaka Nuun
Ubaidillah, Abu Umar, 2017. Misteri Doa Yang Ditolak. Bandung : Bitread.
www.KonsutasiSyariah.com
Gambar hasil screenshoot dari film The Boss Baby

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

Powered by Blogger.