Hitam Putih Buku “Bukti-Bukti Gus Dur Itu Wali” #1


Dalam perjalanan penulis dalam mencari dan mengumpulkan buku-buku untuk koleksi perpustakaan pribadi, penulis menemukan buku yang berjudul “Bukti-Bukti Gus Dur Itu Wali”. Secara global penulis buku tersebut menyajikan beberapa bukti dan kesaksian dari beberapa orang yang menunjukkan bahwa Gus Dur adalah seorang wali.

Buku ini penuh dengan kesesatan-kesesatan, yang menurut mereka merupakan bukti bahwa Gus Dur itu wali. Yang penulis kritisi dalam buku ini adalah isi dari buku tersebut, bukan Gus Dur yang dijadikan bahan tulisan dalam buku ini. Dan insya Alloh penulis akan menyertakan beberapa dasar untuk menolak isi buku ini yang tergolong menyesatkan.

Buku ini  memiliki judul lengkap “Bukti-Bukti Gus Dur Itu Wali : Yang Kesaksiannya Tak Terbantahkan Dari Sahabat, Orang Dekat, Kolega dan Keluarga”, yang ditulis oleh Achmad Mukafi Niam dan Syaiful Amin, cetakan kedua Maret 2014, diterbitkan oleh penerbit Renebook dengan kata pengantar dari K.H. Said Aqil Siradj.

Dalam buku ini ada 14 tokoh terkenal yang didaulat sebagai endorser (pemberi komentar) buku ini. Penulis tidak tahu secara jelas apa tujuan dari endorsment ini, apakah untuk memperkuat tulisan penulis buku tersebut ? Atau hanya untuk meningkatkan penjualan buku ini ? Dan yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah para endorser telah membaca isi buku ini dengan teliti atau belum ? Dan apakah mereka hanya memberi endorsment berdasarkan gambaran dari sinopsis yang diberikan penulis buku tersebut ? Karena jika mereka membacanya, niscaya mereka akan menemukan hal-hal yang aneh dalam buku ini, terkecuali mereka yang juga membenarkan seluruh isi buku ini.

Menurut penulis, dalam buku ini ada beberapa yang tulisan yang bisa menyesatkan bagi beberapa orang, diantaranya yang pertama, Gus Dur wali berbagai agama. Dalam halaman 16, mereka menuliskan

Keberadaan Gus Dur juga dianggap sebagai pelindung kelompok minoritas. Mereka melihatnya sebagai orang yang sudah dianugerahi kemampuan itu. Ada sesuatu diluar kemanusiaan pada diri Gus Dur yang tidak dimiliki oleh orang lain. “Gus Dur bukan tanpa kesalahan dan kelemahan, tetap ia orang baik yang membawa kebaikan dan membawa berkah bagi orang banyak,” tandas Bruinessen.

Saat menjelang reformasi, ia bertemu dengan seorang keturunan Cina yang sangat percaya Gus Dur akan melindungi. Padahal mereka tahu, Gus Dur adalah orang yang memimpin ormas Islam terbesar di Indonesia. Ia juga pernah bertemu seorang pendeta Katolik yang mengatakan, Gus Dur itu dianugerahi kelebihan yang luar biasa oleh Allah. Karena dalam agama Katolik juga mengenal konsep kewalian.

Sebelum membahas masalah isi bacaan tersebut, penulis ingin membahas babnya terlebih dahulu. Bab tersebut diberi judul “Wali Berbagai Agama”. Pernulis tidak tahu kenapa mereka memberi judul seperti itu, apakah karena Gus Dur pemimpin ormas islam terbesar, lantas ada keturunan Cina yang meminta perlindungan padanya dan karena dalam Katolik juga ada konsep kewalian, lantas Gus Dur dianggap wali berbagai agama ?. Jika halnya demikian, ini sama saja dengan membenarkan ajaran mereka (non islam). Padahal antara islam dengan agama lainnya memiliki perbedaan ideologi mendasar antara konsep ketuhanan dengan tauhid, perbedaan dalam adab, perbedaan dalam akhlak dan lain sebagainya. Sehingga islam tidak bisa disamakan dengan agama lainnya.

