Ulang Tahun : Tradisi Islami Atau Jahili ?

Beberapa tahun ini, didesa-desa kecil sudah mulai tampak ramai sebuah perayaan untuk merayakan ulang tahun seseorang. Tak hanya dewasa, bahkan anak kecil pun juga mulai dirayakan ulang tahunnya. Jika yang merayakan non muslim tidak mengapa karena dalam islam sudah jelas lakum dinukum waliyadiin. Masalahnya adalah perayaan ini juga dirayakan oleh orang-orang islam, dan bahkan juga keluarga yang mana anggota keluarganya dipandang mempunyai ilmu agama yang lebih.

Asal-Usul Ulang Tahun
Dalam islam, kita diperintahkan untuk berilmu dulu sebelum melakukan sebuah amalan dan juga berucap. Karena ucapan dan perbuatan yang tanpa didasari ilmu akan membahayakan dirinya sendiri. Begitu pula dengan perayaan ulang tahun, sebelum melakukannya kita harus tahu asal-usulnya terlebih dahulu.

Menurut beberapa literatur, tradisi ulang tahun mempunyai beberapa versi. Pertama adalah tradisi meniup lilin. Tradisi ini diadakan untuk penghormatan terhadap Dewi Artemis (Dewi kelahiran, Dewi hewan liar, Dwei Perawan dan Dewi Pemburu), Dewi Yunani kuno. Dewi Artemis memiliki saudara kembar yang bernama Apollo (Dewa Matahari). Para ahli mencatat bahwa kue pertama kali diberikan dikuil Artemis yang diatasnya ditambah dengan lilin, yang dimaknai dengan sinar dan kilaun layaknya pancaran rembulan.

Kedua, tradisi ulang tahun berasal dari fir’aun. Pada mulanya pharaoh/fir’aun adalah sebutan bagi tetua lembah sungai Nil. Gelar ini diberikan karena masyarakat Mesir kuno membutuhkan pemimpin yang mengatur batas-batas tanah dan juga kehidupan masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu gelar ini digunakan oleh seluruh penguasa Mesir kuno dalam setiap periode. Fir’aun dipercaya dapat berinteraksi dengan dengan Dewa. Tradisi ulang tahun juga bermula dari sitem penanggalan yang ditemukan pada saat itu.

Bagaimana Islam Memandang ?
Dalam islam rasa syukur kepada Alloh atas umur yang telah diberikan-Nya tidak harus dengan ulang tahun, terlebih tradisi tersebut bukan berasal dari islam. Dan terlebih lagi tradisi tersebut dilarang dalam islam. Rasululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam bersabda

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”. (HR Abu Dawud, hasan)

Cukuplah hadis ini sebagai bantahan terhadap orang-orang yang membenarkan tentang tradisi perayaan ulang tahun. Apakah alasan untuk menghargai orang terdekat yang telah mempersiapkan perayaan tersebut kita akan mengesampikan kebenaran ? Dan lebih jelas lagi adalah jika kita tetap membenarkannya, maka sedikit demi sedikit kita akan mengikuti semua ajaran orang-orang yahudi dan nasrani. Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ.

“Kelak kalian akan mengikuti ajaran orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka masuk ke dalam liang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka.' Kami, para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah yang kami ikuti itu adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?" Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR. Muslim)

Untuk bersyukur atas segala karunia Alloh, termasuk umur, seharusnya kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang lebih berguna, karena hal tersebut justru akan membuahkan pahala bagi kita sendiri dan keluarga.

Referensi :
‘Abdussalam, Syaikh Muhammad, 2005. As-Sunan Wa Al-Mubtada’at Al-Muta’alliqah Wa Ash-Shalawat, Terjemahan : Achmad Munir Awood Badjeber dan Imam Sulaiman, cetakan kedelapan. Jakarta : Qisthi Press
Syamsuddin, Zainal Abidin bin, 2015. 101 Cara Mudah Mendidik Keluarga. Jakarta : Pustaka Imam Bonjol.
Al-‘Adawi, Mushthafa, 2006. Fiqh Tarbiyatul Abnaa’ Wa Thaa-ifatun Min Nashaa-ihil Athibbaa’, Terjemahan : Beni Sarbeni, cetakan pertama. Bogor : Pustaka Al-Inabah
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, 2005. Mukhtashar Shahih Muslim, Terjemahan : Elly Lathifah, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Asyqar, Umar Sulaiman, 2005. Maqaashidul Mukallafin (1) : An-Niyyat Fil Ibadaat, Terjemahan : Faisal Shaleh, cetakan pertama. Jakarta : Gema Insani Press
Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, 1999. Fiqhul Mar’atil Muslimah, Terjemahan : Zaid Husein Alhamid, cetakan ketiga. Jakarta : Pustaka Amani
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir, 2006. Minhajul Muslim, Terjemahan : Irwan Raihan, cetakan pertama. Solo : Media Insani Publishing
http://4.bp.blogspot.com/-fAA7ouUbfZM/Vcl03fo6IgI/AAAAAAAASYU/VPJIrPANAtY/s640/Gambar%2BKue%2BUlang%2BTahun%2B18.jpg
http://www.salamdakwah.com/baca-forum/ulang-tahun-kaitannya-dengan-ibadah-agama-lain-dan-asal-usul-kue-ulang-tahun.html
http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.co.id/2011/07/ulang-tahun-adalah.html
http://www.tentik.com/yuk-telusuri-10-fakta-asal-usul-tradisi-ulang-tahun/

Related Posts:

No comments:

Post a Comment

Bagi para pengunjung web ini, diharapkan untuk memberikan komentar, kritik atau saran demi semakin baiknya kualitas web yang dikelola admin. Jika ada yang berniat untuk mengkopi artikel harap menuliskan sumbernya, berupa URL artikel yang dicopy. Jika ada yang ingin artikelnya ditampilkan di web ini harap mengirimkan ke orangelifes@gmail.com.

:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

Powered by Blogger.