Terkait masalah menolong orang lain (baik muslim maupun non muslim), memang sudah diajarkan dalam islam, banyak sekali hadis yang menjelaskan tentang tolong menolong dan berbuat baik, diantaranya adalah untuk berbuat baik kepada tetangga

عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْخُزَاعِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ

Dari Abu Syuraih Al Khuza'i radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berlaku baik terhadap tetangganya. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam" (HR. Muslim)

Dalam hadis ini kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga, menghormati tamu dan berbicara yang baik dengan semua orang, walaupun berbicara dengan orang yang beda agama.
Tak hanya kepada manusia bahkan dalam agama islam kita juga harus berbuat baik kepada binatang dan tidak menyakitinya.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ

Dari Abdullah bin Umar radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, "Ada seorang wanita yang disiksa {di neraka} lantaran ia pernah menyiksa kucing. Wanita tersebut mengurung kucing itu sampai mati, maka ia pun masuk neraka karenanya. Ia tidak memberinya makanan dan minuman, tetapi mengurungnya serta tidak membiarkannya untuk mencari makan serangga yang ada di muka bumi ini." (HR. Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنْ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ مِنِّي فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي هَذِهِ الْبَهَائِمِ لَأَجْرًا فَقَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, "Ketika seorang laki-laki sedang berjalan di sebuah jalan, tiba-tiba ia merasa haus. Tak lama kemudian ia menemukan sebuah sumur air. Lalu ia pun turun ke dalam sumur tersebut untuk meminum airnya. Tak lama kemudian ia keluar dari dalam sumur dan tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang menjulurkan lidahnya sambil menjilat tanah, karena hausnya. Laki-laki itu berkata, 'Anjing ini pasti sangat haus seperti yang saya alami tadi.' Kemudian laki-laki tersebut turun lagi ke dalam sumur untuk mengisikan air ke dalam terompahnya. Setelah itu ia bawa terompah berisi air tersebut ke atas dengan cara menggigitnya dan meminumkannya kepada anjingyang kehausan itu. Dengan perbuatannya itu, Allah membalas kebaikannya dan mengampuni segala dosanya. Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita akan mendapat pahala jika kita berbuat baik dan sayang kepada binatang peliharaan kita?' Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Menyayangi setiap makhluk yang bernyawa akan mendapatkan pahala." (HR. Muslim)

Lihatlah bagaimana islam menghargai makhluk hidup, walaupun anjing termasuk binatang yang najis, kendati demikian, islam tetap memberikan pahala kepada orang yang menyayanginya. Dan orang yang menyakiti binatang juga akan mendapatkan dosa. Jika menolong binatang, yang nota bene tidak memiliki akal pikiran, lantas bagaimana dengan menolong manusia, tentu juga akan mendapatkan pahala, sehingga tidaklah tepat disebut wali berbagai agama hanya karena menolong orang yang beda agama.

Kedua, sholat jum’at di Mekkah. Pada halaman 20, mereka menuliskan bahwa Teungku Beurahim Waylasering sholat jum’at di Mekkah, seperti yang dituliskan dalam kutipan dibawah ini

Orang yang dihormati Gus Dur tersebut ternyata adalah almarhum Teungku Ibrahim Woyla dari Woyla, Aceh Barat. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh. Masyarakat Aceh memanggilnya “Teungku Beurahim Wayla” dan percaya bahwa ia sering menunaikan sholat jum’at di Mekkah dan kembali pada hari itu juga.

Sholat jum’at merupakan sholat yang waktunya telah ditentukan oleh Alloh, yaitu pada waktu dhuhur pada hari jum’at. Secara logika dan ilmu pengetahuan yang kita ketahui selama ini, perbedaan letak suatu daerah menyebabkan perbedaan waktu, semakin dekat jarak suatu daerah, semakin sedikit pula selisih waktunya. Dan semakin jauh jarak suatu daerah, semakin besar pula selisih waktunya. Begitu pula dengan Indonesia dan Mekkah, selisih waktu Indonesia dan Mekkah kurang lebih 4 jam. Jika di Indonesia jam 12 siang, di Mekkah masih jam 8 pagi dan jika di Mekkah jam 12 siang, maka di Indonesia sudah jam 4 sore, yang artinya Indonesia 4 jam lebih awal dari pada Mekkah.

Jika mengacu selisih waktu di atas, maka tidak mungkin seseorang yang berada di Indonesia melakukan sholat jum’at di Mekkah, karena ketika di Indonesia masuk waktu dhuhur, di Mekkah masih waktu dhuha, dan ketika di Mekkah masuk waktu dhuhur di Indonesia sudah masuk waktu ‘ashar. Dengan demikian, bagaimana mungkin seseorang sholat jum’at disana.

Referensi :
Al-Albani, M. Nashirudin. 2006. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Albani, M. Nashirudin. 2006. Ringkasan Shahih Bukhari. Jakarta : Gema Insani Press
Achmad Mukafi Niam dan Syaifulloh Amin. 2014. Bukti-Bukti Gus Dur itu Wali : 99 Kesaksian Tak Terbantahkan dari Sahabat, Orang Dekat, Kolega dan Keluarga . Jakarta : Renebook

Related Posts:

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Powered by Blogger.